RAMBUT KEPALAMU TERHITUNG SEMUANYA

RAMBUT KEPALAMU TERHITUNG SEMUANYA
( Matius 10 : 24-33 )

Matius meneruskan laporannya tentang pengajaran Yesus. Pertama-tama Yesus mengatakan bahwa seorang murid tidak melebihi guruNya dan seorang hamba melebihi tuannya. Cukuplah kalau murid sama dengan guruNya dan hamba sama dengan tuannya. Yesus memulai perkataannya kepada para muridNya dengan menekankan relasi murid dan guru, hamba dengan tuan. Para murid hendak diingatkan bahwa masa depan mereka tidak akan melebihi diriNya sebagai Guru dan Tuhan. Semua penderita an dan kemalangan para murid tidak akan melebihi diriNya sebagai Maestro. Yesus akan mengalami Paskah di Yerusalem, para muridNya juga akan mengalami hal yang sama. Mereka akan ditolak, dianiaya dan dibunuh dengan cara yang sama dengan diriNya. Untuk itulah Yesus mengharapkan agar para muridNya jangan takut. Mereka harus berani dan gigih dalam memberi kesaksian sebagai murid.

Selanjutnya Yesus berbicara tentang semangat kemartiran para muridNya. Ia mengingatkan para murid untuk tidak takut terhadap mereka yang hanya bisa membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Mereka harus takut kepada Dia yang berkuasa untuk membunuh tubuh dan jiwa di dalam neraka. Para murid sejati hendaknya tidak takut terhadap segala penderitaan yang mereka tanggung akibat perbuatan manusia. Roh Kudus akan meringankan segalanya dan membantu pembelaan mereka di hadapan manusia. Roh Kudus akan meletakkan kata-kata di atas lidah para murid untuk bersaksi tentang Yesus. Mereka justru harus memiliki sikap takut akan Allah. Dialah sang Pencipta dan Penguasa segala sesuatu di dalam hidup kita. Sikap takut akan Allah membuat kita menjadi rendah hati di hadiratNya.

Sabda Tuhan pada hari ini membantu kita untuk menyadari kehadiran kita di hadiratNya. Di hadiratNya kita adalah ciptaan yang memiliki banyak kekurangan berupa dosa dan salah. Hal terpenting adalah kerendahan hati kita untuk menerima semua rencana dan kehendakNya. Ia menderita, kita juga belajar menderita sepertiNya

Ia membuat kita bahagia, kita juga membahagiakan sesama. Ia mengasihi kita kita juga mengasihiNya dan mengasihi sesama kita

Maka jangan takut karena tidak ada sesuatu apa pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Tuhan selalu hadir tepat pada waktunya pada diri pribadi tertentu untuk mendamaikan dan mengampuni. Apakah kita berani mengampuni saudara yang bersalah kepada kita?

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget