Sabtu Pekan Biasa I
Bacaan Pertama
Ibr 4:12-16
Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian.
Ibr 4:12-16
Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian.
Mzm 19:8.9.10.15
R:Yoh 6:63c, Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
R:Yoh 6:63c, Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Bait Pengantar Injil, Luk 4:18-19
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina-dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.
Bacaan Injil, Mrk 2:13-17
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa
Renungan:.
Burung Rajawali mempunyai sayap yang lebar, ada yang mencapai 2,5 meter (8 feet). Burung rajawali dikenal dengan ketahanannya pada saat ia terbang. Walau diperlukan energi yang cukup besar untuk mengepakkan sayap pada awalnya, tetapi begitu dia terbang, dia hanya mengeluarkan energi yang sangat kecil. Dia tidak akan pernah menjadi lelah karena dia tidak perlu menggunakan banyak energi untuk dapat terbang dalam waktu lama dan menempuh jarak yang jauh. Rajawali tahu bahwa dia akan membuang-buang energinya ketika dia mengepakkan sayapnya terus menerus, sehingga dia menggunakan taknik melayang (gliding) dan naik (soaring) dengan memanfaatkan udara thermal.
Injil Yesus hari ini berbicara tentang pemungut cukai yang dipanggil Yesus. Yesus mengatakan "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa". Kita dipanggil untuk berani mengikuti Yesus di tengah dunia dengan segala kebobrokannya. Kita dipanggil untuk menyembuhkan penyakit kita yang gampang berbuat dosa dan berbalik kepada Allah. Bukan hanya jadi penonton dan pencemooh dari pinggir lapangan. Kesalahan yang sering terjadi adalah, terkadang kita lebih suka memilih menjadi pengamat dari pada pelaksana Firman Allah. Terjun ke tengah persoalan hidup dan berbuat sesuatu adalah bukti nyata iman kita. Burung rajawali mengenal dirinya dan dengan demikian memberikan teknik terbaik untuknya sehingga mampu terbang tinggi. Kita diajak untuk mampu mengenal diri kita dan memanfaatkan kemampuan kita sebagai rahmat bagi sesama. Dengan demikian Tuhan yang berkarya dalam diri kita, Tuhan akan memanggil kita berbuat kasih kepada sesama lewat kemampuan dan bakat-bakat kita. Kemampuan menjadi berkat bukan kutuk.
0 komentar:
Posting Komentar