Renungan Powerpoint: Renungkanlah Doa ini

5. Renungkanlah Doa ini



KELEDAI YANG TERPEROSOK DI SUMUR


Pada suatu hari ada seekor keledai terjatuh dalam sumur tua yg sdh kering, keledai tsb cukup beruntung karena tidak mengalami luka yang parah , namun saat ini ia kebingungan : " bagaimana caranya keluar dari sumur tua yg gelap ini. . Lembab, tidak ada yg bisa dimakan, dan sumur ini terlalu dalam untuk bisa didaki keluar"
Tapi bila tidak melakukan sesuatu, ia hanya akan mati konyol secara perlahan didalam sumur itu. Dengan segala daya ia berusaha untuk keluar menyelematkan diri, tetapi seberapa keras pun ia berusaha, semuanya sia-sia.
Saat kelelahan keledai itu pun tertunduk lemas menyadari keterbatasannya, namun ia MENOLAK UNTUK MENYERAH. Sampai akhirnya ia mendapat ide untuk meminta pertolongan warga desa dgn terus bersuara menangis hingga orang-orang datang untuk menolongnya.
Berhasil! Banyak warga yg datang kesana dan keledai itu juga berhasil menarik simpati warga yang datang. Warga berusaha berusaha menolongnya namun sumur tersebut terlalu dalam. Berbagai cara dicoba oleh warga desa untuk menolong keledai tersebut, namun hasilnya sia-sia...
Ternyata warga desa tetap tidak tega mendengar suara keledai yang terus menerus menangis tanpa henti dari dasar sungai. Akhirnya warga desa memutuskan untuk mengubur sumur tua tersebut dengan tanah bersama keledai itu.
"Rasanya lebih baik bila ia mati terkubur sekarang dari pada mati perlahan di bawah sana, selain itu kita perlu mengubur sungai tua ini agar tidak ada korban lagi", begitu kata seorang warga yg disetujui warga lainnya.
Kemudian warga mulai mengambil sekop dan satu demi satu mulai memasukan tanah ke dalam sumur tersebut dengan maksud mengubur keledai bersama sumur tua itu. Diluar dugaan, tidak seperti apa yang dipikirkan warga, keledai tsb ternyata tidak terkubur dalam tanah tersebut. Setiap tanah yang dilemparkan kepadanya bukan menguburnya, malah menjadi pijakan baginya untuk keluar dari sumur itu, ia terus MENGGERAKKAN BADANNYA dan memijak pada setiap tanah yang dilemparkan kepadanya. Tanah2 terus dilemparkan kepadanya membuat ia terus bergerak, ternyata semakin cepat warga melemparkan tanah untuk mengubur keledai itu, semakin cepat pula keledai tersebut mendaki sumur. Sampai akhirnya keledai tersebut mampu melompat keluar sumur dengan sumur dengan SELAMAT!
My friends. . Cerita ini saya bagi untuk semua sahabat dan keluargaku, disaat engkau mengalami kejatuhan, cobaan dan ujian... ingatlah bahwa APA YANG TIDAK MEMBUNUH KITA, AKAN MENJADIKAN KITA LEBIH KUAT! Semua bergantung dari sisi apa kita ingin memandang permasalahan. Bila kita memandang itu sebagai sesuatu yang negatif maka terjadilah sesuai dengan yg kita pikirkan. Sebaliknya bila kita BERPIKIRAN POSITIF, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ADA UNTUK MEMPERSIAPKAN KITA MENJADI PRIBADI YANG KUAT. Kita akan menyadari bahwa permasalahan justru merupakan CARA YANG TUHAN PAKAI UNTUK MEMBUAT KITA MENJADI LEBIH BAIK. Tuhan tidak pernah membiarkan kita menghadapi cobaan itu diluar kemampuan kita, Tuhan yakin kita sanggup melaluinya. PILIHAN SELALU ADA DITANGAN KITA APAKAH KITA AKAN MATI TERKUBUR BERSAMA SEGALA IMPIAN KITA KEDALAM TANAH YANG DILEMPARKAN ORANG-ORANG ATAU JUSTRU HAL TSB KITA UBAH MENJADI PIJAKAN-PIJAKAN UNTUK SUKSES.

KULIT SAPI RAJA


Di suatu saat, Raja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.
Lalu Raja itu pun memanggil seluruh menterinya. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera para menteri istana mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri dan mengambil kulit2nya.
Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang bijaksana menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, "wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja".
Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut Sandal.
Moral story: Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Kadang kita menginginkan dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kita mulai berpikir bagaimana mengubah dunia dan nengubah semua org sesuai kemauan kita. Sesungguhnya kita hanya perlu mengubah CARA PANDANG kita, HATI kita, dan DIRI KITA SENDIRI, Atau lbh ironis lagi jangan sampai kita malah menyesali takdir yg telah terjadi dalam kehidupannya.
Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan kehidupan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat di sana, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.
dan memang, jalan kehidupan yang kita tempuh selalu terjal dan berbatu.
Manakah yang kita pilih, MELAPISI SETIAP JALAN HIDUP itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, MELAPISI HATI & PIKIRAN kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

“Ketika Kauserahkan Semuanya”


Luk.21:1-4: “Ketika Kauserahkan Semuanya”


“Manusia menilai dari jumlah yang diberikan,
tetapi Allah selalu menghargai motivasi hati sang pemberi.”

           
            Janda miskin yang dikisahkan dalam Injil hari ini pasti tidak pernah membayangkan bahwa tindakannya akan mendapatkan pujian dari Tuhan Yesus, dan pasti ia tidak tahu sampai ia meninggal, apalagi ia membayangkan bahwa tindakannya hari itu dengan memberikan derma di dalam Bait Allah, telah menjadi kisah yang diceritakan turun temurun  oleh berjuta-juta orang di seluruh dunia dan menjadi contoh inspiratif nan indah tentang bagaimana berpasrah kepada Tuhan. Ia hanya datang saat itu untuk melakukan kebiasaan orang-orang Yahudi, yakni memberikan derma di dalam Bait Allah sebagai ucapan syukur kepada Yahweh atas berkat yang telah diterimanya. Ini adalah sebuah tindakan biasa saja seperti juga yang dilakukan oleh mereka yang lain, yang saat itu memberikan derma di dalam Bait Allah. Namun, keunggulan janda ini, yang mendapatkan pujian Yesus adalah keberaniannya untuk memberi dari kekurangannya kepada Allah karena keyakinan bahwa semua yang diterimanya berasal dari Allah, dan kekosongan yang dialaminya karena pemberian itu akan diisi kembali oleh Allah, Sang Pemilik segala sesuatu.

            Mengenai pemberian kita kepada Tuhan, pasti masing-masing orang tahu bagaimana ia memberi, berapa jumlahnya dan  kenapa ia harus memberi. Namun, pelajaran berharga yang kita terima dari cerita janda miskin adalah soal kepercayaan total bahwa Tuhanlah pemberi segala sesuatu yang kita miliki, maka pantas juga Ia mendapatkan yang terbaik dan terindah dari kita sebagai imbalannya. Selain itu, keyakinan bahwa tindakan memberi selalu membuat kita akan mengalami kekurangan secara material, tidak dengan sendirinya menjadi sesuatu yang buruk. Alasannya,  sebenarnya kita tidak kehilangan sesuatu dari dalam diri kita ketika kita memberi, karena kita hanya memindahkan apa yang kita tidak butuhkan kepada mereka yang membutuhkannya. Aku selalu suka memakai perumpamaan botol kosong untuk mengatakan tentang hal ini; sebuah botol kosong akan lebih banyak menerima isian air baru, daripada botol yang sudah penuh yang hanya menerima sedikit dan akan terbuang jika kita memaksa mengisinya.

            Oleh karena itu, biarlah kita mengosongkan diri kita dengan tindakan memberi dan membantu orang lain agar hati dan hidup kita menjadi botol kosong di hadapan Tuhan, yang pada gilirannya akan diisi bebas oleh-Nya dengan berkas-berkas rahmat-Nya. Serahkanlah semuanya kepada Tuhan karena Ia tahu apa yang Anda  butuhkan, baik untuk tubuhmu maupun untuk jiwamu. Matius, penulis Injil melukiskan hal ini secara indah ketika ia mengatakan: “Jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu?” Karena itu, “cari dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Mat.6:25-34) Percayalah dan mujizat akan terjadi.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong
Senin, 22 November, 2010
Peringatan Sta. Cicilia, Perawan dan Martir

“Di Cintaimu Kutermangu”

Luk.21:1-4: “Di Cintaimu Kutermangu”

Maaf bila renungan pagi ini lebih sebagai sebuah sharing pribadi tapi semoga Anda masing-masing bisa merenungkan dan memaknainya dalam konteks pengalaman pribadimu.Dan, semoga isinya tidak jauh dari maksud dan tujuan Injil pagi ini.

Sudah sepuluh tahun aku menjadi imam, dan rasanya aku telah bekerja keras untuk Tuhan, melayani umat-Nya lewat beragam cara; merayakan misa bersama mereka, mendengarkan sharing dan pengakuan dosa, mendoakan mereka, mengunjungi dan beragam pelayanan lainnya. Pokoknya semuanya telah kukorbankan untuk dan demi Tuhan lewat pelayanan kepada umat-Nya.

Bacaan tentang janda miskin yang memberikan persembahan dari kekurangannya sungguh menghentakan jiwaku dari keterlenaan akan kebanggaan yang lebih condong pada sebuah kesombongan diri. Janda itu mempersembahkan dari kekurangannya dan itulah yang berkenan di hati Tuhan. Aku menyadari bahwa yang sebenarnya terjadi adalah umatlah yang melayaniku; mereka memberi penghormatan dan cinta kepadaku karena statusku sebagai seorang imam. Iman kalianlah yang membuatku terpesona dan memberi pelajaran bagiku selama ini. Kata-kata santo Yohanes Maria Vianey selalu mengiang di telinga dan hatiku;“Aku ditahbiskan bukan untuk diriku melainkan untuk umat.” Karena itu, jika aku tidak melayani dan ada untuk umat, apa artinya tahbisanku selain hanya menjadi sarana kesombongan dan keangkuhan diri?

Pagi ini aku membalas inbox dua orang ibu yang walaupun belum kukenal secara pribadi, tapi telah membuatku terkagum-kagum akan caranya mereka mencintai para imamnya; “Ibu, kalian telah membuatku merasa seperti seorang anak dalam pelukan mesra ibunya.”Ini balasanku kepada mereka karena mereka mempersilakan aku dan teman-teman romo untuk berkunjung ke rumah mereka pada suatu waktu nanti. Memang di cintaimu kutermangu. Dan, aku sungguh merasakan bahwa inilah cinta Tuhan yang luar biasa kepada kita masing-masing.

Inti pesannya; ketika Anda mau dan rela memberikan segalanya kepada Tuhan lewat pelayanan kepada sesamamu maka engkau tidak akan kekurangan sesuatupun dari diri dan milikmu untuk memberikan kepada orang lain. Kosongkanlah dirimu dari semua milikmu maka Tuhan akan dengan bebas mengisinya dengan rahmat dan berkat yang baru. Lebih baik menjadi saluran rahmat daripada menjadi gudangnya. Gudang bisa mengisi dan mengisi sehingga kemungkinan ada yang menjadi busuk bahkan tertindis, tapi sebuah saluran akan selalu menjadi segar karena segalanya tidak tertampung di dalamnya, selalu mengalir kepada orang lain yang membutuhkannya.


Teiring salam dan doa kecilku untukmu,

Rinnong

“Tangisilah Dirimu Sendiri, Kawan!”


Luk.13:31-35: 

Kadang karena keterlenaan ataukah memang karena kesengajaan kita cenderung untuk menyakiti hati dan perasaan orang lain lewat sikap dan tingkah laku kita setiap saat. Ada yang lebih parah yakni banyak orang prihatin akan nasib dan masa depan kita tapi kita sendiri sepertinya enggan untuk mau bertobat dan berubah. Mereka menangisi nasib kita sementara kita sendiri memiliki hati yang bebal untuk bertobat dan berubah.

Injil hari ini menampilkan kerinduan hati Yesus yang melihat Yerusalem dan menangisi akan nasibnya di kemudian hari karena dosa dan kebebalan hati para penduduknya karena sesungguhnya mereka sendiri tidak menyadari akan bahaya yang segera menimpanya akibat dosa dan kesalahan mereka.

Saudaraku, ini pun yang terjadi ketika kita berdosa dan menjauh dari Allah. Hati Allah selalu sedih melihat sikap dan tingka laku kita, melihat dosa-dosa kita yang selalu menikam dan menggoreskan luka di Hati-Nya, dan sungguh Ia membutuhkan kerja samamu untuk mengubah dirimu sendiri. Rahmat Tuhan itu selalu cukup di dalam hati setiap orang untuk bertobat dan berubah, tapi dalam banyak kesempatan kita sendirilah yang mengabaikan daya dan keampuhan rahmat itu untuk mengubah diri kita.

Karena itu, bila saat ini masih ada orang yang sempat prihatin dan menangisi akan nasib dirimu, maka sadarlah, tangisilah dirimu, bertobat dan berubahlah, karena sesungguhnya bisa saja tiba saatnya dimana Anda sendiri akan menangisi nasibmu dan membutuhkan keprihatian dan perhatian dari orang, namun sayangnya, air mata mereka sudah kering sehingga tidak bisa meratap bersamamu. Katakanlah kepada dirimu; Suatau waktu aku dapat, dan mulailah merintis jalan pertobatan mulai dari saat ini.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong
Kamis, 27 Oktober 2011
Peringatan St. Frumentius, Pengaku iman

Renungan Powerpoint: Belajar dari angsa

4. Belajar dari Angsa

Bersyukur

Hidup mengajarkan arti Kematian... 
Cinta mengajarkan arti pengorbanan... 
Kesetiaan mengajarkan arti ketulusan hati... 
Kebahagiaan mengajarkan arti Penderitaan... 
Kegagalan mengajarkan tuk tidak putus asa... 
Sahabat mengajarkan tuk menghargai orang lain apa adanya... 
& Keimanan mengajarkan tuk selalu bersyukur... 

Mat pagi... 
Have a nice day. Gbu."
Rm. Januar Kado;"2011.08.02 08:26"

Popular Posts Widget