Renungan Harian *RABU, 24 APRIL 2019* Luk: 24: 13 - 35

*RABU, 24 APRIL 2019*

Bacaan Liturgi

Hari Rabu Dalam Oktaf Paskah

PF S. Fidelis dari Sigmaringen, Imam dan Martir

Bacaan Injil
Luk 24:13-35

Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan,
dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung
bernama Emaus,
yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu
yang telah terjadi.
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran,
datanglah Yesus sendiri mendekati mereka,
lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka,
sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
Yesus berkata kepada mereka,
"Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?"
Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya,
"Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem,
yang tidak tahu apa yang terjadi di situ
pada hari-hari belakangan ini?"
Kata-Nya kepada mereka, "Apakah itu?"
Jawab mereka, "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret!
Dia adalah seorang nabi,
yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan
di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami
telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati
dan mereka telah menyalibkan-Nya.
Padahal kami dahulu mengharapkan,
bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.
Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari,
sejak semuanya itu terjadi.
Dan beberapa perempuan dari kalangan kami
telah mengejutkan kami:
Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
dan tidak menemukan mayat-Nya.
Lalu mereka datang dengan berita,
bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat,
yang mengatakan bahwa Yesus hidup.
Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati,
bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu,
tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat."

Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Hai kamu orang bodoh,
betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya
akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi!
Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu
untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka
apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci,
mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju.
Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat,
"Tinggallah bersama-sama dengan kami,
sebab hari telah menjelang malam
dan matahari hampir terbenam."
Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
Waktu duduk makan dengan mereka,
Ia mengambil roti, mengucap berkat,
lalu memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka.
Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia,
tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka.
Kata mereka seorang kepada yang lain,
"Bukankah hati kita berkobar-kobar,
ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan
dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem.
Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu.
Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
Kata mereka kepada kedua murid itu,
"Sungguh, Tuhan telah bangkit,
dan telah menampakkan diri kepada Simon."
Lalu kedua orang itu pun menceriterakan
apa yang terjadi di tengah jalan,
dan bagaimana mereka mengenal Yesus
pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
*SIRAMAN ROHANI*                                                                                                                     Rabu, 24 April 2019                                                                                                                             RP Fredy Jehadin, SVD

*Tema: Mengingat dan Membicarakan Nama Tuhan Secara Tidak Langsung Mengundang Tuhan Untuk Hadir Di tengah kita!*

Lukas 24:13 – 35

Saudara-saudari... Injil hari ini menceriterakan kepada kita bahwa kedua murid Yesus tinggalkan Yerusalem dan pergi ke Emaus. Mereka tinggalkan tempat pusat segala kegiatan rohani lalu pergi ke Emmaus tempat terpencil yang tidak terkenal oleh banyak orang. Yang menarik dari ceritera hari ini adalah selagi mereka dalam perjalanan, mereka membicarakan apa yang terjadi di Yerusalem tentang kebangkitan Yesus Kristus, tiba-tiba datanglah seorang asing yang tidak mereka kenal. Injil katakan bahwa ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sampai mereka tidak mengenal, siapakah orang asing ini.

Apa sebenarnya yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak mengenal Yesus? Beberapa interprestasi: 1) Mata mereka silau karena pengaruh cahaya mata hari yang mau terbenam. Mereka berjalan menuju arah barat; 2) Pikiran mereka focus pada apa yang sedang mereka pikirkan yaitu menyangkut kebangkitan Yesus Kristus; 3) Mereka masih dikuasai oleh perasaan kecewa dan putus asa karena apa yang mereka harapkan dari Yesus tidak terwujud; 4) Pikiran dan mata biologis mereka belum bisa menangkap satu kenyataan bahwa Yesus Kristus sudah bangkit. Iman mereka akan kebangkitan Kristus belum ada dalam hati mereka.

Menyaksikan apa yang sedang terjadi, Yesus tampil dan menyegarkan pikiran dan iman mereka akan apa yang sudah diajarkaNya. Yesus menegur mereka, kataNya: “Hai kamu orang bodoh, betapa labannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu yang dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaanNya?” Teguran Yesus ditanggapinya dengan positip. Mereka mengundang Yesus yang dianggapnya orang asing itu untuk tinggal bersama mereka. Katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Ajakan ini adalah satu bentuk ungkapan rasa hormat dan kedekatan antara mereka. Walaupun mereka ditegur secara keras, tetapi hati mereka berkobar-kobar sewaktu Yesus menjelaskan Kitab Suci. Mata hati mereka baru sungguh terbuka sewaktu Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Injil katakan: Sewaktu mereka menerima roti yang diberikan Yesus, ketika itu terbukalah mata mereka dan mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Yesus sudah merubah hati mereka yang putus asa dan kecewa menjadi hati yang penuh sukacita dan penuh harapan.

Saudara-saudari... apa kira-kira pesan Injil hari ini untuk kita?
1. Ingatlah dan muliakan Tuhan selalu dalam hidup harian kita. Dengan ini secara tidak langsung kita mengundang Tuhan untuk hadir di tengah kita.
2. Rencana manusia bukanlah rencana Tuhan. Sebagai pengikut Kristus kita harus utamakan rencana Tuhan. Kita selalu berdoa semoga rencana pribadi kita sesuai dan direstui Tuhan.
3. Mendengar Sabda Tuhan dengan penuh iman setiap hari akan mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian dalam hati.
4. Terbukalah selalu mengundang Tuhan untuk masuk dan berdiam dalam rumah hati kita; Kehadirannya akan mendatangkan rasa sukacita dan peneguhan iman.
5. Sakramen Mahakudus adalah tanda kehadiran Yesus kristus dan makanan rohani yang menguatkan jiwa kita.
6. Kembalilah selalu ke Yerusalem/Gereja tempat kita memuji dan memuliakan Tuhan bersama umat Allah.

Marilah saudara-saudari... kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman dan mendorong kita untuk selalu mengingat dan memuliakan namaNya kapan dan di mana saja kita berada,  dengan demikian iman kita akan selalu disegarkan dan hati kita pun selalu penuh dengan sukacita untuk memuliakan Dia.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

*TINGGAL SERTAKU KAWANKU KUDUS* _( Lukas 24 : 13 -35 )_

*TINGGAL SERTAKU KAWANKU KUDUS*
_(  Lukas 24 : 13 -35 )_

*Berapa lama anda sudah menjadi pengikut Kristus? Sungguh-sungguhkah anda mengenal Dia? Seberapa jauhkah pengenalan anda dibandingkan dengan pengenalan murid-murid Yesus akan Tuhan mereka?*

*Dua murid Yesus yang sedang dalam perjalanan ke Emaus ini memiliki pengetahuan yang lumayan tentang Tuhan mereka. Mereka memiliki pengharapan kepada sosok Yesus, sebagaimana pengharapan Yahudi terhadap Mesias*

_Mereka sudah mendengar beberapa kali pengajaran Yesus mengenai penderitaan diri-Nya demi penebusan dosa (9:22, 44, 13:33, 18:31-33). Apa yang mereka ceritakan mengenai pengalaman Yesus (20), sesuai dengan pengetahuan itu_

*Lalu pengalaman paling baru mereka, mengenai kebangkitan Yesus, mereka dapatkan dari para perempuan yang mengunjungi kubur Yesus dan dari beberapa murid lainnya (22-24)*

Bagian ini pun Yesus sudah ungkapkan kepada mereka (9:22, 18:33) hanya mereka saat itu belum mengerti (18:34). Ternyata saat itu mereka hanya memiliki pengetahuan tanpa menyadari maknanya, sehingga Yesus harus menguraikannya lagi kepada mereka

Akan tetapi, mengapa mereka tidak mengenal Yesus segera? Lukas menyatakan bahwa ada sesuatu yang menghalangi mata mereka

*Apakah itu? Rasionalitas mereka sehingga peristiwa kebangkitan tidak dapat mereka terima dengan akal sehat mereka? Atau perasaan putus asa yang begitu mendalam sehingga tidak dapat mengenali Tuhan yang berdiri di depan mereka?*

Satu hal yang pasti, Tuhan dengan sabar membimbing mereka sampai pada kesadaran itu. Saat Ia memperagakan ulang perjamuan akhir bersama para murid sesaat sebelum penangkapan dan kayu salib, mata mereka dicelikkan sehingga dapat mengenali Tuhan yang sudah bangkit.

*_Mengenal Dia dengan benar merupakan anugerah. Keberdosaan kita menghalangi mata iman kita_*

*Akan tetapi, membuka diri kepada-Nya, bersedia percaya kepada firman-Nya (32) merupakan kunci untuk mengenal Dia dengan benar*

*Zaman now, kita tidak perlu mengharapkan dapat berjumpa dengan Yesus secara fisik, seperti yang dialami para murid pada zaman old*

_Namun, kita dapat mengalami kehadiran Tuhan secaya nyata dan istimewa, yaitu dalam Perayaan Ekaristi_

*Sebab, dalam setiap Perayaan Ekaristi, Tuhan Yesus selalu hadir dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrerir dalam Doa Syukur Agung*

*Dengan merayakan Ekaristi, kita sungguh-sungguh berjumpa dengan Yesus. Bahkan, tidak hanya berjumpa tetapi kita juga menerima-Nya dan bersatu dengan Dia melalui komuni suci*

*_Oleh karena itu, marilah kita semakin mencintai dan menghargai Ekaristi serta memberinya tempat yang istimewa dalam hidup kita_*

*KISAH LAGU ABIDE WITH ME* _( Lukas 24 : 13-35 )_ *[ MADAH BAKTI 559 ]*

*KISAH LAGU ABIDE WITH ME*
_( Lukas 24 : 13-35 )_
*[ MADAH BAKTI  559 ]*

*Lagu Abide With Me ini dituliskan liriknya oleh Henry Francis Lyte pada tahun 1847 dan akhirnya diberi nada oleh William Henry Monk pada tahun 1861*

*Karena menderita TBC (Tuberculosis) maka Henry terinspirasi untuk menuliskan lagu yang sangat menyentuh hati ini sehingga menjadi salah satu lagu favorit Mahatma Gandhi*

_Liriknya jika ditelusuri, maka sangat menggambarkan pengalaman hari yang akan berakhir : menjelang petang, kegelapan yang makin dalam, redup, dan kemuliaan yang memudar yang jika diinterpretasikan maka bisa sebagai akhir dari hidup_

*Henry Francis Lyte menyelesaikan lirik lagu ini pada hari Minggu terakhir pelayanan yang sudah dijalani selama bertahun - tahun yang akhirnya harus ditinggalkan karena penyakit yang dideritanya*

Dia akhirnya meninggal di Nice, France 3 minggu setelah menuliskan lagu ini. Ia meninggal dalam perjalanan menuju Italia untuk menyembuhkan penyakitnya.

*_Pada khotbah terakhirnya, Henry mengambil dari Lukas mengenai Yesus yang berjalan bersama 2 murid-nya menuju Emaus_*

*Yesus yang beberapa hari sebelumnya meninggal di kayu salib, akhirnya dia bangkit dari kematian dan berjalan bersama mereka. Pada akhirnya murid Yesus tersebut sadar bahwa itu Yesus*

Lukas 24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.

Luke 24:29 But they urged him strongly, "Stay with us, for it is nearly evening; the day is almost over." So he went in to stay with them.

_*Jika ingin sedikit berimajinasi, maka kita dapat mendengarkan lagu tersebut saat di tepi pantai menjelang matahari terbenam, kita dapat merasakan perasaan sang penulis yang sudah "di ujung akhir (sore)" hidupnya namun dapat meninggal dengan tenang karena dia tahu siapa yang dia percayai*_

*"KENALILAH TUHAN DAN 'BAGIKANLAH' DIA DENGAN YANG LAIN."* Renungan harian, Rabu, 24 April 2019

*Bacaan Liturgi 24 April 2019*

*Hari Rabu Dalam Oktaf Paskah*

*PF S. Fidelis dari Sigmaringen, Imam dan Martir*

*"KENALILAH TUHAN DAN 'BAGIKANLAH' DIA DENGAN YANG LAIN."*

Untuk dapat mengenal Tuhan dan memahamiNya serta mengimaniNya bukanlah perkara mudah. Sering kebanyakan dari kita para pengikut Kristus berpikir bahwa dengan menjadi Katolik atau Kristen, itu sudah cukup untuk bisa mengatakan bahwa kita sudah mengenal dan memahami siapa kah Kristus itu. Dalam Injil hari ini, kita baca dan dengar bagaimana Kleophas dan temannya ternyata belum mengenal dan memahami Tuhan walaupun sebelumnya sudah hidup dengan Tuhan. Mereka baru terbuka mata mereka ketika Yesus duduk bersama mereka dalam perjamuan. Bagaimana dengan kita? Sudah sering kita bersama Tuhan dalam perjamuanNya, pertanyaannya sudahkah kita mengenal Tuhan dan memahamiNya lewat SabdaNya dan perjamuanNya? Kalau belum, marilah kita buka diri dan membiarkan Tuhan menjadi jelas depan mata kita. Rasakan kehadiranNya.
Di samping itu setelah kita bisa mengenal dan memahamiNya, marilah 'bagikanlah' Dia dengan sesama disekitar kita, terutama mereka yang merindukan Kasih, karena Kasih lah yang dibawa Tuhan Yesus. Contohlah Petrus dan Yohanes yang menyembuhkan seorang lumpuh. Mereka men-share- kan Yesus dengan si lumpuh. Si lumpuh pun sembuh dan berjalan lagi. Kebahagiaan karena Kasih Kristus dirasakan si lumpuh. Sudahkah kita berbuat yang sama?
Mari kita lakukan itu dalam hidup setiap hari sebagai perwujudan kemengertian kita akan siapa itu Yesus. Semoga. Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus yang bangkit. Amin.

*DOA:*
Tuhan Yesus bantulah kami untuk bisa membuka diri bagiMu. Biarkan lah RohMu selalu menjiwai kami agar kami sungguh mengenal Engkau dan kemudian membagikan kasihMu, Engkau sendiri, kepada sesama kami yang sungguh sungguh membutuhkan. Terima Kasih Ya Yesus. Amin.

Tuhan Yesus yang bangkit memberkati kita (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
🛐🛐🛐✝✝✝

*Surabaya, 24 April 2019*
*Salam dalam Kasih Tuhan Yesus yang bangkit,*

*RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.*

Renungan Harian *Rabu, 24 April 2019* Lukas 24: 13 - 35

*Rabu, 24 April 2019*
*Pekan Paskah I*
*Rabu Oktaf Paskah*
¤ Kis.3:1-10
¤ Mzm.105: 1-4.6-9
¤ Luk. 24:13-35
*"Mane Nobiscum Domine!”* 
- _Tinggallah bersama kami ya Tuhan!_ -
   Inilah permohonan kedua murid (Petrus dan Yohanes) di Emaus ketika mereka mengenal Yesus pada saat "Ia memecah roti dan membagikannya kepada mereka."
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, mengisahkan Yesus berjalan bersama kedua murid dari Yerusalem menuju Emaus. Ia bersoal jawab tentang diriNya sendiri dengan kedua murid yang belum mengenalNya serta menjelaskan seluruh isi Kitab Suci tentang diriNya.
   Adapun _tiga hal pokok_ yang dapat kita maknai untuk menumbuh-kembangkan iman kita lewat pengalaman dalam perjalanan Petrus dan Yohanes dari Yerusalem ke Emaus akan kebangkitan Kristus ini, antara lain:
1. *Pemurnian*
   Pengalaman perjumpaan Petrus dan Yohanes dengan Yesus dalam perjalanan mereka dari Yerusalem menuju Emaus merupakan sebuah _pemurnian iman._ Mereka mengalami semua karya besar Allah yang dilakukan Yesus. Pekerjaan-pekerjaan Bapa yang ajaib dirasakan sebagai pengajaran yang penuh kuasa dan wibawa. Bahkan harapan untuk menjadi Yesus sebagai seorang leader politik yang handal untuk dapat mengusir kaum Romawi yang sedang menjajah mereka.  _“Kami berharap bahwa Dialah yang membebaskan Israel”_ (Luk 24: 21), ternyata harapan mereka kandas karena peristiwa penyaliban dan wafatNya. Di sini kelihatan bagaimana interaksi dan pola relasi antara para rasul dan Yesus sangat manusiawi. Mereka lupa bahwa yang ada bersama mereka adalah _Allah yang benar._ Akibatnya berbagai kekecewaan yang dirasakan oleh para murid dan aneka ketakutan juga perasaan kehilangan Yesus menunjukkan sikap manusiawi ini.
   Di sinilah kita diajarkan bahwa Tuhan selalu mau _memurnikan_ keyakinan iman kita bahwa dunia diselamatkan oleh Dia yang "Tersalib", bukan oleh mereka yang menyalibkan-Nya. Dunia ditebus oleh kesabaran Tuhan dan dihancurkan oleh ketidaksabaran manusia.
2. *Pencerahan*
   Perjalanan Petrus dan Yohanes dari Yerusalem ke Emaus adalah sebuah _pencerahan_ tentang Yesus. Kedua murid itu diminta mengingat-ingat kembali semua yang sudah pernah didengar tentangNya. Mereka _dicerahkan_ dan dihadapkan kepada sumber-sumber kepercayaan yang sejati (ayat 27: _"mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi"_).
    Di sinilah kita diajak untuk _berdialog_ dengan sabda Tuhan agar dicerahkan olehNya. 
3. *Penyembuhan*
   Di Emaus,  barulah kedua murid itu mengalami _penyembuhan_ yakni mengenali siapa sesungguhnya Yesus, ketika "Ia memecah-mecah roti" (baca: Ekaristi). Mereka mengalami bahwa kini Yang Ilahi bisa benar-benar hadir dan bersatu di tengah-tengah manusia. Mereka akhirnya memohon kepada Yesus untuk tinggal bersama mereka. Mereka berkata, _“Mane Nobiscum Domine!”_ ~ “Tinggallah bersama kami ya Tuhan!”. 
   Di sinilah kita diyakinkan bahwa Ia _menyembuhkan_ cacat cela kita, menaklukkan segala yang jahat karena Ia ada dan bersatu dalam suka duka hidup kita. Dia selalu menyertai kita.
   Saudaraku, sabda Tuhan hari ini membuat kita menyadari _penyertaan_ Tuhan yang terus menerus di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti mendampingi kita. Dalam suasana hidup yang penuh perjuangan atau pergumulan ini, Dia selalu hadir. Ia _memurnikan,  mencerahkan_ dan _menyembuhkan_. Sikap Yesus ini mendorong kita untuk melakukannya yang sama di dalam hidup. 
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria senantiasa menyertai kita sekeluarga.  Amin.

*DOA:*
Ya Tuhan, bantulah kami masing-masing untuk seperti dua murid Emaus yang kembali ke Yerusalem dengan berkobar-kobar karena iman mereka dipulihkan. Semoga kami mampu untuk membarui hidup dan perjuangan kami karena kami yakin dan percaya akan karunia penyelamatan yang Engkau anugerahkan kepada kami. Semoga kami tidak takut untuk membawa kabar sukacita dalam kehidupan kami. Amin.

KETAKUTAN

KETAKUTAN
Bacaan: Matius 28:1-15
------------------------------------------------------------------
Bacaan setahun: 1 Raja-raja 8
------------------------------------------------------------------
Takut sakit. Takut ancaman bahaya. Takut sesuatu yang asing dan memberi ketidakpastian. Ketiganya melahirkan wujud-wujud ketakutan yang tak terbilang dalam kehidupan kita. Ketakutan itu seperti kuman flu di udara. Bisa menjangkiti kita, kemudian kita yang terkena bisa menularkannya ke sekitar. Menghindarinya mustahil. Satu-satunya jalan ialah memperkuat pertahanan tubuh kita. Bagaimana caranya?

Kebangkitan Yesus adalah kebenaran. Menentangnya, menutupinya, dan mencuranginya cuma seperti menyusun rentetan kebohongan yang berkelanjutan (ay. 15). Mengekalkan ketakutan. Malaikat meneguhkan kebenaran Yesus bangkit, untuk diakui dengan jujur (ay. 5-6). Pertama, adalah kejujuran yang membebaskan kita dari ketakutan. Jujur pada kebenaran. Tidak melarikan diri dari kenyataan. Kedua, percaya, yaitu tahap dimana kita berhenti dari meronta dan sibuk dengan diri sendiri. Percaya adalah titik balik yang mengusir ketakutan. Sebab semenjak itu, fokus kita bukan diri sendiri lagi, melainkan Tuhan yang hidup, Pemimpin hidup kita (ay. 10).

Ketakutan sedang menyergap kita? Sepertinya kita sedang berhenti di tempat dan sibuk menyangkali kenyataan sambil terus mengasihani diri sendiri? Enggan melangkah dan takut menatap hari esok? Jika ya, telah tiba saatnya kita kembali dan mulai dari tempat yang benar, yaitu jujur pada kebenaran dan percaya pada pimpinan Tuhan. Ingat, Dia yang bangkit itu sudah menanti untuk berjalan bersama kita. --PAD/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
KEBERANIAN HANYALAH BUAH DARI KETAKUTAN YANG TELAH DIATASI
DENGAN KEJUJURAN DAN KEPERCAYAAN PADA TUHAN.
------------------------------------------------------------------

Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com

Menghakimi

*Baik dilakukan secara sadar maupun tidak, tindakan menghakimi sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari*

_Orang dengan mudah melihat kesalahan orang lain, bahkan kesalahan yang sangat kecil seperti selumbar sekalipun_

*Sebaliknya, orang itu tidak menyadari kesalahan besar atau balok di dalam dirinya. Firman Tuhan mendorong kita untuk terlebih dahulu mengeluarkan balok tersebut*
( Matius 7 : 3 )

*Artinya, menyadari kesalahan kita dan meminta anugerah Tuhan agar mampu meninggalkannya*

*Dengan demikian, kita diperlengkapi untuk menolong orang lain mengatasi kesalahannya, mengeluarkan selumbar dari matanya, dengan sikap yang lemah lembut, bukan menghakimi*

JANGAN PERNAH BERPRASANGKA

JANGAN PERNAH BERPRASANGKA
•• •• •• ••

Seorang pria yg hendak menikmati makan di sebuah restoran berkata kepada pelayan: "Saya tak bisa makan sup ini..."

Pelayan dgn buru² berkata,
"Maaf tuan, saya akan memanggil manajer restoran ini."

Manajer datang & segera berkata,
"Maaf tuan, saya akan panggil juru masaknya."

Setelah bertemu juru masak, pria tsb berkata, "Tuan juru masak,
saya tak bisa makan sup ini..."

Juru masak tsb bertanya,
"Apa ada yg salah dgn sup ini?"

Pria tsb menjawab,
"Tidak ada, hanya saja saya blum di beri sendok."

Cerita di atas mewakili satu kata: Prasangka atau Asumsi.

Pelayan & manajer memiliki prasangka yg salah mengenai perkataan pelanggannya.

Mereka berasumsi bahwa si koki keliru masak.

Prasangka inilah yg kerap menimbulkan miskomunikasi, salah paham,
b a h k a n perselisihan.

Blum mengetahui kebenaran yg seutuhnya, kemudian men-duga² sendiri & karena memiliki prasangka yg negatif,
timbullah gosip yg memicu pertengkaran.

Gosip selalu di bangun dgn Prasangka atau Asumsi,
bukan Fakta.

Kita menuduh seseorang melakukan pelanggaran hanya berdasarkan prasangka atau asumsi,
bukan di dasarkan bukti yg jelas.

Jangan sampai kita berpikir, bertindak & mengambil keputusan hanya karena prasangka atau asumsi.

Prasangka atau Asumsi bukanlah Fakta yg layak untuk di percaya.

Prasangka atau Asumsi hanyalah dugaan,

Fakta & Kebenaran lah yg layak kita percaya.

LEBIH BAIK TIDAK BICARA DARIPADA BERBICARA SESUATU YG TIDAK BENAR !!!

“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran,
tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”
(Amsal 10:19)

Selamat Siang
Happy Wednesday
Goϑ ϐlešš Yoυ

Rumah ialah tempat hati kita tertuju, tempat kita pulang tatkala rindu. Di rumah, kita rehat untuk mendapatkan pemulihan dan penyegaran

Dirumah, kita merasa nyaman dan leluasa menjadi diri sendiri

Dirumah, kita menemukan keamanan dan ketenteraman

Dirumah pula, kita bersekutu dengan orang-orang yang kita kasihi dan melakukan hal-hal yang kita senangi  13.45

Memandang persoalan

🍵       * Kopi Pagi*       🍵

Ketika dihadapkan pada suatu persoalan, kita memiliki dua pilihan: _memandang besar persoalan_ itu atau _memandang Allah yang besar_!

Apabila kita memilih bagian pertama, kita akan hidup dalam _kepanikan_. Namun, apabila kita memilih bagian kedua, kita dapat senantiasa hidup dalam _ketenangan_.

_Mana lebih besar: persoalan atau Allah? Semua tergantung cara kita memandangnya_

*JIKA KITA PERCAYA KUASA ALLAH BEGITU BESAR, TIDAK AKAN ADA LAGI MASALAH YANG TERLALU BESAR BAGI KITA* 🌷🌹🙏

_*Selamat pagi saudaraku*_ ...
_*Selamat beraktivitas*_ ...
_*Tuhan memberkati*_ ...
🙏🙏🙏

*IBU MENGAPA ENGKAU MENANGIS* _( Yohanes 20 : 11-18 )_

*IBU MENGAPA ENGKAU MENANGIS*
_( Yohanes 20 : 11-18 )_

*Pada hari ini kita berjumpa dengan _FIGUR WANITA_ yang kiranya dapat membantu pertumbuhan iman kita*

*Figur tersebut Maria Magdalena. Yohanes bercerita bahwa pada pagi-pagi buta Maria Magdalena pergi ke makam Yesus. Ia melihat makam itu sudah kosong maka ia menangis sambil melihat ke dalam makam*

Ia melihat dua malaikat berpakaian putih, satu duduk di dekat kepala dan lainnya dekat kaki. Kedua malaikat itu bertanya kepada Maria: “Ibu mengapa engkau menangis?” Dengan polos Maria menjawab: “Tuhanku, telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan”.

*Maria Magdalena di sini digambarkan sebagai seorang pribadi yang mencari Tuhan Yesus. Ia mau membalas jasa Tuhan karena darinya Tuhan Yesus mengusir tujuh roh jahat ( Mark 16:9; Luk 8:2 )*

_Kita melihat Maria begitu manusiawi, sangat posesif. Itu sebabnya ia polos mengatakan “Tuhanku telah  diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan”_

Maria menoleh ke belakangnya dan melihat Yesus mulia tetapi ia belum mengenalnya. Ia mengira seorang penunggu taman. Yesus bertanya: “Ibu mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?”

Maria menunjukkan lagi sikap posesifnya dan kali ini lebih manusiawi: “Tuan, jikalau Tuan  yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambilNya”.

*Perhatikanlah perubahan yang terjadi: tadi dengan para malaikat, Maria masih mengatakan “Tuhanku”. Sekarang dengan Yesus yang bertubuh mulia dan dikira penunggu taman, Maria turunkan lagi level pengenalannya akan Yesus: Tuan, aku dapat mengambilNya”*

Bayangkan seorang wanita bertubuh kecil mau “mengambil” jenazah Yesus yang bertubuh tinggi dan berat.

*Pengenalan akan Yesus yang sangat manusiawi, posesif, berubah ketika Yesus membuka pikirannya dengan sapaan dengan nama: “Maria”. Nama itu menunjukkan totalitas kehidupan manusia*

Maria merasa menjadi baru dengan sapaan Yesus itu karena tadinya ia sangat manusiawi, masih diliputi suasana duka dan kecewa. Tetapi apa reaksi Maria? Ia menyapa Yesus: “Rabuni” artinya “Guruku”.

Dengan penuh keakraban Ia ingin menyentuh Yesus tetapi Yesus berkata: “Janganlah engkau memegang Aku sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Pergilah dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu bahwa sekarang Aku pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu”.

*Pasti ada yang bertanya mengapa Yesus tidak mengijinkan Maria untuk menyentuhNya? Yesus tidak takut dengan perempuan, Ia justru mau supaya Maria menyadari hidup barunya sebagai utusan atau rasul*

*_Perasaan manusiawi yang dimiliki Maria Magdalena harus berubah menjadi perasaan ilahi untuk bersaksi. Itu sebabnya Maria dengan sukacita kembali ke komunitas dan berkata: “Aku telah melihat Tuhan dan Tuhan berbicara kepadaku”_*

*_Kisah Maria Magdalena ini sangat menarik. Pengalamannya menjadi pengalaman Gereja untuk mengalami Yesus yang bangkit mulia. Maria memulai pengalaman bersama Yesus pada level iman yang sangat manusiawi, terlampau posesif_*

*Perlahan-lahan Yesus menyadarkan bahwa perasaan manusiawi, cinta kasih manusiawi itu harus berubah menjadi ilahi sehingga layak menjadi utusan Tuhan. Maria menyadarinya, ia menjadi baru dan menjadi utusan Tuhan Yesus*

*_Gereja juga mengalami pengalaman yang mirip. Kadang setiap pribadi mengalami sikap yang posesif seperti Maria Magdalena, dan berpikir orang lain tidak punya hak untuk memiliki Yesus. Ketika kita lebih terbuka lagi pada Yesus maka kita akan menjadi utusanNya yang handal_*

Maria Magdalena itu hebat. Dialah murid pertama yang menerima anugerah istimewa, menjadi saksi kebangkitan. Dia layak disebut rasul dari para rasul karena dialah yang membawa berita kebangkitan Yesus: “Aku telah melihat Yesus”.

Ini adalah pengalaman  yang unik. Mengapa?

*Pertama, dia seorang wanita dan kesaksian seorang wanita dalam agama Yahudi tidak sah di depan hukum*

*Kedua, menurut Injil Lukas, Tuhan mengusir  bukan satu tapi tujuh roh jahat. Tetapi Tuhan Yesus memang hebat, Ia memilihnya menjadi rasul dari para rasulNya*

*Sabda Tuhan pada hari ini sangat istimewa. Kita semua diarahkan untuk menyadari kembali proses pengenalan kita akan Yesus Kristus. Pengalaman akan Allah itu ditandai dengan pertobatan yang terus menerus di dalam hidup kita*

*Maria Magdalena mengalaminya dan luar biasa, dia menjadi utusan Tuhan. Mari kita menyadari panggilan dan perutusan kita masing-masing sebagai orang yang sudah dibaptis*

*_Sempurnakanlah diri anda dengan pertobatan dan anda akan menjadi utusan atau rasul Tuhan yang istimewa. Katakanlah kepada sesamamu: "Aku telah melihat Tuhan!_*

🌹 TUHAN TEMPAT PERLINDUNGAN 🌹 Mazmur 11 : 1

Selasa 23 April 2019                    
🌹 TUHAN TEMPAT PERLINDUNGAN 🌹

Mazmur 11 : 1                   
"Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: "Terbanglah ke gunung seperti burung!" 

Dalam suatu peperangan satu-satunya tempat yang paling aman adalah tempat perlindungan atau benteng perlindungan.  Namun kita harus tahu secara persis seberapa kuat tempat perlindungan atau benteng perlindungan tersebut. Dunia adalah medan peperangan karena setiap hari kita harus berjuang melawan hawa nafsu, berjuang untuk hidup benar, berjuang menghadapi badai persoalan, terlebih-lebih berjuang melawan penghulu-penghulu di udara dan roh-roh jahat di udara  (Iblis), yang kesemuanya membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.  Satu hal yang pasti adalah bahwa Tuhan berjanji kepada umat-Nya untuk memberikan jaminan kemenangan karena Dia adalah tempat perlindungan yang teguh.  Tetapi tidak semua orang akan beroleh perlindungan dari Tuhan, karena  "TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia."  (Mazmur 11:4).

Semua tingkah laku atau perbuatan manusia  (baik atau buruk)  tidak ada yang luput dari pengamatan Tuhan.                Seperti ada tertulis: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Tuhan memberikan jaminan perlindungan kepada setiap orang yang berhak untuk mendapatkan.  Siapakah itu?  Yaitu orang-orang yang hidup dalam ketulusan hati,  "Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya."  (Mazmur 11:7).

Di zaman sekarang ini sulit menemukan orang yang punya ketulusan hati karena banyak orang cenderung mementingkan diri sendiri, mengejar keuntungan dengan menghalalkan segala cara, bahkan kalau perlu mengorbankan orang lain.  Di sisi lain hari-hari yang dihadapi orang-orang yang tulus hati sepertinya begitu berat dan seringkali diwarnai air mata, namun percayalah pada akhirnya orang yang tulus akan terpelihara hidupnya secara aman, karena Tuhan sendiri yang menjadi tempat perlindungan.

"Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;"  (Mazmur 7:11).

Haleluya.....         
                           
Tuhan Yesus Memberkati🌷

*_HOLY MESSAGE_*

Morning Quotes

" Selalu ada harapan bagi yang berdoa dan ada jalan bagi yang berusaha, jangan turunkan standar yang kamu inginkan hanya karena kamu tidak sabar menunggu "

" Work hard, stay discipline, be patient and let your mind grow than your income will grow "

Have a Grow TuesDay...!!!☕☕☕

[✝ *_HOLY MESSAGE_*  ✝

👄Orang mungkin meragukan apa yg kita KATAKAN, tetapi mereka akan selalu percaya apa yg kita PERBUAT.                  
🍒Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.

Renungan Paskah dan Duka mendalam atas Tragedi SriLankah

Aku: Tuhan, dimanakah Engkau??

Tuhan: Aku disini, anakKu..

Aku: Tidakkah Engkau melihat gereja-gereja itu diledakkan??

Tuhan: Lalu jika diledakkan, mengapa??

Aku: Mengapa Engkau tidak melakukan sesuatu? Bukankah itu rumahMu, Bapa??

Tuhan: Yang mengatakan bahwa itu rumahKu, siapa??

Aku: Orangtua, rekan, sahabat, dan kebanyakan orang juga tahu kalau itu adalah rumahMu.

Tuhan: AnakKu, Aku tidaklah tinggal ditempat yang kau kunjungi sehari dalam seminggu. Yang kemudian engkau menutupnya setelah usai ibadah dan melupakan Aku.
Aku hanya tinggal, ditempat dimana Aku selalu bisa melihatmu, dan mendengar setiap keluh kesahmu. Bukan di bangunan itu..

Aku: Lalu, dimanakah rumahMu itu, Bapa??

Tuhan: RumahKu berada dihatimu dan hati anak-anakKu yang percaya akan Aku. Aku selalu setia didalam hatimu, menemanimu dalam suka maupun duka. Meski kadang kau lupa bahwa Aku ada disini bersamamu.
Biarlah bangunan-bangunan itu mereka hancurkan sesuka hati mereka, karena bangunan dapat dibangun kembali.
Namun..hatimu tak akan Kubiarkan mereka hancurkan dengan kekerasan mereka. Karena anak-anakKu akan selalu berada dalam perlindunganku.
Sampaikan juga kepada yang lain "KASIHILAH MUSUHMU"..

Aku: Lalu bagaimana dengan mereka yang menjadi korban, Bapa?

Tuhan: Mereka sekarang sudah bersama-sama denganKu dan para malaikat didalam Firdaus. Tidak ada lagi kesakitan yang mereka rasakan.

Aku: Terimakasih, Bapa.. Kini aku mengerti.

Renungan Paskah dan Duka mendalam atas Tragedi Sri Lanka n

PASKAH adalah tentang Cinta yang luar biasa, Pengorbanan, Penebusan dan PENGAMPUNAN

💌BACA ALKITAB TIAP HARI

💌BACA ALKITAB TIAP HARI

Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, FIRMAN-MU tetap teguh di sorga.
Sekiranya TAURAT-MU tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku.
Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan TITAH-TITAH-MU, sebab dengan itu Engkau MENGHIDUPKAN aku.
📖 Mazmur 119 : 89-93

Suatu kali seorang anak kecil memperhatikan sebuah buku besar berwarna hitam.
Buku itu berselimut debu dan ditaruh di sebuah rak yang tinggi.

Kemudian dengan penuh rasa ingin tahu ia bertanya kepada ibunya tentang buku itu.

Dengan malu sang ibu segera menjelaskan, "Itu Alkitab,Bukunya Allah."

Anak itu berpikir sesaat, lalu berkata, "Kalau itu bukunya Allah, mengapa kita tidak mengembalikannya saja kepada Allah?
Kan tidak ada lagi seorang pun di sini yang membacanya."

Dalam banyak keluarga, Alkitab nyaris tidak pernah dibaca atau bahkan dipedulikan keberadaannya.

Banyak orang membacanya hanya tatkala muncul masalah, penyakit, atau kesulitan di tengah keluarga.

Kapan terakhir kali anda mengambil Alkitab dan mempelajarinya untuk mendapatkan tuntunan dan Ajaran Firman Tuhan ?

Memang Alkitab adalah bukunya Allah, tetapi Dia tidak ingin buku itu dikembalikan kepada-Nya.

Dia ingin agar kita memiliki, merenungkan, memahami, mempercayai, dan menaati pesan yang ada di dalamnya.

Sudahkah Anda membaca bacaan Kitab Suci hari ini?

bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
( I Timotius 4:13 )

Jangan biarkan Alkitab menjadi Buku yang terlupakan di dalam rumah Anda!!

Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.
FIRMAN-MU itu PELITA bagi kakiku dan TERANG bagi jalanku.
🙏Mazmur 119:98-105

BERSYUKUR SENANTIASA* _( Kolese 3 : 17 )_

*BERSYUKUR SENANTIASA*
_( Kolese 3 : 17 )_

*Bagaimana ketika rencana atau keinginan itu tidak dikabulkan Tuhan? Saat itulah Tuhan sedang melatih kita untuk pasrah, berserah kepada-Nya*

*Firman Tuhan mengajar kita agar saat melakukan segala sesuatu, kita melakukannya dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur*

*Meskipun rencana kita tidak terwujud atau keinginan kita tidak terkabul, kita tetap dapat bersyukur karena, bagaimanapun, Tuhan tidak akan mencelakakan kita. Kita dapat tetap bersukacita karena Tuhan pasti menyediakan kebaikan dan kesejahteraan bagi kita*

Kiranya kita tidak berfokus pada apa yang belum kita miliki, melainkan menikmati dan mensyukuri berkat yang sudah dikaruniakan-Nya.

*Saat kita meminta kepada Tuhan, entah diberi entah tidak diberi, tetaplah bersukacita dan mengucap syukur dalam menjalani hidup ini*

*_Kiranya, dengan berfokus pada berkat yang sudah kita miliki, kita dapat mendayagunakannya dengan sebaik-baiknya. Dan selanjutnya, kita dapat menggunakannya untuk memberkati orang lain_*

Embun pagi Mazmur 18: 7

*EMBUN PAGI*
*Shalom, Selamat Pagi*

*_Mazmur 18:7 “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.”_*

_Pernahkah kita merasa kehidupan ini sangat menekan kita sehingga kita seolah sedang berada di dalam kesesakan tanpa ada kelegaan dalam hati?_

_Itulah yang sering dialami ketika jalan buntu berada di depan kita. Ada rasa patah semangat, menyerah dan bahkan ingin segera keluar dari masalah dengan cara-cara yang negatif._

_Cara-cara negatif yang kerap disebut dengan jalan pintar antara lain: mencuri, korupsi, bahkan mengakhiri hidupnya sendiri. Cara-cara seperti adalah cara yang paling tidak disukai oleh Tuhan._

_Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam kesesakan. Selama kita masih berjalan di jalan Tuhan, maka setiap ujian yang Tuhan izinkan terjadi, Tuhan akan turut memikulnya. Tuhan hanya ingin kita melalui setiap prosesnya dengan iman dan kesabaran agar beroleh kualitas yang luar biasa._

*_”Di dalam setiap kesesakan kita, Tuhan ada. Di dalam setiap jalan buntu yang kita alami, Tuhan akan buka jalan. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, sebab Dia adalah Allah yang setia.”_*

📖 *MULAILAH HARI INI DENGAN MEMBACA FIRMAN TUHAN!* 📖

*Have a Nice Day With LORD*
*GOD BLESS US*

Yoh. 4:43-54 "Pergilah, anakmu hidup!"

Yoh. 4:43-54

"Pergilah, anakmu hidup!"

Yesus menyembuhkan anak pegawai istana itu dari sakit karena IMAN dengan penuh percaya memohon kepada-Nya. DOA yang mengalir dari KEKUATAN IMAN diperhatikan Tuhan. Maka, bila kita mengharapkan hidup SELAMAT, SEJAHTERA, DAMAI, TENTERAM, kita perlu PERBAIKI dahulu KUALITAS IMAN kita kepada Tuhan, dengan hidup makin SALEH dan menaruh HORMAT kepada-Nya sebagai orang BERIMAN.
Saudaraku, apakah selama ini hidup Anda makin SALEH dan menaruh HORMAT kepada-Nya?
JLU.

DOA:
Tuhan, tambahkanlah imanku pada-Mu dan buatlah aku senantiasa untuk berharap pada-Mu karena Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.


"Credo" Yoh. 4:43-54

Senin, 01 April 2019
Pekan Prapaskah IV
¤ Yes. 65:17-21
¤ Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b
¤ Yoh. 4:43-54
"Credo"
- Aku Percaya -
   Inilah pernyataan iman yang bersedia mempercayakan diri seutuhnya dan taat-setia melaksanakan apa saja yang diperintahkan dan dikehendaki-Nya. Sikap taat-setia inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan dan keselamatan bagi kita.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Tuhan mengajak kita untuk selalu percaya pada belaskasihan dan kerahiman Tuhan meski kita tidak selalu bisa melihat karya Tuhan secara langsung.
   Adapun tiga ajakan dasar supaya kita memiliki hati yang berbelaskasih dan bisa menjadi orang percaya,  antara lain:
1. Berkunjung
   Pegawai istana mendengar bahwa Yesus ada di Galilea, maka ia berkunjung secara pribadi kepada-Nya.
   Di sinilah kita diajak untuk berupaya semakin mengenal dan ber-relasi secara pribadi dengan  selalu berkunjung kepadaNya dalam sakramen tobat, ekaristi dan devosi. Kita mohon rahmat belaskasih dan  kerahimanNya. Dengan demikian, kualitas iman kita akan semakin bertumbuh dan berkembang serta percaya kepadaNya dan bukan semata karena mukjijat yang dilakukan Yesus.
2. Berkomunikasi
   Pegawai istana berkomunikasi dan mengungkapkan isi hatinya dengan tulus dan mengajukan permohonan dengan penuh iman dan percaya kepada Yesus: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."
   Di sinilah kita diajak untuk tekun dan konsisten dalam berkomunikasi secara pribadi dengan Yesus, sehingga kita mengalami persatuan dengan Tuhan, dari hati ke hati yang menjadikan kita lebih beriman dan percaya kepadaNya.
3. Berkarya
   Pegawai istana diperintahkan oleh Yesus: ”Pergilah, anakmu hidup!” Ia pun percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi mentaati perintah dan kehendakNya.
   Di sinilah kita juga diajak untuk percaya dan mentaati perintah serta kehendakNya: "pergi" dan kembali berkarya di rumah kita masing-masing, karena disanalah karya Allah menjadi nyata dan kasih bisa dimulai lagi sehingga kita mampu "melihat" mukjizatNya dalam kenyataan dan rutinitas harian.
   Saudaraku, saat ini kita berada di pekan prapaskah IV, pekan sukacita. Bersukacitalah karena Tuhan baik dan amat mencintai kita. Dia peduli dengan manusia dan tidak mengingat-ingat kesalahan tetapi mengampuni dengan tulus. Berusahalah untuk menyerupai Tuhan yang mengasihi dengan tulus. Mari kita berubah dan bertobat!
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.

DOKTER LUKAS, Bacaan: Lukas 1:1-4

DOKTER LUKAS
Bacaan: Lukas 1:1-4
------------------------------------------------------------------
Bacaan setahun: 1 Samuel 1-3
------------------------------------------------------------------
Penginjil internasional dari Inggris, J. John, menerangkan bahwa salah satu alasan mengapa dirinya menjadi Kristen adalah karena iman Kristen itu sungguh benar. Sekalipun ada banyak upaya untuk mencari kelemahan dan kesalahan pada iman Kristen, termasuk tuduhan kebohongan atas fakta kebangkitan Yesus, kebenarannya tetap kokoh. Justru banyak penulis buku Kristen mengenai kebangkitan Yesus semula ialah orang yang bermaksud menentangnya. Namun di tengah jalan dari proses penelitiannya mereka justru bertobat.

Tabib Lukas adalah salah seorang rekan yang menyertai Rasul Paulus dalam perjalanan misinya. Dirinya terbilang intelektual pada zamannya. Bahasa Yunani yang digunakannya untuk menulis injil Lukas mencerminkan bobot intelektualnya itu. Pergaulannya cukup luas hingga menyentuh kalangan pejabat pada masa itu. Salah satunya ialah orang yang ia sapa sebagai "Teofilus yang mulia" (ay. 1). Lewat tulisannya ia mewartakan injil-terutama di kalangan atas-dengan satu tujuan: menegaskan bahwa iman Kristen itu sungguh benar! (ay. 4).

Tanpa disadari, setelah sekian lama menjadi Kristen, kita bisa kehilangan alasan-alasan yang paling fundamental mengapa kita menjadi Kristen. Entah karena mewarisi kekristenan sejak lahir atau karena kita tergilas kehidupan agamawi yang rutin belaka. Padahal kekristenan yang suam-suam kuku justru patut diwaspadai (Why. 3:16). Masihkah kita menghidupi nyala api yang membara di dada bahwa iman kita itu sungguh benar? --PAD/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
HIDUP KEKRISTENAN IBARAT MENDIRIKAN RUMAH,
JIKA TIDAK INGIN LEKAS ROBOH HARUS DIBANGUN DI ATAS FONDASI YANG KOKOH.
------------------------------------------------------------------

Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com

IMAN SEORANG AYAH ( Yohanes 4 : 43-54 )


IMAN SEORANG AYAH
( Yohanes 4 : 43-54 )

Percaya kepada Tuhan bisa muncul karena berbagai alasan dan wujud rasa percaya itu pun bisa berbeda-beda juga

Orang-orang Galilea dalam bacaan hari ini percaya kepada Yesus karena telah melihat mukjizat Yesus di Yerusalem (. Yoh. 2:23-25).

Mungkin karena  itulah Yesus bersaksi  bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri (44), dihormati hanya karena mukjizat.

Mukjizat memang dapat mengarahkan orang untuk percaya kepada Allah, tetapi tidak selalu demikian. Mukjizat bukanlah fondasi iman, jadi jangan tergantung pada mukjizat untuk beriman kepada Allah. Apalagi Iblis pun dapat juga membuat mukjizat ( 2Tes. 2:9 )

Mengetahui kuasa Yesus untuk melakukan mukjizat, seorang pegawai istana menemui  Yesus karena anaknya sekarat .  Ia meminta Yesus datang ke rumahnya guna menyem buhkan anaknya (47).

Sentilan Yesus, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya”  tidak memengaruhi dia karena yang dia harapkan saat itu adalah kesembuhan anaknya

Namun Yesus tidak melakukan apa yang diinginkan si pegawai istana. Ia hanya berkata bahwa anaknya sudah sembuh (masih hidup)

Tanpa rasa ragu sedikit pun si pegawai istana pulang . Ia yakin bahwa Yesus berkuasa dan perkataan-Nya bisa dipercaya

Ini menunjukkan bahwa yang dia inginkan bukan semata-mata untuk melihat mukjizat. Jika dia menolak untuk pulang ke rumah tanpa Yesus, itu berarti dia tidak percaya pada perkataan Yesus. Ia mau beriman walau tanpa bukti nyata

Benar saja, di tengah jalan ia bertemu dengan hamba-hambanya yang menyusul dia.

Konfirmasi para hambanya mengenai waktu kesembuhan anaknya, meneguhkan keyakinannya bahwa perkataan Yesus sungguh berkuasa,

Bahkan dari jarak jauh pun Yesus sanggup menyembuhkan anaknya. Tak heran bila kemudian seisi rumahnya jadi percaya (52-53)

Beriman tanpa bukti nyata memang tidak mudah dan kadang disebut tidak masuk akal. Namun apalah artinya iman bila harus mengandalkan bukti nyata. Maka landaskanlah iman anda hanya pada firman dan kuasa Tuhan

Popular Posts Widget