Ayah saya selalu mendidik dengan memberikan pengertian, dengan nasehat, namun dia tidak segan untuk memukul anak-anaknya jika memang sudah keterlaluan nakalnya. Rotan, selang karet sampai ban dalam bekas adalah alat yang terkadang dipakai untuk memukul kami.
Salah satu didikan keras dari ayah saya adalah dalam hal makanan, dia selalu mengatakan bahwa untuk mendapat kan makanan yang bisa kita makan diperlukan kerja keras, "kamu harus mensyukuri kalau kamu masih bisa makan, sementara diluar sana banyak orang yang tidak bisa makan, makanya jangan pernah membuang makanan kamu."
Ayah saya sering mengingatkan kita : Habiskan makanan yang sudah kamu ambil di piring makanmu!
Saat masih kecil saya hanya sekedar menuruti apa yang diucapkan, dan kebiasaan menghabis kan makanan itu terbawa sampai sekarang.
Saya tidak pernah menyisakan 1 butir nasipun di piring makan saya.
Setelah menginjak usia dewasa, saya mulai memahami bahwa dibalik ajaran sederhana dengan menghabiskan makanan yang sudah diambil pada piring makan kita, ada filosofi luar biasa yg tersimpan.
Saya memahami ajaran itu sebagai berikut :
1. Mengukur kemampuan diri.
2. Tanggung jawab.
3. Selesaikan apa yang sudah kita mulai.
Ayah saya sering mengingatkan kita : Habiskan makanan yang sudah kamu ambil di piring makanmu!
Saat masih kecil saya hanya sekedar menuruti apa yang diucapkan, dan kebiasaan menghabis kan makanan itu terbawa sampai sekarang.
Saya tidak pernah menyisakan 1 butir nasipun di piring makan saya.
Setelah menginjak usia dewasa, saya mulai memahami bahwa dibalik ajaran sederhana dengan menghabiskan makanan yang sudah diambil pada piring makan kita, ada filosofi luar biasa yg tersimpan.
Saya memahami ajaran itu sebagai berikut :
1. Mengukur kemampuan diri.
2. Tanggung jawab.
3. Selesaikan apa yang sudah kita mulai.
Gak MENGUKUR KEMAMPUAN DIRI
Saat mengambil makanan ke piring kita, yang tahu porsi makan kita adalah diri kita, sedikit atau banyak porsi yang akan kita makan hanya kita yang tahu. Jika kondisi ini kita terapkan dalam tindakan sehari-hari, kita akan menjadi pribadi yang mawas diri. Mengerti batas kemampuan diri sehingga bisa bekerja dan bertindak sesuai kemampuan. Hal ini mengajarkan kita untuk menjadi orang yang "bisa merasa".
TANGGUNG JAWAB
Saat mengambil makanan, itu adalah seperti sebuah tugas yang kita ambil dan harus kita pertanggung jawabkan.
Setelah kita mengukur kemampuan diri, kita harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita ambil.
SELESAIKAN APA YANG SUDAH KITA MULAI
Wujud dari tanggung jawab dalam pelajaran yang saya dapatkan adalah dengan menghabiskan makanan yang sudah kita ambil. Kita harus menyelesai kan apa yang sudah kita mulai lakukan. Saat kita sudah memulai mengerjakan sebuah pekerjaan, kita harus menuntaskan pekerjaan tersebut.
Jangan pernah meninggalkan pekerjaan kita sebelum selesai.
Saat mengambil makanan ke piring kita, yang tahu porsi makan kita adalah diri kita, sedikit atau banyak porsi yang akan kita makan hanya kita yang tahu. Jika kondisi ini kita terapkan dalam tindakan sehari-hari, kita akan menjadi pribadi yang mawas diri. Mengerti batas kemampuan diri sehingga bisa bekerja dan bertindak sesuai kemampuan. Hal ini mengajarkan kita untuk menjadi orang yang "bisa merasa".
TANGGUNG JAWAB
Saat mengambil makanan, itu adalah seperti sebuah tugas yang kita ambil dan harus kita pertanggung jawabkan.
Setelah kita mengukur kemampuan diri, kita harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita ambil.
SELESAIKAN APA YANG SUDAH KITA MULAI
Wujud dari tanggung jawab dalam pelajaran yang saya dapatkan adalah dengan menghabiskan makanan yang sudah kita ambil. Kita harus menyelesai kan apa yang sudah kita mulai lakukan. Saat kita sudah memulai mengerjakan sebuah pekerjaan, kita harus menuntaskan pekerjaan tersebut.
Jangan pernah meninggalkan pekerjaan kita sebelum selesai.
"Know yourself, responsible of what you have taken and finish what you have started ."
0 komentar:
Posting Komentar