ORANG TAK PENTING

Bacaan: 1 Korintus 12:12-31
NATS: Anggota-anggota tubuh yang tampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan (1Korintus 12:22)

Seorang pengunjung dibawa berkeliling menyaksikan wilayah orang kusta di India. Pada tengah hari, gong makan siang dibunyikan. Orang-orang yang berada di situ berdatangan ke ruang makan. Tiba-tiba tawa keras memenuhi ruangan itu. Dua pria muda, yang satu menaiki punggung yang lain, berpura-pura menjadi kuda dan penunggangnya. Mereka berdua sangat menikmati kegembiraan itu. Sementara menyaksikan peristiwa itu, sang pengunjung itu diberi tahu bahwa pria yang menggendong temannya adalah orang buta, dan pria yang digendong adalah orang lumpuh. Pria yang tidak dapat melihat itu menggunakan kakinya; pria yang tidak dapat berjalan menggunakan matanya. Mereka berdua saling menolong. Dan mereka menemukan sukacita yang besar saat melakukannya. Bayangkanlah ada sebuah gereja semacam itu, yang setiap anggota menggunakan kekuatannya untuk melengkapi kelemahan orang lain. Itulah yang seharusnya terjadi dalam setiap jemaat orang-orang percaya. Paulus menyamakan karunia rohani seumpama bagian-bagian yang berbeda dalam tubuh manusia. Mata melihat. Telinga mendengar. Tangan bekerja. Kaki menggerakkan tubuh ke depan. Semuanya merupakan bagian yang penting. Dan bila semua bagian melakukan fungsinya, seluruh tubuh memperoleh keuntungan. Kita semua memiliki kelemahan, namun kita juga memiliki kelebihan. Kita semua berbeda, namun Allah telah memberi setiap kita paling sedikit satu karunia untuk digunakan bagi kepentingan gereja. Kita saling membutuhkan. Di dalam tubuh Kristus tidak ada orang yang tidak penting --Dennis De Haan

TIDAK ADA SATU PUN PELAYANAN YANG TIDAK BERARTI BAGI KRISTUS

MENDENGAR DAN MELAKUKAN

Bacaan: Yakobus 1:22-27
NATS: Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja (Yakobus 1:22)

Pelatih bisbol Steven, anak saya, di Little League (Liga Kecil), pastilah orang tersabar yang pernah hidup.

"Baik, anak-anak," teriaknya kepada anak-anak didiknya saat mereka siap di posisi masing-masing. "Berapa pukulan yang keluar?" "Satu!" dua dari anak-anak itu menjawab. "Di mana posisi pelari?" "Di pos pertama," satu atau anak menjawab.
"Baiklah, jika bola lambung, lemparkan ke pemain kedua," serunya mengingatkan anak-anak berusia 8-9 tahun itu. Lalu, sang pemukul melambungkan bola ke arah penjaga ketiga yang tampak tidak siap. Saat pemain itu hendak melakukan sesuatu, sudah terlambat. Semua pemain sudah masuk.
Sekali lagi, para pemain hanya menjadi pendengar, bukan pelaku. Dari waktu ke waktu, sang pelatih mengingatkan apa yang harus mereka lakukan, tetapi mereka selalu melakukan yang lain.
Kita cenderung bersikap seperti itu. Allah telah mengatakan apa yang Dia ingin kita lakukan, tetapi kita selalu gagal melakukannya. Sebagai contoh, dalam Yakobus 1:13-16 kita diberitahu bahwa pencobaan dapat membuat kita berbuat dosa dan ada akibat yang harus ditanggung. Namun, sudah berapa kali kita mengabaikan peringatan itu?
Yakobus berkata bahwa jika kita menjadi pelaku, kita akan "diberkati" dalam apa yang kita lakukan (Yakobus 1:25). Itulah alasan yang baik untuk menjadi pelaku Firman dan bukan sekadar pendengar --JDB

JALAN KETAATAN ADALAH JALAN PENUH BERKAT

Alasan Optimis

Bacaan: Yohanes 16:16-33

NATS: Hati yang gembira adalah obat yang manjur (Amsal 17:22)

Alkitab memang bukan buku psikologi, tetapi memberi nasihat yang paling bijak bagi kita untuk mengalami kebahagiaan kini dan di sini. Amsal 17:22, misalnya, meyakinkan kita bahwa “hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”. Pernyataan sederhana itu belakangan ini dibenarkan oleh penelitian ekstensif yang dilakukan Dr. Daniel Mark, spesialis jantung di Duke University.

Artikel dari The New York Times yang melaporkan temuan- temuannya berJudul: “Optimisme Bisa Berarti Kehidupan Bagi Pasien Jantung, Sedangkan Pesimisme Berarti Kematian”. Artikel tersebut diawali dengan kalimat: “Pandangan yang sehat membantu menyembuhkan jantung.” Akan tetapi, Dr. Nancy Frasure-Smith, spesialis jantung yang telah mempelajari efek depresi, kecemasan, dan kemarahan mengakui bahwa, “Kami tidak tahu bagaimana mengubah emosi-emosi negatif.” Bagaimanapun juga, iman terhadap Allah dapat menghasilkan perubahan itu. Orang-orang yang mengarahkan pandangan melampaui kesulitan mereka saat ini dan menaruh kepercayaan pada kebaikan Allah, tidak akan dapat menahan sukacita mereka. Itu adalah hal yang penting, sampai-sampai Juruselamat kita beberapa kali berkata, “Teguhkanlah hatimu” (Matius 9:2,22; 14:27; Kisah Para Rasul 23:11).

Karena tahu bahwa hidup penuh dengan berbagai krisis, Dia menguatkan kita dengan kata-kata peneguhan berikut ini:
“Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33) —Vernon Grounds

ENTAH APA PUN YANG TERJADI ANDA DAPAT MENEMUKAN SUKACITA DI DALAM TUHAN

AGAMA BARU

Bacaan: Pengkhotbah 2:1-11
NATS: Waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu (Luk. 12:15)

Ketika berkendara menuju Irlandia untuk menghadiri konferensi Alkitab, saya melihat papan reklame yang menarik. Papan yang besar dan berwarna putih itu tidak memuat gambar apa pun selain sepatu wanita berwarna merah dengan kalimat yang ditulis tebal: "Apakah Belanja Telah Menjadi Agama Baru?"

Pemenuhan keinginan untuk memiliki sesuatu terus menjadi motivasi terkuat yang dapat dialami manusia. Namun, bisakah barang-barang yang kita miliki membuat kita merasakan kepuasan sejati?

Dalam Lukas 12:15, Yesus menjawab pertanyaan itu dengan tegas dan tanpa kompromi, "Tidak!" Selama membicarakan harta duniawi, Dia berkata, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu." Hidup seharusnya memiliki makna lebih jika dibandingkan setumpuk benda yang kita miliki.

Raja Salomo juga pernah tergoda untuk mencari kepuasan dalam mengumpulkan harta benda. Namun ia mendapati bahwa semua itu sia-sia (Pkh. 2:1-17). Bila kita menempatkan "harta berlimpah" sebagai pusat hidup kita, maka kegemaran kita berbelanja bisa jadi telah menggantikan Allah -- dan menjadi agama baru. Namun, hal-hal seperti ini pasti akan berakhir dengan kesia-siaan.

Daud berdoa, "Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup" (Mzm. 145:16). Hanya Allah yang sanggup memberi kepuasan sejati dalam hidup ini --WEC

Ya Tuhan, bantu dan ajarlah kami
Berpuas atas segala yang kami miliki,
Dan kiranya hati kami melimpah
Dengan rasa syukur yang tercurah. --Sper

ANDA MENJADI KAYA SAAT ANDA MERASA PUAS DENGAN APA YANG TELAH ANDA MILIKI

ETIKA KABAR BAIK

Bacaan: 2 Raja-raja 7:3-9
NATS: Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam saja (2 Raja-raja 7:9)

Apabila seorang ilmuwan berhasil menemukan obat kanker, kita pasti mengharapkan obat tersebut disebarkan ke seluruh dunia. Etika dasar menuntut agar kabar baik tidak disimpan sebagai rahasia.

Ketika raja Siria mengepung kota Samaria, persediaan makanan dihentikan. Dan empat laki-laki penderita kusta memutuskan bahwa mereka lebih baik mati di tangan bangsa Siria daripada harus mati menahan lapar. Mereka pun akhirnya menyerahkan diri kepada musuh. Akan tetapi, ketika mereka tiba di perkemahan musuh, ternyata tidak ada orang di sana. Rupanya pasukan musuh sudah melarikan diri di malam hari.

Makanan tersebar di mana-mana. Keempat orang itu makan dan minum serta mengumpulkan barang-barang bagi diri mereka sendiri. Mereka sebenarnya tergoda untuk merahasiakan kabar baik ini. Tetapi kemudian mereka ingat terhadap penduduk Samaria yang kelaparan. Mereka berkata satu kepada yang lain, “Tidak patut yang kita lakukan ini” (2 Raja-raja 7:9). Maka mereka pun menjadi penginjil, yaitu pembawa kabar baik. Pada akhirnya, inti penginjilan adalah: satu orang yang kelaparan memberitahukan kepada orang kelaparan yang lain di mana dapat menemukan makanan.

Anda dan saya sudah menemukan bahwa keselamatan itu ada di dalam Yesus Kristus. Menyimpan kebenaran ini bagi diri sendiri merupakan pelanggaran terhadap integritas dasar. Jika kita sudah menemukan obat bagi hati nurani yang bersalah, jika kita telah menemukan makanan kehidupan, kita wajib membagikannya kepada orang lain —Haddon Robinson

PENGINJILAN BAGAIKAN SEORANG PENGEMIS YANG MEMBERI TAHU PENGEMIS LAIN DI MANA ROTI DAPAT DITEMUKAN

DIBANGUN UNTUK TAHAN LAMA

Bacaan: Efesus 4:7-16
NATS: Di dalam Dia kamu juga turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh (Efesus 2:22)

Ketika para penjelajah memasuki Peru, mereka menemukan bangunan-bangunan besar dan menakjubkan yang mungkin telah berdiri selama 2.000 tahun. Bangunan Inca kuno ini dibangun dengan bebatuan yang dibentuk dengan tangan dari berbagai ukuran dan bentuk. Sebagian terdiri dari 3 sisi, sebagian 4 sisi, dan beberapa 7 sisi. Tanpa menggunakan adukan semen, mereka menyusun batu-batu itu begitu sempurna sehingga bangunan itu dapat berdiri berabad-abad, bahkan tahan dari gempa bumi.

Allah membangun gereja-Nya dengan cara yang sama. Alkitab menggambarkan gereja Yesus Kristus seperti sebuah bangunan, dan setiap orang percaya adalah satu bagian dari bangunan itu. Petrus mengatakan bahwa kita adalah "batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani" (1Petrus 2:5). Dan Paulus berkata bahwa kita "rapi tersusun" (Efesus 2:21) dan "dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh" (ayat 22).

Gereja Kristus terdiri dari orang-orang dengan berbagai latar belakang, kemampuan, kesenangan, dan kebutuhan. Karena itu bersatu dalam satu tujuan bersama bukanlah suatu proses yang mudah. Namun apabila kita mengizinkan Tuhan melakukan pekerjaan-Nya di tengah-tengah kita, membentuk kita, dan menempatkan kita pada bangunan itu, kita akan menjadi bagian dari bangunan besar yang kokoh dan kuat.

