*Rabu, 24 April 2019*
*Pekan Paskah I*
*Rabu Oktaf Paskah*
¤ Kis.3:1-10
¤ Mzm.105: 1-4.6-9
¤ Luk. 24:13-35
*"Mane Nobiscum Domine!”*
- _Tinggallah bersama kami ya Tuhan!_ -
Inilah permohonan kedua murid (Petrus dan Yohanes) di Emaus ketika mereka mengenal Yesus pada saat "Ia memecah roti dan membagikannya kepada mereka."
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, mengisahkan Yesus berjalan bersama kedua murid dari Yerusalem menuju Emaus. Ia bersoal jawab tentang diriNya sendiri dengan kedua murid yang belum mengenalNya serta menjelaskan seluruh isi Kitab Suci tentang diriNya.
Adapun _tiga hal pokok_ yang dapat kita maknai untuk menumbuh-kembangkan iman kita lewat pengalaman dalam perjalanan Petrus dan Yohanes dari Yerusalem ke Emaus akan kebangkitan Kristus ini, antara lain:
1. *Pemurnian*
Pengalaman perjumpaan Petrus dan Yohanes dengan Yesus dalam perjalanan mereka dari Yerusalem menuju Emaus merupakan sebuah _pemurnian iman._ Mereka mengalami semua karya besar Allah yang dilakukan Yesus. Pekerjaan-pekerjaan Bapa yang ajaib dirasakan sebagai pengajaran yang penuh kuasa dan wibawa. Bahkan harapan untuk menjadi Yesus sebagai seorang leader politik yang handal untuk dapat mengusir kaum Romawi yang sedang menjajah mereka. _“Kami berharap bahwa Dialah yang membebaskan Israel”_ (Luk 24: 21), ternyata harapan mereka kandas karena peristiwa penyaliban dan wafatNya. Di sini kelihatan bagaimana interaksi dan pola relasi antara para rasul dan Yesus sangat manusiawi. Mereka lupa bahwa yang ada bersama mereka adalah _Allah yang benar._ Akibatnya berbagai kekecewaan yang dirasakan oleh para murid dan aneka ketakutan juga perasaan kehilangan Yesus menunjukkan sikap manusiawi ini.
Di sinilah kita diajarkan bahwa Tuhan selalu mau _memurnikan_ keyakinan iman kita bahwa dunia diselamatkan oleh Dia yang "Tersalib", bukan oleh mereka yang menyalibkan-Nya. Dunia ditebus oleh kesabaran Tuhan dan dihancurkan oleh ketidaksabaran manusia.
2. *Pencerahan*
Perjalanan Petrus dan Yohanes dari Yerusalem ke Emaus adalah sebuah _pencerahan_ tentang Yesus. Kedua murid itu diminta mengingat-ingat kembali semua yang sudah pernah didengar tentangNya. Mereka _dicerahkan_ dan dihadapkan kepada sumber-sumber kepercayaan yang sejati (ayat 27: _"mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi"_).
Di sinilah kita diajak untuk _berdialog_ dengan sabda Tuhan agar dicerahkan olehNya.
3. *Penyembuhan*
Di Emaus, barulah kedua murid itu mengalami _penyembuhan_ yakni mengenali siapa sesungguhnya Yesus, ketika "Ia memecah-mecah roti" (baca: Ekaristi). Mereka mengalami bahwa kini Yang Ilahi bisa benar-benar hadir dan bersatu di tengah-tengah manusia. Mereka akhirnya memohon kepada Yesus untuk tinggal bersama mereka. Mereka berkata, _“Mane Nobiscum Domine!”_ ~ “Tinggallah bersama kami ya Tuhan!”.
Di sinilah kita diyakinkan bahwa Ia _menyembuhkan_ cacat cela kita, menaklukkan segala yang jahat karena Ia ada dan bersatu dalam suka duka hidup kita. Dia selalu menyertai kita.
Saudaraku, sabda Tuhan hari ini membuat kita menyadari _penyertaan_ Tuhan yang terus menerus di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti mendampingi kita. Dalam suasana hidup yang penuh perjuangan atau pergumulan ini, Dia selalu hadir. Ia _memurnikan, mencerahkan_ dan _menyembuhkan_. Sikap Yesus ini mendorong kita untuk melakukannya yang sama di dalam hidup.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.
*DOA:*
Ya Tuhan, bantulah kami masing-masing untuk seperti dua murid Emaus yang kembali ke Yerusalem dengan berkobar-kobar karena iman mereka dipulihkan. Semoga kami mampu untuk membarui hidup dan perjuangan kami karena kami yakin dan percaya akan karunia penyelamatan yang Engkau anugerahkan kepada kami. Semoga kami tidak takut untuk membawa kabar sukacita dalam kehidupan kami. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar