Yoh 6:60-69 Renungan Harian dan Bacaan Liturgi 02 Mei 2020 Hari Biasa Pekan Paskah III

Bacaan Liturgi 02 Mei 2020
Hari Biasa Pekan Paskah III
PW S. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama
Kis 9:31-42
Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar,
oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat,jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria 
berada dalam keadaan damai. 
Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. 
Jumlahnya makin bertambah besar 
oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, 
mengadakan kunjungan ke mana-mana. 
Dalam perjalanan itu 
ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida.
Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh.
Kata Petrus kepadanya, 
"Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" 
Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan.
Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, 
dalam bahasa Yunani: Dorkas. 
Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.
Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. 
Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.
Adapun Lida dekat dengan Yope. 
Maka ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, 
mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, 
"Segeralah datang ke tempat kami."
Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. 
Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, 
dan semua janda datang berdiri di dekatnya.
Sambil menangis, 
mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, 
yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.
Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. 
Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, 
"Tabita, bangkitlah!" 
Lalu Tabita membuka matanya, 
dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.
Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. 
Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, 
lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.
Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, 
dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope,di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.

Demikianlah sabda Tuhan!

Bacaan Injil
Yoh 6:60-69
Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup,
banyak dari murid-murid-Nya berkata,
"Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, 
maka berkatalah Ia kepada mereka, 
"Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Lalu bagaimanakah, 
jikalau kamu melihat 
Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! 
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu 
adalah roh dan hidup.
Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." 
Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
Lalu Ia berkata, "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: 
Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, 
kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri 
dan tidak lagi mengikut Dia.
Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, 
"Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
Jawab Simon Petrus kepada-Nya, 
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Kami telah percaya dan tahu, 
bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Demikianlah Injil Tuhan!

EMBUN SABDA:
"TUHAN, KEPADA SIAPAKAH KAMI AKAN PERGI?"

Saudara dan saudariku dalam Tuhan Yesus,  hari ini kita meneruskan pembelajaran dari Yesus tentang Roti Hidup, pada bagian terakhir dari seluruh pembelajaran tentang Roti Hidup dalam Bab 6 Injil Yohanes. Saya mengajak kita merenungkan pernyataan Petrus yang berupa pertanyaan retoris, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?". Pertanyaan Petrus ini sudah mengandung jawaban sebenarnya, tapi kemudian ditegaskan oleh Petrus sendiri bahwa Perkataan Yesus adalah perkataan hidup yang kekal dan bahwa mereka percaya dan tahu bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Atau dengan kata lain Petrus mau katakan pada Yesus, bahwa mereka boleh jatuh bangun dalam perjalanan iman mereka akan Yesus, tapi mereka tidak akan meninggalkan Yesus. Mereka boleh kemudian ada yang mengingkari Yesus, tapi mereka tetap setia. 
Saudara dan saudariku, sabda Yesus tentang makan dagingNya dan minum darahNya mendatangkan kekacauan, banyak murid meninggalkan Dia. Banyak tidak sanggup menerima pengajaran seperti ini.   Mereka bisa menerima Yesus dengan pengajaran yang lain, dan dengan segala tanda tanda yang menyertaiNya yang Dia buat, tetapi disuruh "menjadi Kanibal" mereka tidak sanggup. Mereka menyerah dalam mengikuti Yesus sebelum mereka memahami secara benar apa yang dimaksudkan Yesus.  
Mereka masih hidup dalam daging, dan bukan dalam Roh, sehingga mereka tidak memahami, dan mereka akhirnya pergi. Sedangkan Petrus dan 11 Murid yang lainnya, saya yakin pasti juga masih bingung bingung, tetapi mereka tidak menyerah dengan iman akan Yesus. Iman mereka adalah pemberian dari Allah sendiri, anugerah indah. Itulah yang membuat mereka tidak goyah, tetapi tetap bersama Yesus dan terus belajar memahami Yesus dan ajaran ajaranNya, sampai mencapai kepenuhanNya ketika mereka dianugerahi Roh Kudus saat Pentekosta yang membuat mereka luar biasa dalam pewartaan akan Yesus. Bahkan Petrus dalam bacaan pertama kita dengar mempunyai iman yang luar biasa sehingga juga membuat tanda heran dengan menyembuhkan Eneas yang sakit lumpuh, dan membangkitkan  Tabita dari kematian. Semuanya dia lakukan dalam nama Yesus dengan iman yang luar biasa teguh. Dan iman serta tanda tanda ini membuat juga akhirnya banyak yang percaya pada Yesus.
Saudara dan saudari, dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini, ketika kita terkurung dirumah dan tidak bisa bersekutu sebagai Gereja dengan Ekaristi, dan Doa bersama dalam Gedung Gereja, atau kegiatan kegiatan lainnya, mungkin ada yang berpikir apakah Gereja akan mengalami kemunduran. Hemat saya, bukannya mengalami kemunduran, tetapi akan semakin dikuatkan. Iman kita adalah anugerah terindah. Kita bertahan dalam "penderitaan" ini bersama Tuhan Yesus. Kita tidak mundur. Bahkan kita pun akan berkata yang sama seperti Petrus, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan Hidup yang Kekal.
Kita percaya akan Dia yang menganugerahkan hidup kekal. Kita tetap setia dalam kekacauan sekarang ini. Kita mau tetap bersama Dia lewat segala aktifitas Spiritual yang bersifat online, lewat aktivitas Spiritual bersama keluarga atau komunitas kita masing-masing. Karena kita yakin dan percaya bahwa Dia selalu ada bersama kita, dan Dia tidak meninggalkan kita sendirian.
Saudara dan saudariku, mari kita terus berjuang agar semakin hari kita semakin menjadi muridNya yang setia, yang setia pada FirmanNya, dan setia pada semangatNya dalam mencerminkan Dia sendiri dalam hidup sehari hari. Amin.
Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.

DOA:
Tuhan Yesus, terima kasih atas segala karuniaMu, rahmatMu, dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami agar selalu setia hidup sebagai murid muridMu dalam sikap kami setiap hari. Amin.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
πŸ™πŸ™πŸ™πŸ›πŸ›πŸ›✝✝✝

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,

RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.


SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Sabtu, 02 Mei 2020                                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Benarkah Perkataan Yesus Kristus Itu Keras?
(Yohanes 6:60 - 69)

Saudara-saudari … Ada beberapa pernyataan dan ajaran Yesus sungguh sangat menantang para pendengar. Reaksi para pendengar pun hampir sama: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Perkataan yang mana yang keras dan siapa yang sanggup mendengarkannya? Perkataan itu antara lain: memakan tubuh dan meminum darah Kristus, mencintai musuh dan mengingkari kehendak sendiri. Benarkah perkataan-perkataan ini keras? Mungkin bagi yang tidak mengimani Yesus secara penuh terasa keras, tetapi bagi yang sungguh percaya dan mengimani Kristus secara total semua perkataan ini terasa lembut dan penuh makna. 

Dalam Injil hari ini, banyak yang bereaksi negatip terhadap ajaran Kristus tentang memakan tubuh dan meminum darah-Nya. Katanya: “Barangsiapa yang memakan tubuh-Ku dan meminum darah-Ku akan memperoleh kehidupan kekal.” Para pendengar waktu itu mengartikan pernyataan Yesus ini secara hurufiah. Mereka berpikir bahwa Yesus harus dibunuh, kemudian daging-Nya dipotong-potong lalu dibagikan kepada mereka yang mengikuti-Nya, demikian pun dengan darahNya. Darah-Nya ditampung lalu dibagi-bagikan kepada para pengikut-Nya dan diminum. Memakan tubuh dan meminum darah Kristus berarti menerima Yesus Kristus secara utuh. 

Saudara-saudari… Yesus sesungguhnya sudah menjadikan roti dan anggur, yang sudah diberkatiNya dalam perayaan misa, sebagai simbol tubuh dan darah-Nya. Perkataan yang penuh kuasa, yang keluar dari mulut-Nya, sudah merubah roti dan anggur itu menjadi tubuh dan darah-Nya. Itulah kuasa Tuhan. Ia bisa merubah apa yang bagi manusia tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan semuanya bisa terjadi. Tubuh jasmani Kristus tidak harus dicincang dan darah-Nya harus ditampung lalu diminum. Tetapi kata-kata yang sudah digunakan-Nya pada waktu memecahkan roti dan menyerahkan piala berisi anggur pada Malam Perjamuan Terakhir itu diucapkan kembali oleh imam pilihan Allah dalam perayaan Misa dan berkat karya Roh Kudus roti dan anggur, yang diberkati itu, berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Barangsiapa percaya dan menerima perkataan Yesus ini pasti akan selalu merasakan efeknya sewaktu memakan tubuh dan meminum darah Kristus waktu Misa. 

Marilah saudara-saudari … Terimalah pernyataan Kristus dengan penuh iman, dan hayati serta amalkanlah dalam hidup harian dengan sepenuh hati. Kalau kita menerimanya dengan penuh iman, maka perkataan Kristus itu tidak lagi dirasakan sebagai sesuatu yang sangat keras, sebaliknya akan terasa sangat lembut dan penuh makna.

Kita berdoa semoga kita selalu dengan penuh syukur menerima Tubuh dan Darah Kristus dan menyambutNya dengan penuh iman sebagai makanan rohani kita, yang memampukan kita, sehingga kita bisa sampai ke tempat tujuan hidup kita yaitu hidup bersama Tuhan di dalam Kerajaan Surga. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!


TINGGAL BERSAMA YESUS
( Yohanes 6 : 60-69 )

Setelah mendengar perkataan Yesus. Situasi jadi berkembang. Sebelumnya orang-orang Yahudi yang bersungut-sungut karena mendengar perkataan Yesus

Kemudian  murid-murid Yesus yang mengundurkan diri karena tidak sanggup menerima pengajaran-Nya. Iman mempunyai peran penting untuk menerima Yesus sebagai Juru Selamat.

Apa makna iman didalam Gereja Katolik ?

Di dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik tertulis, “Iman adalah anugerah cuma-cuma dari Allah dan tersedia bagi semua orang yang memintanya dengan rendah hati. Iman merupakan keutamaan adikodrati yang perlu bagi keselamatan 

Tindakan iman adalah tindakan manusiawi yaitu tindakan akal budi manusia, yang atas dorongan kehendak yang digerakkan oleh Allah mengamini dengan bebas kebenaran ilahi. Iman juga pasti karena berdasarkan Sabda Allah, iman itu bekerja oleh kasih ( Gal 5:6 ) dan iman itu tumbuh terus menerus dengan mendengarkan Sabda Allah dan doa. Iman membuat kita mengecap sukacita surga bahkan mulai sekarang ini juga.” ( KKGK, 28 )

Pengalaman kasih dan mengasihi juga dialami oleh para murid Yesus. Penginjil Yohanes selama lima Hari Minggu terakhir menghadirkan diskursus Yesus tentang Roti Hidup 

Para murid mendengar pengajaran dan diharapkan bahwa mereka memahami dan mengimani Yesus sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga dan yang memberi hidup kekal. 

Maksud Yesus tentang Roti Hidup adalah daging TubuhNya dan darahNya sendiri. Barangsiapa makan Tubuh dan minum DarahNya akan memperoleh hidup kekal

Masalahnya adalah para murid yang mendengar diskursus ini kecewa karena Yesus mengatakan “makan Tubuh dan minum darahNya”. Mereka berkata, “Perkataan ini keras! Siapakah yang sanggup mendengarkannya?”

Ini tanggapan para murid yang wajar karena mereka belum mengerti makna pengorbanan Yesus. Yesus mengingatkan mereka, “Adakah perkataan itu mengguncangkan imanmu?” 

Padahal semua yang diajarkan dalam diskursus Roti Hidup adalah roh dan hidup bukan daging! Yesus juga mengingatkan mereka bahwa mereka dapat datang kepadaNya karena anugerah Bapa, mereka ditarik oleh Bapa ( Yoh 6:44 ). 

Perkataan Yesus dinilai keras dan menimbulkan krisis Galilea yang mengancam relasi persahabatan para murid dan Yesus sendiri

Banyak murid mundur di Galilea sehingga Yesus bertanya, “Apakah kamu juga tidak mau pergi?” 

Petrus mewakili para murid mengakui imannya, “Tuhan kepada siapa kami akan pergi? SabdaMu adalah Sabda hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah yang Kudus dari Allah”

Pertanyaan dan jawaban Petrus memperkuat relasi Yesus dan para muridNya. Para murid sebetulnya berada dalam situasi memilih untuk tetap berelasi atau tidak berelasi dengan Yesus. Yesus memberi kebebasan kepada mereka untuk menetukan pilihan yang tepat. Ada yang menentukan pilihan untuk mundur dari Yesus, dan Petrus dan teman-teman lain memilih untuk tetap setia kepada Yesus

Nyata disini bahwa relasi antar pribadi para murid dan Yesus belumlah utuh. Mereka boleh tinggal bersama Tuhan Yesus dan menyaksikan segala karya dan SabdaNya namun relasinya masih dangkal. 

Motivasi persekutuan dengan Yesus masih pada level manusiawi sehingga begitu mendengar kata-kata yang keras mereka langsung memilih mundur atau murtad. Lalu apa relasi yang betul-betul menunjukkan keutuhan pribadi dengan pribadi?

Sabda Tuhan pada hari ini memberikan kepada kita buah-buah rohani yang sangat bernilai

Pertama, Allah menghendaki agar kita tetap bersekutu denganNya. Dia yang menarik setiap pribadi kepada Yesus PuteraNya. Oleh karena itu sebagai orang yang dibaptis kita perlu mengakui iman kita: “Tuhan, kepada siapa kami akan pergi?

SabdaMu adalah Sabda hidup kekal dan kami percaya bahwa Engkau adalah yang kudus dari Allah.” Oleh karena itu “Kami pun akan tetap beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah yang benar.”

Kedua, Setiap keluarga diteguhkan relasinya melalui seruan Paulus supaya suami dan isteri menjadi model yang tepat relasi Kristus dan GerejaNya di dunia ini. Kerendahan hati hendaknya menjiwai kepatuhan dan kasih sebagai suami dan isteri

Ketiga, Tubuh dan Darah Kristus adalah bukti kasih Allah yang sempurna bagi manusia. Ini mengundang kita untuk menyadari Ekaristi sebagai saat berelasi utuh dengan Kristus, sebelum memasuki perjamuan kekal di Surga

Apakah anda menyadari Ekaristi sebagai saat bersyukur atas keselamatan kekal dalam diri Yesus Kristus? Relasi antar pribadi hendaknya mendukung pertumbuhan iman kita

Keempat, Kita juga diarahkan untuk membuat discernment iman. Kita harus menentukan pilihan hidup yang tepat dalam hal beriman atau pun dalam menjawabi panggilan Tuhan. Discernment akan membantu kita mengambil keputusan yang matang dan tepat dalam beriman dan berelasi dalam panggilan hidup

Kiranya Roh Kudus memberi pencerahan pada kita

Sabtu, 02 Mei 2020
Sabtu Pertama
Sabtu Imam
Pekan Paskah III
¤ Kis. 9:31-42
¤ Mzm. 116:12-13,14-15,16-17
¤ Yoh. 6:60-69
"Credo et fido"
~ Aku percaya dan aku mengimani ~

   Inilah dasar iman kepercayaan kita sebagai umat pilihan Allah.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai roti dari surga dan mengundang kita untuk makan daging-Nya dan minum darah-Nya.
   Adapun dasar iman  Petrus tetap teguh dalam menghadapi keras dan tegasnya ajaran ilahi, antara lain:
1. Pemahaman akan Allah
   Iman adalah anugerah Bapa yang perlu kita tanggapi dengan pikiran dan hati terbuka.
   Di sinilah kita diajak menyesuaikan pikiran, hati dan tindakan seturut kehendakNya. Karenanya kita harus benar-benar memahami dan percaya akan Allah yang kita imani.
2. Pengalaman akan Allah
   Yesus itu berasal dari Allah, sumber segala kekudusan, sehingga Ia pun pasti kudus, bersatu dengan Roh Kudus dan mampu memberikan hidup kekal.
   Di sinilah kita diajak mengalami Allah secara personal, lewat hidup doa yang teratur, lewat hidup karya yang mempraktekan kesalehan sehingga yang ilahi benar-benar dirasakan dan dialami secara nyata.
3. Pengamalan akan Allah
   Allah adalah kasih dan maharahim bagi orang yang percaya kepadaNya.
   Di sinilah kita diajak mengamalkan kasih dan kerahiman Allah dalam tindakan dan karya nyata.
   Saudaraku, semua pemahaman dan pengalaman serta pengamalan mengantar kita pada kesadaran akan Allah yang selalu hadir, mengalir dan bersolider dengan kita dalam suka-duka, tawa-tangis di keseharian hidup
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang taat dan setia pada kehendakNya. Amin.

Yoh. 6:60-69 ~ Sabtu
PRIBADI YESUS perlu serius kita kenal dan dalami agar kita makin
mampu dan tepat memahami MAKNA pengajaran-Nya. Dengan demikian, kita tidak mudah pergi meninggalkan-Nya begitu saja; seperti jawaban Petrus: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah YANG KUDUS dari ALLAH."
Saudaraku, apakah jawaban Petrus adalah juga jawaban Anda? Adakah kesediaan Anda untuk tinggal dalam kasih-Nya?
JLU.

DOA:
Ya Allah, kami bersyukur atas rahmat pemeliharaan yang senantiasa Engkau limpahkan bagi kami. Ajarilah kami untuk berani mempunyai sikap pemeliharaan atas hidup dan tindakan kami, memelihara yang baik, yang benar, dan yang kudus. Semoga kasih dan kesetiaan-Mu menghantar kami untuk mampu setia juga. Tuhan, kami persembahkan pemeliharaan hidup kami ke dalam tangan-Mu. Amin.


Selamat Pagi Saudara🐻🐨

Hari ini Sabtu, 2 Mei 2020
Pw. St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja.

Marilah Berdoa:🐻🐨
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Yesus gembala yang sejati, Ia memberikan daging-Nya sebagai santapan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Kitab SuciπŸ“–
1. Kis. 19:31-43
2. Yoh. 6:60-69
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)

Memahami Injil🐻🐨
🐻60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” 
61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu mengguncangkan imanmu? 
(■ Banyak orang Yahudi mencari Yesus, setelah Ia menggandakan roti dan ikan, dengan tujuan: mendapat makanan bagi fisik mereka.
■ Yesus menyatakan diri-Nya adalah roti hidup yang turun dari surga. Barang siapa makan daging-Nya dan minum darah-Nya akan mendapat hidup kekal. Yesus roti hidup merupakan makanan rohani.
♡ Ada perbedaan pandangan antara orang-orang Yahudi dengan Yesus. Orang-orang Yahudi  mencari roti untuk mengenyangkan tubuh fisik. Sedang Yesus memberikan roti hidup, firman-Nya,  tubuh dan darah-Nya, untuk memberi makanan rohani bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
■ Sehingga banyak orang yang terguncang imannya, sebab iman mereka mengacu pada makanan fisik sedang Yesus memberi yang rohani.)

🐻62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 
63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. 
(■ Pada saat iman mereka terguncang karena pengajaran Yesus tentang roti hidup, Yesus mempertanyakan keadaan mereka: Bila Yesus naik ke tempat sebelumnya Dia berada, dimana keadaan-Nya Roh.
■ Yesus mengaris bawahi, bahwa: Roh yang memberi hidup. Sehingga perkataan-perkataan Yesus adalah roh dan kehidupan.)

🐻64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. 
65 Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” 
66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
(■ Selah mendengarkan pengajaran Yesus tentang diri-Nya adalah roti hidup dan imannya terguncang,  banyak orang menjadi tidak percaya dan mulai meninggalkan Dia.)

🐻67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” 
68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 
69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
(■ Melihat banyak orang meninggalkan Yesus, Ia bertanya kepada ke dua belas murid-Nya: Apakah mereka tidak pergi juga?
■ Jawaban Petrus: Tuhan kepada siapakah kami akan pergi?
♡ Jawaban Petrus ini mencerminkan kesadaran para murid:
1. Ajaran Yesus ini tidak mudah untuk di pahami akal budi mereka.
2. Mereka sadar keterbatasan mereka sebagai manusia.
3. Disisi lain mereka sadar bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah.
4. Bagi para murid perkataan Yesus menghidupkan mereka.
5. Para murid percaya kepada Yesus.
6. Sehingga mereka memutuskan tidak pergi, yang lain tidak ada yang sebaik Yesus.

Merenungkan🐻🐨
🐨 Yesus menggembalakan kita dengan firman juga tubuh dan darah-Nya, agar kita hidup di dalam-Nya dan Dia hidup di dalam kita. Yesus juga adalah jalan, kebenaran dan hidup. Bagaimana sikap kita akan penggembalaan Yesus? Menolak dan meninggalkan Yesus, seperti orang-orang Yahudi? Atau tetap mengikuti Yesus seperti para rasul? 

Doa Permohonan🐻🐨
Tuhan, kami sering terperangkap pada pemikiran sendiri yang tidak selalu benar. Bapa curahkanlah Roh Kudus-Mu, beri aku hikmat untuk memahami ajaran-Mu yang tidak mudah, yang sering kali melampaui kemampuan berpikir kami. Kami mohon....

Hening🐻🐨
(Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus) 

Doa Penutup🐻🐨
Tuhan Yesus, Engkaulah gembala yang baik yang menuntun kami sampai ke rumput yang hijau. Tuntun kami, domba-Mu, supaya tidak tersesat di jalan.  Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Tuhan sertamu – dan sertamu juga.

Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.

Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin

πŸ»πŸ¨πŸ™πŸΌ✝πŸ“–πŸ¨πŸ»
πŸ›πŸ›πŸ›πŸ”œπŸ¦‹πŸ¦‹πŸ¦‹

Teriring doa dari Karmel

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget