Sikap adalah pilihan pribadi

Apabila pikiran dipenuhi hal negatif, sehingga keluar sikap buruk seperti murung, putus asa, dendam

Kita tidak boleh menyalahkan orang lain atau kondisi di sekitar, sebab itu pilihan kita

Seandainya kita mau mengubah pikiran ke hal yang optimis dan positif, maka sikap kita pun akan mengikuti

Uniknya dalam waktu yang bersamaan, otak tidak dapat memikirkan dua hal sekaligus

Marilah hari ini kita memikirkan semua yang benar, mulia, manis, sedap didengar, baik, dan patut dipuji

Mungkin hidup anda saat ini sungguh terasa pahit, getir, dan sulit, tetapi marilah kita berusaha untuk melakukannya

Sejatinya kita dapat melakukan hal ini jikalau kita memilih untuk menambatkan hati kepada Allah; memenuhi hati dengan kasih kepada orang lain

Maka derita hanya bisa mengurung tubuh. Sedangkan pikiran kita tetap dipenuhi oleh semua yang benar, mulia, manis, sedap didengar, bajik, dan patut dipuji

Jika anda sedang susah, mengapa harus menjadi lebih susah dengan memilih sikap pesimis atau negatif?

Ayo bangkitlah. Saat inilah saat yang tepat untuk bangkit dari jatuh


Baca Juga:


MENJADi MANUSIA YANG BAHAGIA

Homili Sri Paus sangat bagus sebagai pegangan menjalani hidup di tahun baru 2019

MENJADi MANUSIA YANG BAHAGIA

Alih bahasa oleh Rm. Ignatius Ismartono, SJ

"Engkau mungkin memiliki kekurangan, merasa gelisah dan kadangkala hidup tak tenteram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot.
Ada banyak orang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu.

Aku ingin mengingatkanmu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan.
Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan.

Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan.

Bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan.

Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.

Menjadi bahagia adalah mengakui bahwa hidup ini berharga, meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat-saat krisis.

Menjadi bahagia bukanlah sebuah takdir, yang tak terelakkan, melainkan sebuah kemenangan bagi mereka yang mampu menyongsongnya dengan menjadi diri sendiri.

Menjadi bahagia berarti berhenti memandang diri sebagai korban dari berbagai masalah, melainkan menjadi pelaku dalam sejarah itu sendiri.

Bukan hanya menyeberangi padang gurun yang berada diluar diri kita, tapi lebih dari pada itu, mampu mencari mata air dalam kekeringan batin kita.

Menjadi bahagia adalah mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat kehidupan.

Menjadi bahagia bukan merasa takut atas perasaan kita. Melainkan bagaimana membawa diri kita. Untuk menanggungnya dengan berani ketika diri kita ditolak.

Untuk memiliki rasa mantap ketika dikritik, meskipun kritik itu tidak adil.

Dengan mencium anak-anak, merawat orang tua, menciptakan saat-saat indah bersama sahabat-sahabat, meskipun mereka pernah menyakiti kita.

Menjadi bahagia berarti membiarkan hidup anak yang bebas, bahagia dan sederhana yang ada dalam diri kita; memiliki kedewasaan untuk mengaku "Saya Salah", & memiliki keberanian untuk berkata "Maafkan Saya" ...

Memiliki kepekaan untuk mengutarakan "Aku membutuhkan kamu" ; memiliki kemampuan untuk berkata "Aku...

Dengan demikian hidupmu menjadi sebuah taman yang penuh dengan kesempatan untuk menjadi bahagia.

Di musim semi-mu, jadilah pecinta keriangan. Di musim dingin-mu, jadilah seorang sahabat kebijaksanaan.

Dan ketika engkau melakukan kesalahan, mulailah lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan lebih bersemangat dalam menjalankan kehidupan.

Dan engkau akan mengerti bahwa kebahagiaan bukan berarti memiliki kehidupan yang sempurna, melainkan menggunakan airmata untuk menyirami toleransi, menggunakan kehilangan untuk lebih memantabkan kesabaran, kegagalan untuk mengukir ketenangan hati, penderitaan untuk dijadikan landasan kenikmatan, kesulitan untuk membuka jendela kecerdasan.

Jangan menyerah... Jangan berhenti mengasihi orang orang yang engkau cintai.....
Jangan menyerah untuk menjadi bahagia karena kehidupan adalah sebuah pertunjukan yang menakjubkan.

Dan engkau adalah seorang manusia yang luarbiasa!"

 Paus Fransiskus


Baca Juga:


HARAPAN IMAN KASIH.

Berpikir yang baik,
Berbicara yang baik,
Melakukan yang baik.
Ketiga hal ini, dengan rahmat Tuhan, akan membawa manusia sampai ke surga.

Berdoa, membaca bacaan yang baik, sering menerima sakramen, dengan disertai watak yang baik, dan terutama; meniadakan kemalasan. Hal-hal ini, percayalah, adalah sarana-sarana untuk menguduskan dirimu.

Disini, di bumi, dukacita dan sukacita adalah sementara. Seperti hal nya musim berubah, begitu juga dengan manusia. Dalam kesedihan, akan ada penghiburan. Tanpa pencobaan dan godaan, seseorang tak akan mendapat pengalaman spiritual. Jadi, jangan terlalu bersedih, tapi bersabarlah.

Maafkanlah semua orang dan kasihilah semua orang. Lakukan kebaikan kepada semua orang, dan panggillah nama Tuhan sesering mungkin.
Dengan cara ini, bagai mendaki anak tangga yang tak terlihat, kau akan menyempurnakan hidup rohanimu dan kau akan menemukan sukacita yang besar, di dunia ini.

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Baca Juga:




Bersatu dalam kasih-Nya, Renungan Harian Kamis 6 Juni 2019 Yoh 17:20-26

*Kamis, 06 Juni 2019*
*Pekan Paskah VII*
*Novena Hari ke-7*
¤ Kis. 22:30; 23:6-11
¤ Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11;
¤ Yoh. 17:20-26
*"United in eius dilectione"*
- _Bersatu dalam kasih-Nya_ -
   Inilah keinginan Yesus, yakni agar kita bersatu dalam kasihNya, sama seperti Dia dan BapaNya. Oleh karena itu Dia menyediakan sakramen dan sakramentali yang sangat lengkap bagi kehidupan rohani kita. 
Gereja kita amat kaya dengan sarana yang membawa umatnya untuk meraih kekudusan sehingga bisa bersatu dengan Allah.
   Bersatu dalam kasihNya inilah yang dicita-citakan oleh Allah ketika menciptakan manusia, seperti dikatakanNya, _"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita”_(Kej 1:26). Sehingga ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah dengan segala cara berusaha untuk mengembalikan harkat kehidupan kudus dengan Imamat Rajawi Kristus yang mengurbankan DiriNya sendiri, mengalirkan DarahNya dan menderita di kayu salib.
   Mengacu pada bacaan Injil Yohanes hari ini, nampak jelas bahwa Yesus sungguh-sungguh menginginkan persatuan kasih dengan Bapa dan kasih Bapa di dalam diri para muridNya.
   Adapun kekuatan _*doa Yesus*_ telah menembus jauh ke dalam diri tiap murid yang di kasihiNya ini, memberi kekuatan agar kita:
1. *Tetap Beriman*
    Doa Yesus dan persatuan dengan BapaNya tidak menjanjikan keberhasilan setiap saat dan dimana-mana.
   Di sinilah kita diajarkan justru doa Yesus itu _menjamin_ bahwa dalam keadaan apa saja (sukses atau gagal), orang yang tetap beriman akan tetap mempunyai kekuatan.
2. *Tetap Tabah*
     Doa Yesus memampukan kita untuk bangkit dan tetap tabah dikala “jatuh”, kesepian, ditolak, atau dianiaya atau bahkan pada saat kita sukses, bahagia, 'doa Yesus' membuat diri kita tidak lupa daratan, tidak lupa akan orang-orang di sekitarnya yang sedang menderita.
3. *Tetap Waspada*
     Doa Yesus membuat kita untuk tetap waspada dan rendah hati. Dalam kesadaran seperti ini, kita akan semakin memahami pentingnya saat hening, waktu doa, bacaan rohani, dan sendiri bersama Tuhan. Allah sangat mencintai kita tanpa syarat dan menghendaki kita bahagia dalam persatuan denganNya.
   Saudaraku, marilah kita selalu bersatu dalam doa agar tetap mampu mengikuti jalan salibNya bersama kekuatan Roh Kudus-Nya.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.

Renungan Singkat Kamis Yoh 17:20-26

Yoh 17:20-26 ~ Kamis
_"Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."_
Hidup rukun, bersatu dan menaruh cinta kasih dalam hidup bersama sungguh sangat dibutuhkan dalam membangun persaudaraan sejati.
Saudaraku, upaya apakah yang telah Anda buat bagi keluarga dalam menumbuh-kembangkan semangat kasih? Bagaimana sikap Anda dalam keseharian hidup di tengah masyarakat?
JLU.

*DOA:*
Tuhan yang mahabaik dan mahakuasa, buatlah kami umat-Mu untuk semakin bersatu dalam keluarga, masyarakat dan bangsa karena Engkau menghendaki persatuan kami. Bantulah kami untuk mengusahakan hal-hal yang mempersatukan dalam kasih-Mu. Amin.

MENYEMBUHKAN DALAM KASIH Bacaan: Yohanes 8:1-11

MENYEMBUHKAN DALAM KASIH
Bacaan: Yohanes 8:1-11
------------------------------------------------------------------
Bacaan setahun: Ezra 10
------------------------------------------------------------------
Apabila seseorang mencuri dan tertangkap, apa yang akan terjadi padanya? Tentu saja, ia akan menerima hukuman. Untuk suatu kesalahan atau permasalahan, sering kali pemberian hukuman dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar. Hukuman dianggap memberikan efek jera, supaya pelaku tidak mengulangi perbuatannya. Benarkah hukuman membuat si pelaku jera? Benarkah hukuman benar-benar menyelesaikan masalah yang ada?

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mempunyai keinginan untuk memberikan hukuman kepada seorang perempuan yang kedapatan tengah melakukan zinah. Mereka hendak melemparinya dengan batu. Namun, cara ini tidak menyelesaikan masalah secara tuntas. Tuhan Yesus, sebaliknya, justru mengatakan bahwa barang siapa yang tidak berdosa, ia boleh melempari perempuan tersebut. Artinya, Tuhan Yesus hendak mengatakan bahwa memang benar setiap orang berdosa, tetapi tidaklah tepat jika kita menggunakan hukuman sebagai cara untuk menghentikan dosa. Bila diibaratkan bahwa dosa itu adalah penyakit, penyakit tersebut tidak akan dapat sembuh melalui hukuman. Hukuman malah akan membuat penyakit itu kian parah.

Pesan Tuhan Yesus di ayat 11 sebenarnya hendak menunjukkan kepada kita bahwa menyadarkan seseorang atas kesalahannya adalah cara terbaik untuk menyembuhkan seseorang, dan menunjukkan hidup yang sesungguhnya. Sikap untuk tidak menghukum tersebut menunjukkan bahwa kasih justru menyembuhkan dan memberikan kehidupan, bukan membunuh kehidupan. --ZDP/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
HUKUMAN SERING TIDAK MEMBERIKAN KESEMBUHAN,
TETAPI JUSTRU MEMBERIKAN KEMATIAN.
------------------------------------------------------------------

Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com

10 Cara Mengasihi

10 Cara Mengasihi

1. MENDENGAR:
tanpa memotong, Ams 18
2. BERBICARA:
tanpa menyalahkan, Yak 1:19
3. MEMBERI:
tanpa membandingkan, Ams 21:26
4. BERDOA:
tanpa mengejar, Kol 1:9
5. MENJAWAB:
tanpa berdebat, Ams 20:3
6. BERBAGI:
tanpa kemunafikan, Rm 12:9
7. BERGEMBIRA:
tanpa mengeluh, Flp 2:14
8. PERCAYA:
tanpa meragukan, 1 Kor 13:7
9. MENGAMPUNI:
tanpa menghukum, Kol 3:13
10. BERJANJI:
tanpa melupakan, Ams 13:12

 Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Harian Audio bulan Juni 2019

Popular Posts Widget