Ya, kita semua berbeda. Namun Allah sedang membangun gereja-Nya yang tahan lama. Bangunan-bangunan Inca yang luar biasa pada saatnya nanti akan hancur, tetapi gereja dibangun untuk tahan selamanya --DCE

KEKEKALAN GEREJA ITU SESUAI DENGAN KARAKTER PEMBUATNYA

MELANGKAH KE DEPAN

Ada seorang pria, tidak lolos ujian masuk universitas, orang tuanya pun menikahkan ia dengan seorang wanita.

Setelah menikah, ia mengajar di sekolah dasar. Karena tidak punya pengalaman, maka belum satu minggu mengajar sudah dikeluarkan.

Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu di dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih karena hal ini. mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."

Kemudian, ia pergi bekerja keluar, juga dipecat oleh bosnya, karena gerakannya yang lambat.

Saat itu sang istri berkata padanya, kegesitan tangan-kaki setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?

Kemudian ia bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun, semuanya gagal di tengah jalan.

Namun, setiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.

Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.

Kemudian, ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya ia bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.

Ia sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah.

Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, bahwa ketika dirinya sendiri saja sudah merasakan masa depan yang suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kepada ku?

Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana.

Sang istri menjawab: sebidang tanah, tidak cocok untuk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang, jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. karena sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa menghasilkan panen dari nya.

Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu mengeluarkan air mata. Keyakinan kuat, katabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul;

Semua prestasi pada dirinya, semua adalah keajaiban berkat bibit unggul yang kukuh sehingga tumbuh dan berkembang menjadi kenyataan.

Di dunia ini tidak ada seorang pun adalah sampah. hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.

Delapan kalimat di bawah ini, semuanya adalah intisari kehidupan:

1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas pun tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.

2. Orang yang tidak bisa toleransi, seberapa banyak teman pun, akhirnya semua akan meninggalkannya.

3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.

4. Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.

5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat bekerja pun tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.

6. Orang yang tidak bisa menabung, terus mendapatkan rejeki pun tidak akan bisa menjadi kaya.

7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bisa bahagia.

8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, terus melakukan pengobatan pun tidak akan berusia panjang.

~Org yg tak mau melangkah ke depan..takkan pernah sampai ketujuan.
 
~kadang jln terbuka memerlukan bantuan org lain yg disertai kekuatan kita sdr yg tak lupa mengandalkan Tuhan.

❤ God bless you ❤

JADILAH BERKAT BUAT ORANG LAIN

"hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Mat.5:16)



~ Sekelompok tentara yang dipimpin oleh seorang Mayor sedang menuju sebuah pos di Himalaya dimana mereka akan ditempatkan disana selama 3 Bulan. Cuaca dingin dari salju yang turun membuat pendakian semakin sulit. Mereka melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mereka menemukan sebuah kedai tua,terlihat seperti kedai teh namun terkunci. 


Saat itu hari sudah malam. Sang Mayor menyarankan seluruh tim untuk istirahat karena mereka sudah berjalan selama 3 jam. “Pak,ini kedai teh dan kita dapat membuat teh dsini, kita bisa merusak kuncinya” saran seorang prajuritnya. Sang Mayor pun mengalami dilema terhadap saran yang tidak etis itu, namun memikirkan secangkir teh yang hangat untuk timnya yang sudah kelelahan membuatnya memberi ijin. 

Mereka menemukan apa-apa yang mereka butuhkan untuk membuat teh dan beberapa bungkus biskuit. Setelah mereka minum teh dan makan biskuit, mereka siap untuk melanjutkan sisa perjalanan. 

Sang Mayor berpikir, mereka sudah merusak kunci dan menikmati teh serta biskuit tanpa ijin pemiliknya,padahal mereka bukan pencuri. Ia mengambil Rs 1000 dari dompetnya,meletakannya di atas meja, supaya dapat terlihat pemiliknya.


Setelah Sang Mayor merasa terbebas dari tanggung jawab moral dan mereka melanjutkan perjalanan.

3 Bulan berlalu, tibalah saatnya untuk tim lain yang menggantikan mereka. Saat dalam perjalanan pulang, mereka singgah di kedai teh tadi,kebetulan kedai buka dan pemiliknya ada di kedai. Pemilik kedai tersebut menyambut 15 tamu-tamu tersebut. Mereka membeli teh dan biskuit,mereka berbincang-bincang dengan orang tua itu dan sempat bertanya tentang pengalamannya berjualan teh ditempat yang terpencil itu. Orang tua itu bercerita tentang keyakinannya akan Tuhan.

“Pak,jika Tuhan itu ada, mengapa Ia tidak mengeluarkanmu dari kemiskinan seperti ini?” komentar salah seorang dari mereka.
“Jangan bicara seperti itu, Sobat! Tuhan itu nyata, saya dapat buktinya 3 bulan lalu”
“Saat itu saya sedang dalam kesulitan karena anak saya yang satu-satunya dipukuli oleh teroris yang menginginkan info darinya, yang ia tidak tahu.  Sehingga saya harus menutup kedai saya dan membawa anak saya ke rumah sakit. Ada obat yang harus saya tebus, tetapi saya tidak punya uang. Tidak ada satupun yang mau memberi saya pinjaman, karena takut akan teroris, saat itu saya putus-asa. “Hari itu,saya berdoa dan Tuhan datang ke kedai saya. Saat saya kembali ke kedai, saya menemukan gemboknya dirusak, saya merasa hancur,
saya kehilangan semua yang saya miliki.
Tetapi saya menemukan Tuhan meninggalkan Rs 1000 di meja. Saya tidak bisa menjelaskan betapa berharganya uang itu pada saat itu.
Tuhan itu benar-benar nyata! 15 pasang mata saling pandang. Sang Mayor kemudian bangun dan membayar.. Sambil memeluk orang tua itu dan berkata,
“Iya,bapa, saya tau Tuhan itu nyata”

Para prajurit tertunduk tidak dapat membendung air mata mereka masing-masing melihat kejadian itu.
Ternyata Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menggantikan posisi Tuhan didunia ini.

(Yoh.14:12-13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku,Aku akan melakukannya,supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.

(Mat.25:40) Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

"Bertobat"

~Rubrik Renungan~
"Bertobat"

:) Johan mengadakan Medical Chek-Up di sebuah Rumah Sakit yang cukup lengkap. Setelah berbagai macam pemeriksaan, dokter menyampaikan  hasil kepada Johan. Dokter memberi keterangan bahwa levernya membengkak, ginjalnya kurang baik, tekanan darah tinggi, gula diambang batas normal. Dokter memberikan berbagai konsekuensi jika situasi kesehatannya tidak diperhatikan. Johan pun pulang dengan rasa takut. Dia takut penyakit menggerogotinya. Johan memutuskan untuk menjalani pola hidup sehat secara menyeluruh. Dia berolahraga teratur, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bahkan melatih meditasi.


:) Sahabat, jika terhadap penyakit saja kita begitu takut mengapa kita tidak takut pada dosa yang akibatnya lebih parah daripada penyakit.

:) Dosa mendatangkan kerusakan yang parah bagi kita apalagi jika dosa itu tidak disadari, tidak disesali lantas tidak mau diperbaiki. 

:) Oleh sebab itu, mari perbaiki pola hidup kerohanian kita.


:) Mari kita ungkapkan itu dengan hidup doa yang lebih baik, puasa dan menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa membuat kita jatuh dalam dosa, serta perbanyaklah kasih terhadap sesama.

:) Latihlah pula diri kita untuk menjadi lebih baik dengan memperbanyak introspeksi diri agar tutur kata dan tingkah laku hidup kita sungguh dapat menjadi berkat bagi sesama.

:) Selamat memperbaiki diri. Selamat memasuki masa prapaskah.(y) O:)

PERCIKAN HATI<3 
Rabu, 10 Februari 2016

Anjing yang Rakus

Anjing yang Rakus

Ada seekor anjing yang sangat senang makan telur. Anjing itu sering masuk ke kandang ayam dan dengan rakusnya menelan telur ayam bulat-bulat.

Suatu hari, sang Anjing berjalan-jalan di pinggiran pantai. Anjing tersebut melihat seekor tiram, dan dalam sekejap sang Anjing menelan bulat-bulat tiram yang disangkanya telur.

Tidak lama kemudian, seperti yang bisa kita duga, sang Anjing merasakan sakit yang hebat di perutnya.

"Saya akhirnya mengerti bahwa tidak semua benda yang berbentuk bulat, adalah telur," katanya sambil mengerang kesakitan.

Sahabat, terkadang rasa sakitlah yang akhirnya membuat kita menyadari kesalahan atau bahkan kerakusan kita. Apalagi jika kita bertindak terlalu tergesa-gesa, maka penderitaan dan kesulitanlah yang akan kita alami.

Untuk itu, jangan tunggu rasa sakit itu datang baru kita menyadari kesalahan atau kelalaian kita. Bertindaklah bijaksana agar kita tidak memelihara kebiasaan yang keliru dan yang nantinya akan merugikan diri kita sendiri.

PERCIKAN HATI
Sabtu, 30 Januari 2016

SEMANGAT

Lelah tidak akan menghilangkan sukacita, tetapi hati yang bersukacita akan menghilangkan lelah yang terasa.

Janganlah engkau takut atau menyerah dengan membiarkan semangatmu dipatahkan masalah, tetapi sebaliknya patahkanlah setiap masalah dengan keberanian dan semangat yang membara agar engkau memenangkan sukacita.

Menanam dan memelihara pohon akan menghasilkan buah, menanam dan memelihara kesabaran pasti menghasilkan sukacita.

Dunia membawa penderitaan dibalik kesenangan sia-sia yang ditawarkannya. Tetapi Tuhan memberikan sukacita sejati dibalik penderitaan yang dialamiNya.

Mujizat itu tidak sekedar diharapkan melalui penantian saja, tetapi diwujudkan dengan IMAN, SUKACITA, dan MEMPERKATAKAN FIRMAN!

Berharap dalam Tuhan

Berharap dalam Tuhan

Mengapa Yesus ditolak di Nazaret, tanah kelahiran-Nya sendiri? Padahal pada awalnya mereka mendengar pengajaran Yesus dengan seksama. Namun ketika mereka menyadari identitas Yesus, mereka seolah sadar bahwa Yesus bukanlah Mesias, bukanlah pembawa sukacita yang mereka harapkan.

Mereka mengharapkan kedatangan Mesias dengan segala nubuatan yang pernah mereka dengar dan bukan kedatangan Yesus yang mereka kenal sebagai anak tukang kayu.

Sahabat, ketika harapan dan keinginan kita tidak sesuai dengan kenyataan kita pun mulai mengadakan penolakan seperti orang Nazaret yang menolak Yesus.

Padahal tidak semua harapan dan keinginan kita benar dan baik. Terkadang harapan yang tidak benar inilah yang justru membuat kita menolak karya Tuhan yang lebih besar dalam kehidupan kita.

Untuk itu, agar harapan dan keinginan kita sejalan dengan kehendak Tuhan, berilah waktu bagi diri sendiri untuk melakukan introspeksi. Periksa kembali apakah yang kita inginkan itu sudah selaras dengan kehendak Tuhan ataukah hanya mengikuti nafsu atau kehendak diri yang terkadang lebih mementingkan ego dan kesenangan pribadi yang pada akhirnya akan menyesatkan diri kita saja.

Percayalah ketika kita membangun harapan yang selaras dengan kehendak Tuhan, maka pada waktunya kita akan melihat bagaimana Tuhan sungguh memberi yang terbaik dan terindah untuk kita.

PERCIKAN HATI
Minggu, 31 Januari 2016

Terus Belajar

Terus Belajar

Orang-orang yang hanya terpelajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang pembelajar akan menjadi pemilik masa depan.

Belajar bukan hanya terbatas di bangku sekolah saja. Belajar bisa menyangkut banyak hal. Dalam dunia kerja, kita pun harus tetap belajar. Kita belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, dengan tugas-tugas dan tuntutan pekerjaan.

Jika kita membuka usaha pun, kita harus tetap belajar. Kita belajar membaca situasi pasar, memesan barang, mencari produk yang berkualitas dan juga belajar untuk menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan kita.

Sahabat, dimanapun dan kapanpun kita harus selalu belajar. Untuk itu, tingkatkanlah selalu kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Jika kita ingin ada peningkatan dalam karir dan kemajuan dalam usaha, jangan pernah berhenti belajar.

Temukanlah selalu inovasi baru, ikut kursus, banyak membaca atau bahkan bertanya pada orang yang sudah ahli agar kemampuan dan keterampilan kita semakin bertambah.

Dan bagi yang masih dalam tahap mengenyam pendidikan, percayalah apa yang kita pelajari pasti tidak akan sia-sia. Tekunlah dan bersemangatlah karena semuanya itu akan membantu kita untuk meraih masa depan yang cerah.

Belajarlah dan terus belajar agar pribadi kita terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia yang semakin pesat.

PERCIKAN HATI
Senin, 1 Februari 2016

Kita Tidak Sendiri

Kita Tidak Sendiri

“Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Flp. 2:6-8)

Sama seperti kita, Yesus pun pernah merasakan takut, cemas, sakit dan menderita. Yesus tidak hanya menderita di puncak Kalvari tapi juga menderita batin-Nya karena mendapat tuduhan palsu bahkan juga ditinggalkan oleh para murid-Nya.

Tapi semuanya itu berhasil dilalui Yesus karena cinta-Nya yang begitu besar untuk kita. Yesus rela menderita karena ia solider, senasib dan sepenanggungan dengan kita, manusia.

Oleh sebab itu, jangan pernah merasa ditinggalkan dan sendirian ketika penderitaan dan rasa sakit hadir dalam kehidupan kita. Ketahuilah Yesus pun pernah merasakan itu semua.

Satukanlah segala penderitaan dan sakit yang kita alami terlebih jika itu untuk memperjuangkan sesuatu yang benar dan baik dengan penderitaan Yesus di kayu salib.

Berdoalah mohon kekuatan dari Yesus agar kita mampu melalui segala penderitaan itu dan pada saatnya kita bisa melihat mahkota perjuangan yang telah kita usahakan seperti Yesus yang telah bangkit mengalahkan maut. 

PERCIKAN HATI
Selasa, 2 Februari 2016

Mengajak Anak untuk Berdisiplin

Mengajak Anak untuk Berdisiplin (2)

Untuk mendisiplinkan anak, pertama-tama kita perlu membina relasi yang baik dan penuh kasih dengan mereka. Relasi yang baik itu dapat tercipta bila kita pun memberi contoh dan teladan yang baik. Jika kita memberi teladan yang baik, maka itu akan memudahkan kita untuk membetulkan sikap dan tindakan anak.

Buatlah pula aturan untuk anak seperti kapan harus tidur, harus belajar dan mengerjakan PR, saat bermain dengan teman dan nonton TV atau main game, berpakaian yang rapi dan menepati jam-jam makan.

Ambillah waktu untuk mengkomunikasikan mengapa aturan itu perlu dibuat dan dilaksanakan. Terangkan dengan tenang dan nada suara yang rendah.

Kemudian jangan lupa pula untuk membuat persetujuan tentang konsekuensi jika peraturan dilanggar. Jika peraturan dilanggar, tidak perlu orang tua berteriak, marah, atau menghukum. Orang tua cukup mengingatkan aturan yang telah disepakati dan memberikan konsekuensi. Misalnya waktu bermain berlebihan, maka waktu belajar diperpanjang dan tidak ada nonton TV.

Orang tua harus tegas memberi konsekuensi. Tapi ingatlah juga bahwa aturan kadang-kadang perlu diperbaiki sesuai dengan pertumbuhan anak.

Mendidik anak memang bukanlah hal yang nudah. Tapi percayalah dengan teladan yang baik, usaha yang terus menerus serta doa dari orang tua, anak-anak pasti bisa bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang membanggakan.
“Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.” (Ams. 19:20)

PERCIKAN HATI
Rabu, 3 Februari 2016

Bukan Kebetulan

Bukan Kebetulan

“Kebetulan adalah mukjizat kecil di mana Tuhan lebih suka tak dikenal.”

Sewaktu membongkar-bongkar tong sampah yang ditinggalkan seseorang di tokonya di Salem, Abraham Lincoln menemukan sebuah buku berjudul “Blackstone’s Commentaries”. Ketika membaca buku itu, timbul hasrat yang besar dalam dirinya untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan bahkan sampai menjadi presiden Amerika Serikat.

Sahabat, ada banyak hal yang sepertinya kebetulan terjadi dalam kehidupan kita. Buku yang terbuang bisa mengantar Abraham menjadi seorang presiden. Bisa jadi juga ada banyak kebetulan yang terjadi dalam hidup yang sebenarnya mau mengantar kita pada keadaan yang lebih baik.

Sekali lagi kata kebetulan sekiranya tidak tepat, baiklah kita menyebutnya tuntunan Tuhan yang sedang bekerja dalam kehidupan kita.

Oleh sebab itu, jangan mengeluhkan suatu kenyataan hidup yang tidak terduga, kesulitan yang tidak diharapkan ataupun tantangan yang berat dan seolah tidak teratasi.

Percayalah setiap kesulitan diizinkan Tuhan hadir dalam kehidupan kita agar kita dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja mendatangkan kebaikan di balik itu semua.

Tetaplah bertekun, tetaplah berusaha dan berharap di dalam Tuhan, maka kita bisa melihat tuntunan Tuhan yang selalu ada tepat pada waktunya.

PERCIKAN HATI
Kamis, 4 Februari 2016

Memilih yang Benar

Memilih yang Benar

“Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.” (Mrk. 6:20)

Raja Herodes sedang mengalami konflik dalam hatinya. Yohanes pernah mengkritik Herodes ketika ia mengambil Herodias sebagai isterinya. Padahal sebelumnya Herodias telah menjadi isteri Filipus, saudaranya. Ia tidak menyukai Yohanes tapi ada kalanya ia juga senang mendengarkan pengajaran Yohanes.

Sahabat, seperti Raja Herodes kita pun sering berada dalam kondisi terombang-ambing. Kita seolah ditarik oleh dua hal yang amat bertolak belakang: kepentingan pribadi atau ego kita dan pengajaran yang kita tahu isinya benar dan menyelamatkan.

Dalam keadaan demikian, janganlah kita mengikuti pilihan seperti raja Herodes. Ia mementingkan gengsi dan kepentingan egonya sendiri sehingga mengorbankan Yohanes, sang Nabi yang mewartakan kebenaran.

Mari kita belajar untuk teguh memilih apa yang benar. Sebab apa yang benar pasti akan membawa kita pada keselamatan.

Untuk itu, bisa saja kita perlu berkorban. Tapi yakinlah pengorbanan kita pasti tidak akan sia-sia, sebab kebenaran pasti akan selalu mendatangkan kedamaian sejati dalam hati dan hidup kita.

PERCIKAN HATI
Jumat, 5 Februari 2016

Popular Posts Widget