Yoh. 15:12-17 Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan Paskah ke-5, 15 Mei 2020

SALING MENGASIHI
( Yohanes 15 : 12-17 )

Injil Yohanes 15:12-17  sarat dengan kosakata yang berhubungan dengan gagasan “kasih”: saling mengasihi”, “tinggal dalam kasih” “memberikan nyawa demi sahabat-sahabatnya” 

Baik diingat, petikan ini diangkat dari bagian Injil Yohanes yang menyampaikan pengajaran Yesus kepada para murid selama perjamuan malam terakhir ( Yoh 13:31-17:26 )

Para murid perlu belajar hidup terus tanpa kesertaan Yesus seperti biasa. Mereka diajarnya membangun kebersamaan dalam ujud lain. Dengan tujuan itulah kiranya diberikan pesan-pesan mengenai saling mengasihi dan sepenanggungan

Kata-kata Yesus yang disampaikan Injil Yohanes ini adalah bagian pesan-pesan yang diucapkannya pada sebuah kesempatan khusus, yakni perjamuan malam terakhir bersama murid-muridnya

Pada awal perjamuan Yesus menyebutkan, salah seorang dari mereka akan menyerahkannya ( Yoh 13:21-30 ). Hubungan guru-murid yang hingga saat itu baik mulai terganggu oleh kekuatan gelap. Kelompok ini tidak lepas dari kelemahan manusiawi juga.

Yohanes menceritakan semua ini lama setelah peristiwa itu terjadi. Namun baginya jelas, itulah saatnya Iblis memakai cara-cara manusiawi juga untuk berusaha menggagalkan kehadiran ilahi di tengah-tengah manusia

Menarik diperhatikan perkembangan pergulatan antara dua kekuatan ini. Allah memakai ujud manusia untuk menjalankan karya penebusan – yakni Yesus yang lahir dan berada di tengah-tengah manusia

Kekuatan-kekuatan yang melawan karya Allah itu kini juga memakai ujud manusia pula. Dan bukannya keduanya tidak saling mengenal. Justru mereka amat dekat satu sama lain

Pengajaran Yesus kepada para murid selama Perjamuan terakhir itu menurut Yohanes disampaikan “setelah Yudas pergi” ( Yoh 13:31 ) Keterangan ini amat penting

Yudas Iskariot yang sudah kerasukan Iblis itu tidak lagi ada di situ ketika Yesus mengajar mengapa para murid hendaknya saling mengasihi

Dengan perginya Yudas dari kelompok itu hendak dikatakan bahwa waktu itu kekuatan jahat tidak hadir mengancam kelompok tadi

Kata-kata Yesus mulai saat itu boleh diterima para murid tanpa khawatir dikelirukan oleh kekuatan-kekuatan yang bisa mengalihkan maksudnya

Semua yang dikatakannya dari saat itu hingga nanti ditangkap di sebuah taman di seberang sungai Kidron ( Yoh 18 ) bebas dari kehadiran yang jahat.

Yohanes hendak menunjukkan bagaimana kekuatan-kekuatan gelap itu bisa juga memakai cara-cara yang dipakai Allah sendiri

Satu-satunya cara untuk bertahan ialah saling menopang dengan saling berbagi ingatan mengenai Kabar Gembira yang dibawakan sang Guru mereka

Jangan ada yang satu merasa lebih besar dari yang lain, apalagi saling merahasiakan pengetahuan dan ingatan. Inilah saling mengasihi dalam arti yang paling dasar

Awal dan akhir petikan ini berbicara mengenai kasih antara Yesus dan Bapanya yang menumbuhkan kasih antara Yesus dengan para murid ( Yoh 15: 9 ).

Di akhir petikan ini kita dengar Yesus berkata, “Kuperintahkan kepadamu: hendaknya kalian mengasihi satu sama lain!” ( ay. 17 ). Begitulah terjemahan harfiahnya. Terasa ditekankan bagian yang mengharapkan agar para murid saling mengasihi

Tujuan saling mengasihi di situ ialah membangun komunitas para murid sehingga tiap orang mendapat ruang hidup yang layak

Bagaimana saling mengasihi itu dapat dibahasakan bagi zaman now?  Boleh jadi gagasan sepenanggungan, atau solidaritas bisa membantu

Bila ada solidaritas orang mulai mudah saling percaya. Dan bila orang mulai makin saling percaya hubungan-hubungan selanjutnya bisa terbangun. Juga kesulitan pun menjadi perkara yang tidak lagi membuat putus asa. Inilah bagian “pengetahuan” terakhir yang diturunkan Yesus sang Guru kepada murid-muridnya

Setiap orang dapat menghidupkan apa itu kasih kepada sesama dengan pelbagai cara. Ini spiritualitas yang kreatif. Itulah Injil yang bersumber pada Yesus sendiri

Jumat, 15 Mei 2020
Pekan Paskah V
¤ Kis.15:22-31
¤ Mzm. 57:8-9,10-12
¤ Yoh. 15:12-17
"Amor gignit amorem"
~ Kasih melahirkan kasih ~
   Inilah kesadaran para muridNya.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus mengasihi  dan mengangkat martabat  para muridNya menjadi sahabat-sahabatNya.
   Adapun makna  'kesadaran' para murid dan 'kasih' Yesus ini bagi kita, antara lain:
1. Pengorbanan
   Di dalam peristiwa Paskah, Yesus telah menunjukkan kasihNya melalui pengorbanan sampai tuntas di kayu salib dan bangkit dengan mulia.
   Di sinilah kita diajak menghayati bahwa Yesus adalah sumber cinta kasih yang benar. Yesus tak hanya berbicara bahwa Dia mengasihi kita tapi Dia juga rela berkurban untuk mewujudkan cinta kasihNya itu. Jadi kita diajarkan kebenaran cinta kasih yang dibangun di atas pengorbanan diri  yakni perbuatan nyata dalam kebenaran.
2. Perutusan
   Yesus mengutus para murid untuk saling mengasihi  seperti Ia sendiri telah mengasihi mereka sebagai sahabat dengan saling memberi diri.
   Di sinilah kita diajak menyadari bahwa kita dipilih menjadi 'sahabat Tuhan' dan diutus untuk berbuah aneka kebajikan rohani.
   Saudaraku, mari bersyukur karena Allah telah menetapkan dan memilih kita untuk jadi sahabat-sahabat-Nya serta mengutus kita pergi agar dapat menghasilkan banyak buah yang menyelamatkan banyak jiwa.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang terus berupaya mengasihiNya. Amin.

Yoh.15:12-17 ~ Jumat
"Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, tetapi Aku menyebut kamu sahabat."
Bukan karena jasa-jasa, kehebatan, garis keturunan, tapi HANYA KARENA BELAS KASIH Allah kita dijadikan SAHABAT. Sungguh suatu KEHORMATAN bahwa Yesus membuka RAHASIA RELASINYA dengan Bapa kepada kita. 
Saudaraku, apakah Anda berani BERTINDAK SESUAI DENGAN STATUS Anda sebagai SAHABAT Yesus? BERANIKAH Anda 'CURHAT' RAHASIA Anda kepada Yesus?
JLU.

DOA:
Ya Tuhan, ajarilah kami untuk senantiasa berani mewujudkan iman kami dalam tindakan kasih kepada sesama kami. Semoga kami tidak takut untuk berbuat baik kepada sesama kami. Ajarilah kami untuk bisa menjadi penyalur kasih di dalam kehidupan kami. Tuhan, sertailah kami senantiasa dengan kasih-Mu. Amin.

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan Paskah ke-5, 15 Mei 2020

 DALAM CINTA DAN UNTUK CINTA

 Renungan kita pada hari ini bertema: Dalam Cinta dan Untuk Cinta. Maksud tersirat dalam kalimat ini ialah kita diciptakan oleh Tuhan Allah, melalui perkawinan orang tua kemudian dilahirkan ibu kita masing-masing, adalah suatu kejadian dalam cinta dan untuk mencintai. Kehidupan itu ada ialah karena cinta.             

Sumber atau pokok yang membuahkan kita adalah cinta itu sendiri, seperti yang dikatakan dalam 1 Yohanes 4, 8 bahwa Allah itu adalah kasih, Deus caritas est. Dan buah-buah dari hidup iman kita adalah cinta itu sendiri. Ini dapat terjadi karena kita selalu terhubung dengan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai pokok anggur, dan kita semua adalah ranting-rantingnya.

Hubungan cinta ini ditandai oleh perbuatan cinta terbesar Yesus Kristus, yaitu mengorbankan diri-Nya, atau mati dengan sangat keji, demi kebaikan dan keselamatan kita semua. Cinta terbesar inilah yang diwariskan kepada kita, supaya kita juga dengan cara kita masing-masing dapat berkorban diri demi kebaikan dan keselamatan sesama yang membutuhkan tindakan cinta kasih.

Jadi kita hidup "dalam cinta dan untuk cinta" bersumberkan pada persatuan dengan Yesus Kristus sebagai pokok kehidupan.  Paling kurang ada empat poin untuk menjelaskan kebenaran ini. Pertama, Tuhan telah menyirami cinta-Nya ke dalam hati kita. Ini terjadi pertama kali saat pembaptisan, dan selanjutnya melalui siraman firman-Nya, sentuhan berkat-Nya, pelukan kasih-Nya yang kita terima setiap hari. Gereja Perdana di Antiokhia sungguh dipenuhi oleh cinta kasih Tuhan melalui firman dan ajaran untuk diikuti oleh seluruh Gereja.

Kedua, Yesus sendiri perlakukan kita sebagai sahabat, dan bukan sebagai hamba. Karena itu dalam hubungan sebagai sahabat ini, Ia akan selalu mengajarkan dan memberikan kita contoh bagaimana mengasihi sedemikian total seperti yang telah dilakukan-Nya. Ketiga, komitmen cinta ialah sampai mati. Sekecil atau sesederhana apa pun cinta itu, isinya ialah berkorban dan kalau berkorban berarti orang harus mengalami kematian dari dirinya baik sebagian maupun seluruh dirinya.

Kalau kita mantap untuk mati dalam perbuatan-perbuatan cinta yang sederhana, kita akan sangat siap untuk mati dalam cinta yang lebih besar. Keempat, cinta itu dalam perwujudannya, menghasilkan buah. Misalnya saya gembira menyambut dengan senyum dan menyalami tamu yang datang, buahnya ialah, tamu itu akan menjadi betah dan menjadi sahabatku. Karena cinta yang tidak menghasilkan buah yang baik, itu adalah kebohongan, kepalsuan dan pengkhianatan.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana Engkau telah mengajarkan dan memberikan kami contoh untuk mencintai dengan benar, kuatkanlah kami selalu untuk tetap berada di dalam cinta-Mu itu dan semoga kami selalu mencintai sesama kami tanpa bosan dan lelah. Salam Maria penuh rahmat...  Dalam nama Bapa...


Selamat Pagi Saudara🟫🟀

Hari ini Jumat, 15 Mei 2020
Hari Jumat Pekan V Paskah

Marilah Berdoa:🟫🟀
Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin. 
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Saling mengasihi sesama satu dengan yang lain itu dapat diungkapkan dengan tidak menanggungkan beban kepada orang lain selain yang perlu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Kitab SuciπŸ“–
1. Kis. 15:22-31
2. Yoh. 15:12-17
(Saudara, kemarin kita telah merenungkan Yoh. 15:12-17, hari ini kita baca Kis. 15:22-31. Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)

Memahami Kis. 15:22-31
🟫30 Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. 
(♡ Di Antiokhia ada beberapa saudara yang percaya kepada Yesus mengajarkan, bahwa: Jika kamu tidak di sunat menurut adat Yahudi seperti yang di wariskan Musa, maka kamu tidak selamat. 
♡ Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pengajaran dari para saudara itu.
♡ Untuk menyelesaikan permasalahan sunat ini, para rasul berkumpul di Yerusalem untuk mengadakan konsili/ sidang.
♡ Saat konsili beberapa orang, dari golongan Farisi yang menjadi murid Yesus, berpendapat: Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan mengikuti Hukum Musa.
♡ Petrus berpendapat: Allah berkehendak menerima mereka, dari bangsa lain, sebab Allah juga mengaruniakan Roh Kudus kepada mereka sama seperti kepada mereka dari golongan Yahudi. Setelah menyucikan hati mereka oleh iman, orang bangsa non Yahudi dan bangsa Yahudi tidak ada perbedaan. Mengapa kamu mencobai Allah dengan meletakkan pada murid-murid bukan Yahudi dengan kuk yang tidak dapat di pikul. 
♡ Paulus dan Barnabas pun menceritakan berbagai tanda dan mujizat yang di lakukan Allah lewat perantaraan mereka yang bukan keturunan Yahudi.
♡ Kemudian Yakobus, menyitir pernyataan para nabi yang tertulis di kitab suci untuk meneguhkan pernyataan Petrus, Paulus dan Barnabas.
♡ Akhirnya konsili/sidang menghasilkan kesepakatan: Murid Yesus TIDAK BOLEH MENIMBULKAN KESULITAN bagi mereka dari bangsa lain yang berbalik kepada Allah.
♡ Mereka memutuskan untuk mengutus Barsabas dan Silas bersama dengan Paulus dan Barnabas pergi ke Antiokhia.  )

🟫23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: “Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. 
24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. 
25 Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, 
26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. 
27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. 
28 Sebab adalah KEPUTUSAN ROH KUDUS DAN KEPUTUSAN KAMI, SUPAYA KEPADA KAMU JANGAN DITANGGUNGKAN LEBIH BANYAK BEBAN DARI PADA YANG PERLU INI : 
29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.”
(■ Hasil konsili di tuliskan dan dengan mengutus Barsabas dan Silas membawa hasil konsili ke umat di Antiokhia. 
■ Hasil konsili: Tidak menanggungkan lebih banyak beban dari meminta  UNTUK MEMELIHARA HATI YANG SUCI DAN MURNI.
■ Sunat hati lebih penting dari sunat fisik.)

🟫30 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. 
31 Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
(■ Barsabas/ Yudas dan Silas sambil membawa keputusan konsili ke Antiokhia. 
■ Jemaat di Antiokhia bergembira mendengar keputusan itu.)

Merenungkan🟫🟀
🟀 Dari Yoh. 15:12-17 yang kita renungkan kemarin, kita di minta Yesus untuk mengasihi Tuhan dan saling mengasihi di antara sesama.

🟀 Dari Kis. 15:1-31, kita bisa belajar bagaimana jemaat perdana mengaplikasikan mengasihi Tuhan dan sesama:
1. Saat ada permasalahan di dalam jemaat Antiokhia berkaitan dengan sunat, Petrus, para rasul dan pemuka umat duduk berdoa bersama, berbicara dan mencari penyelesaian bersama seturut kehendak-Nya.
2. Mereka semakin toleran di dalam menyikapi yang bukan inti iman Kristiani dan tetap menghayati dengan teguh yang menjadi inti utama iman Kristiani.
3. Semangat mengasihi adalah semakin tidak mempersulit atau memberi beban kepada orang lain; sebaliknya menolong orang lain.

🟀 Bagaimana  saya dalam mengasihi orang lain?

Doa Permohonan🟫🟀
Tuhan Yesus, lewat salib Engkau mengajarkan: kasih adalah kurban. Orang semakin mampu mengasihi semakin mampu berkurban dan berani menanggung beban atas kelemahan orang lain. Tuhan bantu kami tumbuh dalam hidup rohani agar kami mampu menanggung beban orang lain, bukannya memberi beban orang lain.  mohon....

Hening🟫🟀
(Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus) 

Doa Penutup🟫🟀
Tuhan Yesus, orang yang hidup rohaninya yang semakin mendalam, mereka semakin mencintai Engkau juga sesama dan tidak suka memberi beban hidup kepada sesama. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Tuhan sertamu – dan sertamu juga.

Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.

Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin

πŸŸ«πŸŸ€πŸ™πŸΌ✝πŸ“–πŸŸ€πŸŸ«
πŸ›πŸ›πŸ›πŸ”œπŸ¦‹πŸ¦‹πŸ¦‹

Teriring doa dari Karmel

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget