CAHAYA SABDA, Selasa, 31 Januari 2017

Selasa Pekan Biasa IV
PW S. Yohanes Bosko, Imam

Bacaan Pertama: Ibr 12:1-4
Marilah kita berlari dengan tabah hati dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.

Mazmur : Mzm 22:26b-27.28.30.31-32
Orang yang mencari Engkau, ya Tuhan, akan memuji-muji Engkau.

Bacaan Injil: Mrk 5:21-43
Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!

Renungan:
Gua Maria Lourdes adalah Gua Maria terpopuler  di dunia. Setiap tahun ratusan ribu peziarah berdevosi di tempat ini. Di lokasi Gua Maria ini terdapat mata air yang dapat menyembuhkan segala jenis penyakit jika kita mengimaninya dengan sungguh-sungguh. Selain itu, ada kolam tempat orang-orang sakit berendam. Ribuan orang telah disembuhkan setelah keluar dari kolam ini. Sehingga banyak orang selalu terpaut hatinya untuk berziarah ke Gua Maria Lourdes.
     Karya penyelamatan Yesus senantiasa menakjubkan, mulai dari menyembuhkan orang yang sakit, membangkitkan orang mati, memelekkan mata orang buta, dan masih banyak lagi. Semua itu dilakukan Yesus agar menjadi semakin beriman dan percaya kepada Allah Penyelamat Dunia. Bagi kitapun terjadi mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, mulai dari kesehatan yg kita terima, rejeki, kebahagiaan, dan banyak hal lagi yang kadang tidak kita sadari. Alteri vivas oportet, si vis tibi vivere, artinya Jika engkau mau hidup untuk dirimu, hendaknya engkau juga hidup untuk sesamamu. Kalimat Latin ini menjadi suplemen bagi kita untuk mau berbuat kasih bagi banyak orang. Marilah kita mensyukuri semua yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Dan dengan demikian iman makin teguh dan cinta kasih makin bernyala di tengah masyarakat sekitar kita.
"Bersyukur menjadikan hidup bahagia"

CAHAYA SABDA, senin, 30 Januari 2017


Senin Pekan Biasa IV
Bacaan Pertama: Ibr 11:32-40
Allah mempunyai rencana yang lebih baik bagi kita semua.
Mazmur: Mzm 31:20.21.22.23.24
R:25 Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, kalian semua yang berharap kepada Tuhan.
Bacaan Injil: Mrk 5:1-20 
Hai Roh Jahat, keluarlah dari orang ini!

Renungan:
Gerasa merupakan sebuah kota di sebelah timur sungai Yordan yang terletak di wilayah Dekapolis. Awalnya kota ini merupakan daerah kekuasaan dari Yahudi, tapi kemudian direbut oleh Yunani dan banyak orang-orang Yunani yang menetap di situ. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Kuil Dewa Zeus dan artemis. Pada abad pertama masehi, kota Gerasa ini merupakan kota yang maju. Kalau kita melihat pola perjalanan penginjilan Yesus pada waktu itu, maka kemungkinan besar penduduk kota Gerasa mayoritas adalah orang Yahudi. Dalam Injil dikatakan bahwa pada saat Yesus masuk ke daerah orang Gerasa, ada orang yang kerasukan banyak setan. Mereka menyebut namanya Legion. Kemudian setan-setan itu masuk ke kawanan babi-babi yang digembalakan disitu atas persetujuan Yesus. 


    Kemudian orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus, tetapi Yesus tidak memperkenankannya, tetapi ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan bertitahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!". Yesus tidak memperbolehkan orang itu ikut. Yesus malah memerintahkan orang itu untuk pergi ke masyarakatnya sendiri dan melaporkan kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan. Hal ini hendak mengajarkan kepada kita bahwa manusia tidak dibebaskan dari belenggu sekedar supaya kebebasan dari Allah itu dapat dinikmati sendiri, tetapi juga agar ia memberikan kesaksian kepada orang lain mengenai kuasa Iahi itu. Di negeri di Timur Danau Galilea itu tidak ada alasan yang mengkhawatirkan munculnya krisis akibat popularitas yang berlebihan.

" Tuhan menghendaki agar umat-Nya menjadi berkat bagi semua orang."

Bagianku

(*) Rubrik Kata Mutiara

Bagianku

“My job is to take care of the possible and trust God with the impossible” – Bagianku adalah mengerjakan apa yang bisa dilakukan dan percaya kepada Tuhan atas apa yang mustahil dilakukan. (Peribahasa Amish)
:) Sebagai manusia kita semua pasti punya keterbatasan. Sekuat apapun kita berusaha pada akhirnya kita akan mencapai suatu titik dimana ada hal-hal yang berada di luar kemampuan kita.
:) Ketika kita berada pada tahap itu, percayalah Tuhan tidak akan tinggal diam. Seperti dalam mujizat Lazarus yang bangkit dari kematian: bagian kita adalah mengangkat batu yang menutup lubang pengharapan kita dan bagian Tuhan yang akan membangkitkan pengharapan hidup kita sehingga menjadi mujizat yang luar biasa. (lihat kisah Lazarus Yoh. 11:33-44)
:) Sudahkah kita pun mengerjakan bagian kita dengan tekun dan setia? Ketahuilah ketika kita senantiasa berusaha dalam jalan Tuhan sambil menyempurnakan itu dalam doa dan iman yang teguh akan penyelenggaraan-Nya, yakinlah pertolongan Tuhan pasti akan datang tepat pada waktunya.(y)

PERCIKAN HATI<3
Senin, 30 Januari 2017

CAHAYA SABDA, Minggu, 29 Januari 2017

Minggu Biasa IV

Bacaan Pertama : Zef 2:3;3:12-13
Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah.

Mazmur : Mzm 146:1.7.8-9a.9b-10
R:Mat 5:3 Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Kedua: 1Kor 1:26-31
Yang bodoh di mata dunia dipilih Allah.

Bait Pengantar Injil : Mat 5:12a
Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di Surga.

Bacaan Injil : Mat 5:1-12a
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah.

Renungan:
Nick Vujicic adalah penginjil dari Australia dan motivator yang terlahir dengan Sindrom tetra-amelia. Hidup tanpa tangan dan kaki tidak mnghalangi kebahagiaannya. Nick menjadi tokoh motivator terkenal dengan semangat hidupnya. Walau Vujicic tidak memiliki tubuh yang lengkap namun dia bisa melakukan hal-hal yang sama dengan orang normal pada umumnya seperti makan, minum, berenang, mengoperasikan komputer, dan beberapa olahraga lainnya. Dia pernah mengatakan, " Hidup bukanlah tentang memiliki, tapi hidup adalah tentang menjadi seperti apa".
          Pada hari ini Yesus mengajak kita untuk berbahagia. Bahagia dengan apa adanya. Berbahagia dalam segala situasi hidup kita. Puncak kebahagiaan sejati lahir dari penerimaan diri apa adanya dan mensyukuri rahmat Tuhan dalam situasi itu. Kita diajak untuk memiliki kerendahan hati, tidak sombong, menyadari kekerdilan kita dihadapan-Nya sehingga kita bergantung total pada rahmat Allah, bukannya melekat pada kekayaan, jabatan, prestise, dan segala ketenaran kita. Allah menghendaki agar kita terdaftar dalam Kerajaan Sorga dengan cara berbahagia dalam menebarkan kasih dan kebaikan hati Allah bagi semua orang. Mari bercermin pada sabda Yesus, bahagia dengan apa yang ada dan mengucap syukur snantiasa. Nick Vujicic telah memberikan contoh nyata pada kita. Mari mewujudkan kebahagiaan sejati dengan apa yang ada dan mampu membagikannya kepada orang lain.

"Kebahagiaan sejati berasal dari yang Ilahi"

Jadilah Bijak

(*) Rubrik Cerita Bermakna

Jadilah Bijak

:) Seekor tikus tanpa sengaja tersesat di dalam ruang sebuah piano. Ia tinggal semalaman di situ. Keesokan harinya, seorang pianis duduk di depan piano dan mulai memainkan nada-nada indah karya Beethoven dan Mozart.
:) Tikus ini yang mulai menganggap piano itu seperti rumahnya sendiri amat jengkel dengan keributan yang kini memenuhi sarangnya itu.
:) Dalam otaknya yang kecil ia tidak dapat memikirkan sesuatu yang lain, selain dunia sedang kacau karena tempat tinggalnya kini tidak nyaman lagi.
:) Sahabat, dunia ini begitu luas dan kehidupan punya banyak pelajaran untuk kita. Jangan hanya melihat satu persoalan, kesulitan atau masalah dari sudut pandang kita saja, tapi cobalah untuk lebih bersikap bijaksana dengan merenungkan apa kehendak Tuhan di balik itu semua.
:) Percayalah ketika kita senantiasa berharap, bersabar dan berusaha dalam Tuhan, semuanya pasti akan menjadi berkat pada waktunya. Hikmah dan pelajaran hidup hanya dapat diperoleh bila kita mau menghadapi segala tantangan yang ada dengan hati yang lapang.(y)

PERCIKAN HATI<3
Minggu, 29 Januari 2017

Kerelaan Memberi

(*) Rubrik Motivasi Rohani

Kerelaan Memberi

:) Kisah Yesus yang memberi makan lima ribu orang memang di luar perkiraan kita, manusia. Bagaimana bisa lima roti jelai dan dua ikan dapat mengenyangkan lima ribu orang?
:) Kisah ini tentu diceritakan dengan maksud tertentu. Lima roti jelai dan dua ikan tentu tidak cukup untuk orang sebanyak itu, tapi Yesus melipatgandakan pemberian yang tidak seberapa itu menjadi berkat yang melimpah untuk begitu banyak orang.
:) Yang terpenting adalah kemauan dan kerelaan untuk memberi, itu yang ingin Tuhan perlihatkan kepada kita. Terkadang kita menunda untuk memberi karena kita pun memerlukan bantuan.
:) Tapi sebetulnya memberi itu bukan hanya sebatas materi. Perhatian, dukungan, doa bahkan pula mengasihi dengan hati yang tulus, itu semua adalah pemberian yang bisa kita bagikan kepada orang lain.
:) Oleh sebab itu, mari kita memberi dengan penuh ketulusan hati. Semoga Tuhan melengkapi dan menyempurnakan pemberian kita yang diberikan dari hati yang tulus itu agar bisa menjadi berkat untuk orang lain yang menerimanya.

PERCIKAN HATI<3
Sabtu, 28 Januari 2017

MARAH

(*) Rubrik Kata Mutiara
MARAH
:) Billy Graham menulis, “Jangan mengambil keputusan apa-apa jika kita berada dalam keadaan marah dan emosi yang sedang membara.”
:) Dalam kehidupan kita setiap hari, tidak ada seorang pun yang ingin menjadi pemarah. Namun banyak alasan yang dapat membuat kita sering mudah marah misalnya ketika kita sering tidak sejalan pikiran/pendapat dengan orang yang kita sayangi seperti pacar, suami, istri, anak-anak, orangtua, teman, kerabat dan lain sebagainya sehingga dapat menyebabkan pertengkaran.
:) Kita tidak diciptakan Tuhan untuk membawa beban “kemarahan” dalam hidup setiap hari. Ketahuilah marah itu akan membawa dampak yang besar dalam hidup kita seperti melelahkan dan merugikan diri sendiri.
:) Itulah sebabnya Kitab Amsal menulis, “Qui dominator animo suo, expugnatore urbium” – Orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota (Ams. 16:32).
:) Sahabatku, marilah kita mencoba mengendalikan diri jika akan muncul “letupan kecil” kemarahan. Marah tentu wajar namun jangan sampai berubah menjadi amarah tak terkendali yang ujung-ujungnya pasti merugikan kita juga. (y)
PERCIKAN HATI<3
Kamis, 26 Januari 2017

KEAJAIBAN MEMBERI

(*) Rubrik Inspirasi Kitab Suci
KEAJAIBAN MEMBERI
“Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (2Kor. 9:8)
:) Setiap orang yang murah hatinya tidak pernah akan merasa berkekurangan, sebab memberi selalu mendatangkan keajaiban bagi mereka yang memberi dan juga bagi yang menerimanya.
:) Hal tersebut nyata dalam kehidupan seorang pemulung Lou Xiaoying dari negeri Tiongkok. Ia menuturkan bahwa, dalam kehidupannya yang tidak bisa dikatakan berkelebihan itulah ia mampu mengadopsi kurang lebih 30 anak yang dibuang dan ditelantarkan oleh orang tuanya selama kurang lebih 43 tahun.
:) Sahabatku, hati yang penuh dengan kebajikan memang tidak perlu menunggu untuk berbuat baik. Kita tidak perlu kaya secara materi untuk berbuat baik, tapi cukup dengan memiliki hati yang tulus dan ikhlas untuk membantu. Tuhan tidak pernah buta, Ia pasti membuka jalan untuk kita yang mempunyai niat baik bahkan melengkapi hidup kita dengan rupa-rupa berkat-Nya.(y)
PERCIKAN HATI<3
Jumat, 27 Januari 2017

CAHAYA SABDA, Sabtu, 28 Januari 2017

Sabtu Pekan Biasa III
PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama : Ibr 11:1-2.8-19
Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri.

Mazmur : Luk 1:69-70.71-72.73-75
R:68 Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.

Bait Pengantar Injil : Yoh 3:16
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

Bacaan Injil: Mrk 4:35-41
Angin dan danau pun taat kepada Yesus.

Renungan:

Dalam buku yang berjudul "Romo Mangun, Imam bagi kaum kecil", dituliskan bahwa Romo Y.B. Mangunwijaya, P, suka ngopeni yang kecil dan terbuang. Hal ini dikongkritkan dengan sikapnya yang selalu berpihak pada kaum kecil. Sehubungan dengan satu domba yang hilang (Luk 15:1-7), beliau mengatakan bahwa "99 domba memerlukan perhatian, namun yang satu jauh membutuhkan perhatian". Hal ini mau mengatakan bahwa preferential option for the poor, domba tersebut sama-sama membutuhkan perhatian tetapi harus berani memilih yang paling membutuhkan. Romo Mangun mengatakan bahwa Imamlah yang menjadi nabi untuk mencari domba yang hilang dan tersesat. 

     Dalam perikop Injil hari ini disampaikan kepada kita bahwa Yesus menghardik angin ribut di danau. Yesus hanya mengatakan, "Diam! Tenanglah!" Lalu angin reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Angin dan danau pun taat kepada Yesus. Pikiran manusiawi kita pasti tak mampu menerima hal ini, sehingga apabila murid-murid heran itu masuk akal secara manusiawi. Namun, Yesus ingin mengajak kita untuk berani keluar dari pikiran manusiawi kita. Romo Mangun mengajak kita untuk berpihak kepada kaum miskin dan kecil. Kongkritisasi dilakukan saat kita mampu menghardik  angin ribut yang ada dalam diri kita. Mari melihat angin ribut yang ada dalam diri kita, kita mohon bantuan Yesus untuk menghardiknya sehingga mampu keluar dari diri sendiri untuk berbagi kasih kepada sesama. 

"Tuhan tidak pernah membiarkan kita lemah."

KADO CINTA TERAKHIR

Di sebuah ruang rumah sakit, ada seorang anak kecil yang sedang berdoa, “Tuhan, aku memiliki seorang teman yang botak. Ia sangat ingin memiliki rambut panjang sepertiku. Tuhan, ijinkan aku membantu temanku. Amin.”

Anak kecil itu sungguh bahagia ketika tiap pagi saat ia bangun tidur, didapatinya rambut-rambut panjang di bantalnya. Dia segera memungut helai-helai rambut itu dan menyimpannya pada sebuah kotak. Setiap hari berlalu seperti itu sampai kotak itu penuh dengan rambut.

Dengan sabar ia menjalin dan menata rambut itu lalu menempelkannya pada sebuah bando dengan pita pink. Dia pun menuju ke ruangan lain dan memberikan bando itu kepada temannya yang botak. “Lihat, kau sangat cantik. Sekarang kau memiliki rambut yang indah.”

Tidak lama kemudian, anak kecil pemberi bando tersebut meninggal dalam keadaan kepala tak berambut. Ya, anak kecil itu menderita kanker dan tidak bersedih hati ketika rambut-rambutnya mulai rontok. Ia justru bersyukur dengan adanya rambut-rambut yang rontok itu sehingga bisa memberi hadiah untuk temannya.

Hidup mati manusia tidak ada yang bisa memprediksi. Kita tidak bisa menjadwalkan sebuah kematian. Saat kita bisa hidup saat ini, maka berikanlah cinta yang kita miliki kepada orang-orang tersayang. Cinta yang ada di dalam hati kita saat ini adalah cinta terakhir karena nasib kita esok ada di tangan Tuhan.

Jangan pernah membendung cinta yang ada di dalam hati. Jangan pernah menunda untuk mengasihi orang lain. Saat kita mencintai maka kita akan dicintai. Saat kita mengasihi maka kita akan dikasihi. Saat kita memberikan hidup kita kepada Tuhan, maka Tuhan juga akan memberikan rahmat-Nya kepada kita.

Tuhan memberkati kita..

CAHAYA SABDA, Jumat 27 Januari 2017

Jumat Pekan Biasa III
PF S. Angela Merici, Perawan

Bacaan Pertama: Ibr 10:32-39
Kalian telah menderita banyak. Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu.
Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Mazmur: Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40
R:39a Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Bait Pengantar Injil: Mat 11:25
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan  kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil: Mrk 4:26-34
Kerajaan Surga seumpama orang yang menaburkan benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu.

Renungan:

Yesus mengumpamakan pertumbuhan benih Kerajaan Allah dalam diri manusia dengan biji sesawi. Manusia tidak pernah tahu dan menyadari bagaimana pertumbuhan benih sesawi itu. Demikian halnya dengan benih kerajaan Allah. Namun dari buahnyalah orang bisa mengetahui bahwa kerajaan Allah hidup dan berkembang di dalam dan melalui diri seseorang. Jauh dari kerajaan Allah, hidup seseorang akan menjadi gersang dan hampa. Kita mesti menyadari bahwa kita sangat terbatas. Karena itu, kita harus percaya bahwa kasih Allah yang dahsyat akan menyempurnakan kerapuhan dan keterbatasan manusia untuk melakukan hal yang besar dan muliabagi kebaikan banyak orang. Kita senantiasa diundang untuk selalu dekat kepada Tuhan, dengan tekun berdoa dan membaca Kitab Suci. Dengan demikian, benih-benih Kerajaan Allah yang sudah bertumbuh di dalam diri kita yang rapuh, akan terus berkembang menghasilkan buah-buah kebaikan, kasih dan keadilan, semakin dapat dirasakan oleh banyak orang.

"Rahmat Tuhan sangat berarti bagi pertumbuhan iman"

CAHAYA SABDA,Kamis 26 Januari 2017

Kamis Pekan Biasa III
PW S. Timotius dan Titus, Uskup

Bacaan Pertama, Ibr 10:19-25
Marilah kita berpegang teguh pada harapan!
Marilah kita saling memperhatikan dan saling mendorong dalam cinta kasih.

Mazmur, Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
R:6 Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil, Luk 4:18-19
Tuhan mengutus aku menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin
dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.

Bacaan Injil, Mrk 4:21-25
Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian.
Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu.

Renungan:
Ketika mengadakan piknik Komunitas keliling Danau Toba selama dua hari satu malam, saya senang sekali menikmati ayunan air di danau Toba yang memanjakan mata. memandang alam semesta dalam perjalanan dari Sirungkungan menuju Pasir Putih, sekitar dua jam di dalam kapal. sambil tertawa ria, saya mengambil waktu memotret matahari terbenam di Danau toba yang indah, terkadang menampilkan pemandangan dengan warna pastel lembut dan kadang kala matahari yang begitu cerah dengan garis-garis tajam. Tetapi adakalanya matahari begitu tenang dan bersembunyi dibelakang danau dan kadang kala turun seperti api yang menyala-nyala dengan dasyat dan begitu perkasanya. Posisi matahari selalu di atas sehingga mampu menyinari jagat raya ini. Pernahkah kita bayangkan, bagaimana jadinya bumi ini jika tanpa kehadiran matahari?
     Tuhan Yesus bersabda: "Pelita harus ditaruh di atas kaki dian!". Hal ini mengajarkan supaya  orang Katolik menjadi terang dan garam dunia. Otensistas atau jati diri kita adalah terang. Terang itu harus ditampakkan. Apapun tugas dan status kita, hendaklah kita
menunjukkkan jati diri sebagai orang Katolik. Hidup dalam jati diri berarti hidup dalam dorongan Roh. Ini tidak mudah, butuh komitmen, tetapi buahnya melegakan dan menentramkan hati. Marilah menjadi pelita di mana kita berada, menunjukkkan cahaya dalam kegelapan.

"Orang yang mampu memancarkan cahaya adalah mereka yang memiliki jiwa yang bersinar."


CAHAYA SABDA, Rabu 25 Januari 2017

Pesta Bertobatnya S. Paulus, Rasul

Bacaan Pertama, Kis 22:3-16
Bangunlah, berilah dirimu dibaptis, dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan.

Mazmur, Mzm 117:1.2
R:Mrk 16:15 Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil.

Bait Pengantar Injil, Yoh 15:16
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap.

Bacaan Injil, Mrk 16:15-18
Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil.

Renungan:

Pada hari ini Yesus berpesan kepada Murid-murid-Nya sebelum Ia terangkat ke surga, " pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. pesan Yesus ini bukan hanya ditujukan kepada para murid-murid Yesus pada waktu itu, namun kepada kita juga yang telah dibabtis dalam nama Kristus. Pesan Yesus untuk membabtis semua orang bukan berarti kita harus memaksa orang lain untuk menjadi Katolik tetapi untuk beriman kepada Allah penyelamat. Kita harus tetap menjaga dan meningkatkan semangat toleransi beragama. Pewartaan Injil yang dimaksudkan ialah memberitakan kabar sukacita kepada semua orang dalam semangat cinta kasih Yesus Kristus. Kabar sukacita disampaikan lewat kehadiran, lewat tindakan, perkataan, dan sikap. Kita dituntut menjadi tanda sukacita dan pembawa kebahagiaan bagi siapa saja yang kita jumpai, teristimewa kaum kecil dan sederhana. maka, murid Allah yang sejati adalah pewarta kabar sukacita dalam suka dan duka hidupnya.

"Kabar gembira tampak dari kesaksian hidup yang mampu menghantar banyak orang kepada Allah."

BERSYUKUR

(*) Rubrik Motivasi Rohani
BERSYUKUR
Jika Anda ingin mengubah hidup Anda, cobalah pengucapan syukur. Itu akan mengubah hidup Anda secara luar biasa. (Gerald Good)
Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Flp. 4:6-7)
:) Biasanya kita sulit untuk bersyukur dengan apa yang diterima. Padahal dengan bersyukur akan membawa efek yang luar biasa.
:) Orang yang senantiasa bersyukur akan memiliki banyak sahabat, hidupnya rukun, penuh sukacita dan damai sejahtera bahkan hidupnya menjadi lebih sehat karena pikirannya tenang sehingga hidup rileks tanpa beban.
:) Orang yang selalu bersyukur pasti hatinya jauh dari dendam, sakit hati dan kepahitan, hidupnya berkenan kepada Tuhan, akalnya dipenuhi hikmat Allah, sehingga apapun yang dikerjakan akan dilakukan dengan sepenuh hati, sebaik mungkin, sehingga hasilnya tidak akan mengecewakan.
:) Dan yang paling penting orang yang selalu bersyukur hidupnya telah memuliakan Allah sehingga orang-orang disekitarnya terutama keluarga, sahabat-sahabatnya dan siapa saja yang dekat dengannya akan turut memuliakan Allah juga. 
:) Sahabat, tunggu apa lagi, marilah selalu bersyukur sebagai bagian hidup kita setiap hari maka hal-hal yang luar biasa akan terjadi dalam sepanjang hidup kita.(y)
PERCIKAN HATI<3
Rabu, 25 Januari 2017

MENGAMPUNI

Rubrik Renungan(*)

MENGAMPUNI

“Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Mat. 5:23-24)
:) Sebagai orang beriman, hubungan kita dengan sesama amat berpengaruh terhadap hubungan kita dengan Tuhan. Bagaimana kita bisa mengasihi Tuhan, tapi membenci saudara sendiri?
:) Oleh karena itu, Yesus mengajarkan kita untuk berdamai dahulu dengan sesama sebelum membawa persembahan untuk Tuhan.
:) Berdamai bukan hanya sekedar minta dan memberi maaf tapi sekaligus memberi pengampunan bagi sesama kita. Memang hal ini sangatlah tidak mudah, tapi bukankah pengampunan mendatangkan kelegaan di dalam hati kita?
:) Maka ketika kita memberi maaf sertakanlah selalu pengampunan di dalamnya. Setiap orang tentu punya kelemahan dan keterbatasan dalam hidup, maka lapangkanlah hatimu untuk menerima dan memaafkan.
:) Hal yang sama berlaku juga bila kita berbuat salah, beranilah untuk meminta maaf. Keberanian kita untuk meminta maaf akan mendatangkan pengampunan bagi diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam hubungan dengan sesama tapi juga dengan Tuhan sendiri.(y)

PERCIKAN HATI<3
Selasa, 24 Januari 2017

Teruslah berjuang dengan pengharapan penuh dipenuhi ucapan syukur

Ada sebuah kalimat yang pernah saya baca bunyinya begini. "Rasa sakit itu sifatnya pasti, namun menderita itu adalah pilihan".  Kita memang tidak bisa menghindari berbagai rasa sakit untuk mendera kita pada saat-saat tertentu, apakah itu rasa sakit secara fisik atau psikis seperti sakit hati, kecewa, patah hati, sedih dan sebagainya. Tapi apakah kita menderita karenanya, itu dikatakan sebagai sebuah pilihan alias optional. Kedagingan kita memang membuat kita harus merasakan rasa sakit dan itu tidak bisa kita anggap tidak ada, tetapi kita bisa memilih apakah kita harus dikuasai rasa menderita atau tetap bersukacita, karena itu semua tergantung keputusan kita dalam menyikapinya.

Apa yang dikatakan Paulus pun menjadi begitu relevan dan baik untuk kita cermati, bahwa tidaklah tepat untuk mengarahkan fokus kepada hal-hal di dunia yang hanya sementara sifatnya. Mengarahkan kepada kekekalan, dimana tidak lagi ada penderitaan dan ratap tangis, dimana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah, itu jauh lebih penting. Untuk itu, hendaklah kita senantiasa mengucap syukur dalam segala hal, baik suka maupun duka, senang maupun susah, sehat maupun sakit. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18). Tidak ada yang mustahil bagi Allah, namun di atas itu semua, apapun yang menjadi rencanaNya tetap yang terbaik bagi kita. No matter what it may be. Allah itu setia, dan telah menyediakan segalanya sesuai janjiNya. Sementara hidup ini hanya sementara, kekekalan jelas lebih penting. Mampukah kita berdiri tegar dan keluar sebagai pemenang pada akhir perjalanan hidup kita?

Teruslah berjuang dengan pengharapan penuh dipenuhi ucapan syukur hingga akhir agar segala yang dijanjikan Tuhan tidak menguap sia-sia.

Tuhan Yesus memberkati..

Tuhan selalu menyediakan kasih karunia yang baru buat hidup kita setiap hari.

Sebelum kita menerima sesuatu yang kita anggap terbaik buat hidup kita, ada baiknya kita mengujinya dahulu apakah itu benar-benar yang terbaik buat hidup kita atau bukan, tetapi seringkali banyak orang malah menerimanya dahulu lalu baru mencoba mengujinya.

Nasihat dan segala kata-kata adalah sia-sia bila hanya sampai di telinga, tetapi barulah berharga bila hati selalu menyimpannya dan barulah berguna ketika ada perubahan yang benar oleh karenanya!

Belajarlah untuk tidak menghabiskan waktu memikirkan hal-hal yang tidak penting dan sia-sia supaya beban kita menjadi ringan, sehingga kita dapat mengijinkan hikmat dan kekreatifitasan yang baru untuk masuk dalam pikiran kita.

Waktu memang terus berlalu, tetapi jangan sampai waktu berlalu tanpa kita menghasilkan sesuatu yang baru. Senantiasalah mengandalkan Tuhan yang kekuatan kasihNya tidak pernah berlalu untuk kita.

Tuhan selalu menyediakan kasih karunia yang baru buat hidup kita setiap hari.

HATI-HATI BERBICARA

(*) Motivasi Rohani
HATI-HATI BERBICARA
“Audi multa, loquere pauca” 
Mendengarkan banyak, berbicara sedikit (Pepatah Latin).
:) Tidak jarang kita menyaksikan ada orang yang – kalau bicara – pandai sekali. Ketika rapat-rapat di stasi atau pun di paroki mereka itu seperti “gajah diblangkoni” artinya: bisa khotbah nanging ora bisa nglakoni. Dan ketika ada kegiatan di gereja, misalnya kerja bakti, dia berkata, “Maaf saya sakit perut”. Orang ini sering kita sebut sebagai mitro nggedebus.
:) Kebanyakan dari kita tidak terlalu tertarik dengan orang yang “tong kosong berbunyi nyaring” atau dengan orang yang suka “ngoyo woro” – orang yang suka membicarakan sesuatu yang tidak ada faedahnya. Nanti orang semacam ini akan dijuluki (sekali lagi) mitro nggedebus.
:) Dan ternyata, ketika zamannya Pangeran Diponegoro (1785 – 1855), orang semacam itu dilukiskan sebagai “Kathah wicara kang nora nadya” – ada banyak pembicaraan, tetapi hasilnya nihil. (“Babad Diponegoro”  hlm. 51).
:) Baiklah kita belajar dari yang kita imani yakni Yesus Kristus. Sebelum mengajar,  seseorang harus menjalankannya terlebih dahulu, “coepit facere et docere” demikian Kristus bersabda. Ia mulai mengerjakan dan mengajar”.
:) Kemudian kita menyimak apa yang dikatakan Yohanes. Yohanes sendiri berkata “Filioli mei non diligamus verbo neque lingua, sed opere et veritate”  – Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkatan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
PERCIKAN HATI<3
Senin, 23 Januari 2017

CAHAYA SABDA. Senin, 23 Januari 2017

Senin Pekan Biasa III

Bacaan Pertama, Ibr 9:15.24-28
Kristus hanya sekali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa orang banyak.

Mazmur, Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6
R:1a  Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib.

Bait Pengantar Injil, 2Tim 1:10
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil, Mrk 3:22-30, Kesudahan setan telah tiba.

Renungan:
Saat para ahli Taurat melihat Yesus mengusir setan, mereka menuduh bahwa Yesus sedang kerasukan Beelzebul yakni komandan para setan. Kita tahu hal ini tidaklah logis, bagaimana mungkin komandan setan mengusir setan?. Nampaknya ahli taurat tidak berfikiran normal lagi dengan ungkapannya ini. Yang dapat mengalahkan setan hanyalah Roh Kudus. Roh Kudus adalah cinta kasih Allah. Maka, ahli Taurat yang menghujat Roh Kudus sama dengan menghujat cinta kasih, dengan demikian senantiasa menolak apapun yang baik, membenci orang lain, menyalahkan orang lain, egois, dan lain-lain. Dan sebaliknya kuasa setan hanya dapat dikalahkan dengan melakukan cinta kasih. Cinta kasih adalah hukum yang utama dan terutama ditetapkan Allah bagi kita. Jadi, cinta kasih adalah Allah, atau Allah adalah cintakasih, maka hidup dan bertindak dalam dan dengan cinta kasih berarti hidup dan bertindak bersama dengan Allah. Maka, marilah kita menghadapi aneka godaan dan tantangan dengan cinta kasih bukan dengan kuasa Beelzebul seperti para ahli Taurat tadi karena orang yang melawan apalagi menghujat Roh Kudus tidak mendapat ampun dari Allah. Kita senantiasa menapaki hidup dengan cinta kasih, dengan demikian kita semakin memateraikan Allah dalam diri kita.

"Yesus adalah aktor Allah yang istimewa. Kehadiran-Nya telah mengubah dunia. Dunia dijadikan-Nya sebagai lahan subur berkecambahnya karya keselamatan dan cinta kasih."






















CAHAYA SABDA, Minggu, 22 Januari 2017

Minggu Biasa III
PF S. Vinsensius, Diakon dan Martir; St. Anastasius; B. Laura Vicuna

Bacaan Pertama Yes 8:23b-9:3
Di wilayah bangsa-bangsa lain  orang telah melihat terang yang besar.

Mazmur, 27:1.4.13-14; Ul:1A, PS 865
Tuhan Dikaulah penyelamatku

Bacaan Kedua, 1Kor 1:10-13.17
Semoga kamu seia sekata, dan jangan ada perpecahan di antara kamu.

Bait Pengantar Injil
Mat 4:23 Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Bacaan Injil, Mat 4:12-23
Yesus diam di Kapernaum supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya.

Renungan:
Yesus menyuarakan pertobatan dengan mengatakan:"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!". Ollala Oliveros, seorang model papan atas, asal Spanyol dikabarkan beralih profesi menjadi seorang biarawati. Model cantik yang sedang naik daun itu memilih hidup selibat dan menanggalkan keglamoran dunia hiburan. Ollala mengaku memilih jalan hidup barunya setelah berziarah ke tempat suci umat Katolik, Sanctuary of Our Lady of Fatima, di Portugal. Ketika itu, ia merasa ada yang menggugahnya. Sebelum terpikir menjadi biarawati, ia mengaku tidak merasakan bahagia, meski meraih kesuksesan duniawi. Ollala akhirnya memutuskan untuk bergabung masuk dalam kongregasi Suster-suster Biarawati Saint Michael pada pertengahan November 2014. Menurut dia, keputusannya berbalik arah 180 derajat meninggalkan dunia gemerlap dan kemudian menjalani hidup kudus sebagai biarawati setelah dia mengalami pengalaman super dahsyat dalam hidupnya. Kita mungkin saja heran dengan keputusan Ollala dengan segala keberadaannya. Meskipun tak dikatakan, keputusan Ollala adalah keputusan untuk bertobat. Kesaksian Ollala ini hendaknya menjadi gambaran bagi kita untuk semakin mampu bertobat dari kebiasaan lama kita. Yesus mengatakan "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia". Marilah menata hidup kita terlebih dahulu kemudian membantu orang lain untuk ikut serta menata hidupnya agar semakin percaya dan berbuat kasih satu sama lain. Manata hidup rohani diawali dengan keberanian untuk berubah dan bertobat dari kebiasaan dan cara lama, kemudian mengarahkan diri pada firman Allah yang hidup.

"Menjadi pengikut Kristus sejati, diawali dengan pertobatan dan pengenalan akan Kristus."

Keistimewaan dari kata “lapar” dan kata “bodoh”

Mari kita renungkan! 
Orang lapar adalah orang yang begitu mensyukuri arti sesuap nasi. Demikian juga orang bodoh adalah orang yang menghargai makna sebuah pengetahuan. 
Orang lapar berjuang mendapatkan makanan yang akan mengenyangkan perutnya. Sementara orang bodoh takkan berhenti untuk selalu belajar.
Orang lapar selalu berusaha menjadikan keadaan hidupnya lebih baik. Orang bodoh tak mengenal kata lelah untuk terus menimba ilmu. 
Orang lapar senantiasa memutar otak untuk tetap survive agar tak digilas zaman. Dan orang bodoh selalu open mind akan hal-hal baru agar tidak ketinggalan zaman.
So, apakah Anda sudah merasa kenyang dan merasa pandai? Atau Anda masih tetap lapar dan tetap bodoh?

Ambil keputusan Sendiri- Renungan Perjalanan Hidup

Seorang tukang sepatu (TS) bertanya kepada bocah (B) yg hendak membeli sepatu,
TS: kamu ingin sepatu yg ujungnya kotak atau bulat?
B  : bingung & tidak menjawab...

TS memberi B waktu untuk berpikir...

Beberapa hari kemudian TS menanyakan hal yg sama, tapi B masih tetap bingung untuk memilih yg mana..
TS: kalo begitu datanglah beberapa hari lagi, sepatumu sudah akan jadi pada saat itu.
Betapa kagetnya B saat dia di sodori sepasang sepatu yg berbeda, yg satu berujung kotak & yg satunya lagi berujung bulat. Sungguh aneh bentuknya saat di pakai. Menyadari kesalahannya, B hanya diam saja tanpa berkomentar apa-apa.
TS: ini akan mengajarmu untuk tidak pernah membiarkan orang lain membuat keputusan untukmu !!!
Tukang sepatu tsb memberikan pelajaran yg amat berharga kepada bocah yg bernama Ronald Reagan, yg di kemudian hari menjadi presiden AS.
“Saya belajar sejak saat itu, bahwa jika saya tidak membuat keputusan sendiri, maka orang lain lah yg akan memutuskannya...” kata Ronald Reagan

Pesan moral,
Orang yg benar-benar hidup adalah mereka yg mempunyai keberanian, Tentunya ya keberanian untuk mengambil keputusan & melangkah.
Manusia yg tidak mempunyai keberanian bukan manusia yg hidup, melainkan mayat yg berkeliaran, tak lain hanya sebuah robot yg mengikuti program tanpa ada pikiran untuk bertindak sesuatu dengan pikirannya.
Mulai sekarang mari belajar mengambil keputusan demi kebahagiaan diri sendiri,
Sebab saat orang lain yg mengambil keputusan buat anda, Anda akan menyesal seumur hidup.

Imanmu Akan Menyelamatkan Engkau

(*) Renungan

Imanmu Akan Menyelamatkan Engkau
"Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Roma 10:9)
:) Allah telah menunjukkan kepada kita, betapa Ia sangat mencintai kita umat-Nya, melalui Putera-Nya Yesus Kristus. Ia telah mengutus Putera-Nya datang ke dunia dan menjadi manusia sama seperti kita, serta rela menderita bahkan wafat di kayu salib hanya demi kita umat-Nya.
:) Sahabat, dengan setia, Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Allah sangat mencintai kita, dan semua yang direncanakan oleh Bapa hanya untuk kebaikan umat-Nya. 
:) Karena itu, marilah sekarang kita memberitakan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita bahwa, Allah telah melakukan rencana-Nya yang luar biasa melalui Putera-Nya Yesus Kristus, dan kita diajak untuk mengetahui kebaikan Allah dan percaya kepada penyelenggaraan kasih Bapa. Dengan demikian, kita akan beroleh keselamatan dari pada-Nya.
:) Kuatkan imanmu, karena iman kita akan Yesus Kristus akan menyelamatkan kita. Bersihkanlah hatimu dari dosa, dan bukalah hatimu untuk Tuhan, karena semakin kita membuka hati kepada-Nya, maka kita akan semakin percaya kepada penyelenggaraan kasih Bapa, dan Ia akan selalu menuntun kita dalam setiap langkah hidup kita.(y)
PERCIKAN HATI<3
Minggu, 22 Januari 2017

Kaya Kebahagiaan

(*) Kata Mutiara
Kaya Kebahagiaan
“Orang yang benar-benar miskin bukanlah orang yang kekurangan uang, tetapi yang kekurangan kegembiraan batin.” (Swami Chinmayananda)
:) Terkadang kita berpikir, orang yang miskin itu adalah orang-orang yang tidak memiliki uang dan kekayaan. Tidak juga demikian, karena setiap orang bisa saja  termasuk orang miskin, siapa pun dia, entah dia memiliki uang yang banyak, kekayaan yang banyak atau pun tidak memiliki uang dan kekayaan sekalipun.
:) Orang yang memiliki banyak uang dan kekayaan pun, bisa lebih miskin dari pada orang yang tidak memiliki uang atau kekayaan. Mengapa bisa demikian? Karena, orang yang yang tidak memiliki uang dan kekayaan, bisa saja mereka yang benar-benar merasa bahagia atas apa yang mereka alami dan rasakan dari pada orang yang memiliki uang dan kekayaan.
:) Sahabat, ciri orang yang kaya kebahagiaan adalah mereka yang selalu bersyukur, bersyukur dengan apa yang mereka alami dan miliki, mereka tidak mengeluh tapi selalu berterima kasih kepada Tuhan.
:) Karena itu, mari kita selalu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang kita alami, entah itu hal yang menyakitkan dan menyenangkan, dan berusaha melakukan hal-hal yang baik dan benar agar kamu tidak merasa cemas dan takut, karena sesuatu yang dilakukan dengan baik dan benar akan menghasilkan yang baik dan benar pula.(y) 
PERCIKAN HATI<3
Sabtu, 21 Januari 2017

CAHAYA SABDA. Sabtu, 21 Januari 2017

Sabtu Pekan Biasa II
PW S. Agnes, Perawan dan Martir

Bacaan Pertama, Ibr 9:2-3.11-14
Kristus masuk ke dalam tempat kudus dengan membawa darah-Nya sendiri.

Mazmur, Mzm 47:2-3.6-7.8-9
R:6 Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangsakala.

Bait Pengantar Injil, Kis 16:14b
Bukalah hati kami, ya Allah, agar dapat memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil, Mrk 3:20-21
Orang-orang mengatakan Yesus tidak waras lagi.

Renungan:
Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo mengumumkan reshuffle di Istana Negara 27 Juli 2016. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan peringatan 20 tahun peristiwa 27 Juli 1966 atau lebih dikenal sebagai Kuda tuli, Dalam reshuffle jilid II ini, setidaknya 12 posisi menteri dirombak. Joko Widodo yang akrab disebut sebagai Jokowi menginginkan adanya terobosan baru dalam menyelesaikan persoalan jelang dua tahun pemerintahannya. "Kita harus menyelesaikan masalah kemiskinan, kita harus mengurangi kesenjangan ekonomi yang kaya dan miskin, kesenjangan antarwilayah," ujar Jokowi saat mengumumkan perombakan menteri di Istana Merdeka. Jokowi juga mengungkapkan, semua persoalan tersebut harus diselesaikan dengan cepat, sehingga perlu adanya penyegaran di dalam kabinet kerja."Kita harus memperkuat ekonomi nasional untuk menghadapi tantangan-tantangan ekonomi global, tantangan ekonomi dunia yang sedang melambat, sekaligus persaingan penuh kompetisi," tambahnya. Meski banyak tantangan yang dihadapi oleh Jokowi dalam perombakan ini, namun dia tetap dalam pendiriannya demi kebaikan dan kemajuan bangsa. Dia ingin melakukan yang terbaik.
    Perjuangan Yesus melebihi perjuangan Jokowi. Yesus tidak hanya disingkirkan dan direndahkan, tetapi sampai disalibkan. Dalam perjalanan hidupnya, Yesus juga pernah disebut juga sebagai orang yang tidak waras, gila. Pengalaman ini pastilah menyakitkan. Begitu banyak perbuatan Yesus yang mulia bagi manusia, tetapi tak cukup menambah pengenalan pada Yesus. Pengalaman seperti ini sungguh dialami oleh Yesus. Injil yang cukup singkat ini menggambarkan hal itu. Kenyataan ini hendak menyadarkan kita bahwa perbuatan baik yang kita lakukan belum tentu dipandang baik oleh orang lain. Tidak semua pelayanan kita mendapat dukungan dari para saudara kita, bahkan boleh jadi mereka menuduh kita yang bukan-bukan. dalam kesempatan ini, kita diundang untuk melihat pengalaman Yesus. Yesus sendiri sudah terlebih dahulu diburuk-burukkan orang, terlebih itu datang dari kalangan keluarga-Nya sendiri. Namun, Yesus tetap bertahan untuk melakukan hal yang baik. Karena Yesus tahu bahwa hal itu adalah kehendak Bapa-Nya. M
aka mari tetap setia pada perbuatan baik, meskipun tantangan datang dari orang terdekat kita!
"Bertahanlah dalam kebaikan, entah waktunya baik atau buruk."

Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.

Pada suatu hari, 
seorang Professor pulang kedesa Naik perahu kecil memancing ikan ke tengah lautan.
Dalam perjalanan ke tengah laut terjadilah dialog yang menarik.

“Apa kamu bisa berbahasa Inggris?”, tanya sang professor kepada si nelayan.
“Wah, terus terang saja saya tidak sempat belajar bahasa Inggris karena aku hanya belajar sampai SMP dan kemudian menjadi nelayan" jawab si nelayan dengan ringan dan sedikit malu-malu.
“Rugi sekali kamu tidak bisa bahasa Inggris, dengan bahasa Inggris kamu bisa mempelajari aneka ilmu, berkeliling dunia, merantau dan bisa menjadikan kamu kaya raya. 
Sebaliknya jika kamu tidak bisa bahasa Inggris berarti kamu sudah kehilangan 50% hidupmu,” kata sang profesor dengan nada yang mulai menampakkan keunggulan dan kesombongannya.

Kemudian profesor bertanya lagi, “Kalau ilmu matematika kamu bisa tidak?”.
Dengan malu yang makin besar, maka suara lirih sang nelayan menjawab parau, “Apalagi ilmu matematika, dengan bekal cuma lulusan SMP pasti tidak tahu banyak tentang Matematika”.
Jawaban si nelayan menjadikan sang profesor makin besar kepala dan senyum2 merendahkan.
Ditengah laut, tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung, ombak tinggi dan hujan bercampur angin lebat menerpa perahu kecil itu.
Melihat kondisi ini, sang profesor sangat ketakutan dan memegang erat-erat tepian perahu.
“Tenang saja profesor ombak ini tidak akan membinasakan kita. 
Ini biasa terjadi kalau cuaca seperti ini”, celetuk si nelayan memberikan penerangan kepada sang profesor.

“Kita tidak usah takut. Jika ombak menghempaskan perahu ini, kita tinggal berenang beberapa ratus meter dari sini, maka kita akan sampai ke daratan pantai”, tambah si nelayan.
Mendengar ucapan itu, makin takutlah sang profesor dan mendekap erat si nelayan.
Sang profesor kemudian berkata, “Justru karena saya tidak bisa berenang maka saya takut jika perahu ini terbalik dan ombak menghempaskan kita di tengah laut,” profesor berkata dengan penuh ketakutan.
“Wah percuma kamu jadi profesor, tapi tidak bisa berenang, kalau tidak bisa bahasa Inggris dan Matematika tadi kamu katakan akan kehilangan 50% hidupmu, tapi jika saat ini kamu tidak bisa berenang maka kamu akan kehilangan 100% hidupmu.”
Pesan Moral:
Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.
Tidak perlu menyombongkan kelebihan yang dimiliki dan merendahkan kekurangan orang lain_
Bila mampu saling melengkapi, maka Ketidak kesempurnaan akan menjadi sempurna dan membawa manfaat bagi kita.

CAHAYA SABDA, 20 Januari 2017

Jumat Pekan Biasa II
PF S. Sebastianus, Martir
PF S. Fabianus, Paus dan Martir, St. Eutimus Agung; B. Cyprianus Michael Tensi; St. Yohanes pembabtis dr Triguerie

Bacaan Pertama, Ibr 8:6-13 Kristus menjadi pengantara perjanjian yang lebih agung.

Mazmur, Mzm 85:8.10.11-12.13-14
R:11a Kasih dan kesetiaan akan bertemu.

Bait Pengantar Injil, 2Kor 5:19
Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Bacaan Injil, Mrk 3:13-19
Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia.

Renungan:
Dalam bacaan pertama dikatakan bahwa Allah mengadakan perjanjian yang baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, yakni suatu pelayanan yang jauh lebih agung dan Yesus sendiri yang menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Hal ini menegaskan kerelaan Yesus untuk mendampingi umat-Nya meskipun telah begitu banyak berbuat dosa. Hal senada juga Dia sampaikan pada bacaan Injil. Yesus melihat bahwa betapa banyaknya orang yang membutuhkan uluran kasih. Yesus pun ingin membentuk panitia kecil. Panitia kecil ini yang akan melanjutkan misi pelayanan Yesus di dunia ini, yakni melaksanakan mega proyek karya keselamatan-Nya bagi umat manusia. Yang dilakukan-Nya adalah memilih Dua belas orang menjadi murid-Nya, yang kemudian dipanggil dengan sebutan Rasul. Sekaligus Yesus mendelegasikan tugas-Nya kepada mereka. Pada zaman ini banyak orang yang bermisi menjadi perpanjangan tangan Yesus. Mereka dikenal sebagai kaum terpilih. Dalam Gereja Katolik disebut sebagai kaum religius. Kaum religius dengan spiritualitasnya masing-masing ingin membawakan umat Allah ke jalan yang benar. Jalan kebenaran itu adalah Kristus sendiri, yang memproklamirkan diriNya sebagai: Ego Eimi sum Via, Veritas et  Vita, Akulah jalan, Kebenaran dan Hidup. Yesus mengajarkan kerendahan hati saat dunia mengajarkan  kesombongan, prestise dan harga diri. Itulah sebabnya, para pengikut Yesus dituntut tampil sebagai pelayan, yang memimpin dengan contoh, lead by example dalam begitu banyak tantangan dan perjuangan.

"Pengikut Kristus dituntut menjadi pelayan sejati, public figure di tengah pertarungan zaman yang semakin kompleks ini"

Menjadi Orang Tua Yang Luar Biasa

(*) Hidup Keluarga
Menjadi Orang Tua Yang Luar Biasa
“Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” (Amsal 29:17)
:) Beberapa hal yang dapat membantu kita untuk belajar menjadi orang tua yang luar biasa, demi pertumbuhan anak-anak kita, yakni;
:) Pertama. Tahu kapan harus melepaskan. Ada saatnya orang tua membiarkan anaknya melakukan beberapa hal sendiri. Intinya, selagi itu adalah hal baik dan wajar, maka berikanlah waktu bagi anak kita agar mereka dapat mencari apa yang mereka sukai dan mencari bakat mereka. Kita harus mendorong anak kita untuk menjadi pribadi yang mandiri, biarkanlah mereka berusaha untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan mencari jalan atas kesulitan yang mereka hadapi. Hal ini akan membantu mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan pribadi yang tidak mudah putus asa.
:) Kedua. Punya waktu luang. Sesibuk apapun kita sebagai orang tua, janganlah membiarkan keluarga kita. Ingatlah kita masih punya tanggung jawab di rumah. Kasih sayang orang tua tidak dapat digantikan oleh siapapun. Sediakanlah waktu untuk anak-anak kita, karena hal ini bisa membantu kita untuk memahami lebih dekat sifat dan keinginan anak kita.
:) Ketiga. Menjadi teladan yang baik. Setiap orang tua, ingin anaknya bertumbuh menjadi anak yang baik dan berbakti. Karena itu, sebagai orang tua, kita harus memberikan teladan yang baik bagi anak-anak kita. Ajarkanlah kepada mereka tentang nilai-nilai kehidupan yang perlu mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita sudah membiasakan dari kecil kepada anak-anak kita hal-hal yang baik, maka itu akan menjadi kebiasaannya.
:) Anak-anak adalah berkat yang luar biasa yang telah diberikan Allah bagi kita, karena itu kita sebagai orang tua harus bertanggung jawab atas pertumbuhan anak-anak kita. (y)
PERCIKAN HATI <3
Kamis, 19 Januari 2017

*Berkat dr Tuhan TIDAK BISA DITIRU*

_*WALAU JALANMU SAMA*_

*WALAU JUALANMU SAMA*

_*WALAU PEKERJAANMU SAMA*_

*HASIL YANG DITERIMA AKAN BERBEDA SATU SAMA LAIN*

_*BISA LAIN DALAM BANYAKNYA HARTA*_

*BISA LAIN DALAM RASA BAHAGIA DAN KETENTERAMAN HATI*

_*SEMUA ITU ATAS KASIH DARI TUHAN YANG MAHA KUASA*_

*BARANG SIAPA BER-SUNGGUH2 AKAN MENEMUKAN*

_*BARANG SIAPA BERANI BERSUSAH PAYAH AKAN MENEMUKAN KEMULIAAN*_

*BUKAN BANYAKNYA, MELAINKAN  BERKAHNYA YANG MENJADIKAN CUKUP DAN MENCUKUPI*

_*SUDAH DIGARISKAN OLEH TAKDIR BAHWA SEMUA YANG HIDUP ITU SUDAH DIBERI BEKAL OLEH YANG MAHA KUASA*_

*JALANi HIDUP DAN REJEKI / Berkat Tuhan SUDAH TERSEDIA, DEKAT, SEPERTI UDARA YANG KITA HIRUP SETIAP HARINYA*

_*TETAPI KADANG MANUSIA SILAU MATA DAN GELAP HATI, YANG JAUH KELIHATAN BERKILAU DAN MENARIK HATI, TETAPI YANG DEKAT DIDEPANNYA DAN MENJADI TANGGUNG JAWABNYA DISIA-SIAKAN SEPERTI TAK ADA GUNA*_

_*KALAU SAJA KETENTERAMAN ITU BISA DIBELI DENGAN HÀRTA, ALANGKAH SENGSARANYA ORANG YANG TIDAK PUNYÀ*_

*UNTUNGNYA, KETENTERAMAN BISA DIMILIKI OLEH SIAPA SAJA YANG TIDAK MENGAGUNGKAN KEDUNIAWIAN, SUKA MENSYUKURI HIDUPNYA.*








CAHAYA SABDA, 19 Januari 2017

Kamis Pekan Biasa II

Bacaan Pertama, Ibr 7: 25-8:6
Kristus mempersembahkan diri sekali untuk selama-lamanya.

Mazmur, Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17
R:8a.9a Ya Tuhan, kini aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.

Bait Pengantar Injil, 2Tim 1:10
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut
dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil, Mrk 3:7-12
Roh-roh jahat berteriak, "Engkaulah Anak Allah." 
Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia.

Renungan:
Yesus selalu tampil bagi semua orang yang sangat membutuhkannya, mulai dari membuat mukjizat penyembuhan, penggandaan roti, membangkitkan orang yang telah mati, dan masih banyak lagi. Karya cinta kasih ini membuat Yesus terkenal dan disenangi banyak orang. Banyak orang memuja-Nya. Namun, Yesus tidak mau menerima pujian manusia yang tak ada artinya itu. Yesus hendak menyadarkan kita bahwa titik utama bukan pada keterkenalan Yesus, melainkan pada apa yang telah dilakukan Yesus bagi banyak orang dan kerendahan hati-Nya. Yesus banyak membantu orang dan sekaligus tidak ingin dipuji-puji. Karena itu, Yesus sangat melarang roh jahat memberitahu siapakah sesungguhnya diri-Nya. Yesus ingin agar bapa semakin dimuliakan. Tujuan-Nya murni hanya menjalankan kehendak Bapa-Nya. 
      
Orang yang mencari Yesus dan mengimani-Nya akan merasa bahwa hidupnya diubah menjadi baru. Yang mengikuti panggilan Yesus merasa hatinya diperluas. Mereka dimampukan untuk melihat cakrawala baru. Demikian pula hati mereka niscaya akan dekat dengan siapapun, karena mudah untuk berbelarasa dengan sesama, terutama dengan mereka yang menderita dan membutuhkan bantuan. Semoga kita pun terpanggil untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam menebarkan sabda pewartaan dan menjadi pipa saluran Rahmat Allah.

"Iman bertumbuh dari tindakan kasih dan kesiapsediaan untuk melakukan kehendak Allah"

Yesus adalah Jalan Kebenaran

(*) Inspirasi Kitab Suci
Yesus adalah Jalan Kebenaran
“Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” (Matius 7:17)
:) Buah yang baik dihasilkan oleh pohon yang baik, dan buah yang tidak baik dihasilkan oleh pohon yang tidak baik. Sahabat, bagaimana dengan dirimu? Apakah kamu termasuk buah yang baik atau buah yang tidak baik?
:) Lihatlah dirimu lebih dalam, apakah hatimu bersih? Jika hatimu bersih dan selalu melakukan hal-hal yang baik, maka kamu termasuk buah yang baik, tapi jika hatimu tidak bersih dan sering melakukan hal-hal yang tidak baik, maka kamu termasuk buah yang tidak baik.
:) Buah yang baik enak rasanya dan memberikan rasa yang manis, tapi buah yang tidak baik rasanya tidak enak dan tidak ada yang suka memakannya. Demikian halnya dengan hidupmu, jika kamu hidup seturut dengan ajaran Yesus Kristus, maka pada akhirnya hidupmu akan bahagia, namun, jika kamu hidup tidak mengikuti ajaran-Nya, tapi ajaran yang lain, maka hidupmu akan menderita dan tidak ada kebahagiaan yang akan kamu rasakan, karena yang kamu ikuti itu adalah ajaran sesat.
:) Karena itu, ingatlah selalu bahwa, hanya satu ajaranlah yang membawa kita pada keselamatan, yakni ajaran dari Yesus Kristus. Percayalah kepada-Nya, karena Ia adalah jalan kebenaran. Hanya melalui Dialah kita akan beroleh keselamatan. (y)
PERCIKAN HATI<3
Rabu, 18 Januari 2017

CAHAYA SABDA, 18 Januari 2017

Rabu Pekan Biasa II

Bacaan Pertama, Ibr 7:1-3.15-17
Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut tata imamat Melkisedek.

Mazmur, Mzm 110:1.2.3.4
R:4bc Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.

Bait Pengantar Injil, Mat 4:23
Yesus memberitakan Injil kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Bacaan Injil, Mrk 3:1-6
Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?

Renungan:
Jumat, 29 Juli 2016, Vihara Tri Ratna Tanjung Balai terbakar. Dikabarkan bahwa seorang bernama Tjan menyampaikan berita ini melalui pesan singkat kepada Ibu Pendiri Vihara tersebut. Tjan dipenuhi ketakutan karena yakin bahwa Ibu Pendiri akan marah dengan kejadian ini. Namun, apa yang terjadi?, Ibu pendiri mengatakan " Kita harus berterima kasih kepada orang yang membakar, karena tempat itu sekarang menjadi ladang untuk menanam karma baik yang sangat luar biasa bagi siapapun yang akan membangun kembali vihara itu, sayang mama sudah terlalu tua...", jawaban yang sungguh bijaksana. Ibu pendiri bukannya marah meskipun telah bersusah payah membangun Vihara ini. Vihara ini dibangun dari tempat ibadah yang dulu kecil hingga megah dan sekarang telah habis terbakar. 
          Bacaan Injil hari ini menekankan belas kasih. Belas kasih Injil melampaui aturan atau tata hidup yang disusun rapi dengan tujuan agar manusia semakin menghayati cinta kasih Allah bukan untuk memikirkan kepentingan sendiri. Menjadi pengikut Kristus artinya menjadi laskar cinta kasih. Cinta kasih menjadikan perbedaan adalah kekayaan bukan persaingan dan kerusuhan. Allah tak pernah kenal lelah, tidak kenal waktu, dan tak kenal hari demi mewujudkan cinta kasih dengan aneka banyak tantangan. Maka, marilah kita menempatkan hukum cinta kasih pada urutan pertama dengan meretas segala perbedaan yang ada. Kita mulai dengan sesama yang berbeda agama, pandangan, kemampuan, dan lain-lain. Perbedaan adalah kekayaan.

"Cinta kasih dan pengampunan akan mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri dan sesama."



via GIPHY

Aku lelah dan Aku Bergembira

(*) Motivasi Kerja
Aku lelah dan Aku Bergembira
"Orang yang bergembira harus menyukai kelelahan akibat bekerja" (Plato)
:) Bekerja itu memang melelahkan. Namun jika kita tidak bekerja, bagaimana kita bisa hidup?
:) Dalam hidup ini, ada dua hal yang perlu kita lakukan, yakni; berdoa dan berusaha. Mintalah pertolongan Tuhan ketika kita dalam kesulitan, dan berusahalah, untuk keluar dalam kesulitan itu.
:) Untuk dapat bertahan hidup, yang harus kita lakukan adalah bekerja. Dengan bekerja kita dapat memenuhi kebutuhan hidup kita. Pekerjaan baik dan dikerjakan dengan benar akan memberikan berkat dan rahmat yang berlimpah bagi kita.
:) Orang yang benar-benar bahagia, berarti dia menyukai usahanya, usaha yang dilakukannya dalam bekerja, walalupun itu membuat dia merasakan kelelahan tapi ia bahagia karena dibalik itu semua, ia yakin kelelahan itu akan digantikan dengan kesuksesan. (y)
PERCIKAN HATI <3
Selasa, 17 Januari 2017






"Habiskan makananmu"


Ayah saya selalu mendidik dengan memberikan pengertian, dengan nasehat, namun dia tidak segan untuk memukul anak-anaknya jika memang sudah keterlaluan nakalnya. Rotan, selang karet sampai ban dalam bekas adalah alat yang terkadang dipakai untuk memukul kami.
Salah satu didikan keras dari ayah saya adalah dalam hal makanan, dia selalu mengatakan bahwa untuk mendapat kan makanan yang bisa kita makan diperlukan kerja keras, "kamu harus mensyukuri kalau kamu masih bisa makan, sementara diluar sana banyak orang yang tidak bisa makan, makanya jangan pernah membuang makanan kamu."
Ayah saya sering mengingatkan kita : Habiskan makanan yang sudah kamu ambil di piring makanmu!
Saat masih kecil saya hanya sekedar menuruti apa yang diucapkan, dan kebiasaan menghabis kan makanan itu terbawa sampai sekarang.
Saya tidak pernah menyisakan 1 butir nasipun di piring makan saya.
Setelah menginjak usia dewasa, saya mulai memahami bahwa dibalik ajaran sederhana dengan menghabiskan makanan yang sudah diambil pada piring makan kita, ada filosofi luar biasa yg tersimpan.
Saya memahami ajaran itu sebagai berikut :
1. Mengukur kemampuan diri.
2. Tanggung jawab.
3. Selesaikan apa yang sudah kita mulai.
Gak MENGUKUR KEMAMPUAN DIRI
Saat mengambil makanan ke piring kita, yang tahu porsi makan kita adalah diri kita, sedikit atau banyak porsi yang akan kita makan hanya kita yang tahu. Jika kondisi ini kita terapkan dalam tindakan sehari-hari, kita akan menjadi pribadi yang mawas diri. Mengerti batas kemampuan diri sehingga bisa bekerja dan bertindak sesuai kemampuan. Hal ini mengajarkan kita untuk menjadi orang yang "bisa merasa".
TANGGUNG JAWAB
Saat mengambil makanan, itu adalah seperti sebuah tugas yang kita ambil dan harus kita pertanggung jawabkan.
Setelah kita mengukur kemampuan diri, kita harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita ambil.
SELESAIKAN APA YANG SUDAH KITA MULAI
Wujud dari tanggung jawab dalam pelajaran yang saya dapatkan adalah dengan menghabiskan makanan yang sudah kita ambil. Kita harus menyelesai kan apa yang sudah kita mulai lakukan. Saat kita sudah memulai mengerjakan sebuah pekerjaan, kita harus menuntaskan pekerjaan tersebut.
Jangan pernah meninggalkan pekerjaan kita sebelum selesai.
"Know yourself, responsible of what you have taken and finish what you have started ."

Popular Posts Widget