Rabu Pekan Biasa II
Bacaan Pertama, Ibr 7:1-3.15-17
Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut tata imamat Melkisedek.
Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut tata imamat Melkisedek.
Mazmur, Mzm 110:1.2.3.4
R:4bc Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
R:4bc Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Bait Pengantar Injil, Mat 4:23
Yesus memberitakan Injil kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.
Yesus memberitakan Injil kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.
Bacaan Injil, Mrk 3:1-6
Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?
Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?
Renungan:
Jumat, 29 Juli 2016, Vihara Tri Ratna Tanjung Balai terbakar. Dikabarkan bahwa seorang bernama Tjan menyampaikan berita ini melalui pesan singkat kepada Ibu Pendiri Vihara tersebut. Tjan dipenuhi ketakutan karena yakin bahwa Ibu Pendiri akan marah dengan kejadian ini. Namun, apa yang terjadi?, Ibu pendiri mengatakan " Kita harus berterima kasih kepada orang yang membakar, karena tempat itu sekarang menjadi ladang untuk menanam karma baik yang sangat luar biasa bagi siapapun yang akan membangun kembali vihara itu, sayang mama sudah terlalu tua...", jawaban yang sungguh bijaksana. Ibu pendiri bukannya marah meskipun telah bersusah payah membangun Vihara ini. Vihara ini dibangun dari tempat ibadah yang dulu kecil hingga megah dan sekarang telah habis terbakar.
Bacaan Injil hari ini menekankan belas kasih. Belas kasih Injil melampaui aturan atau tata hidup yang disusun rapi dengan tujuan agar manusia semakin menghayati cinta kasih Allah bukan untuk memikirkan kepentingan sendiri. Menjadi pengikut Kristus artinya menjadi laskar cinta kasih. Cinta kasih menjadikan perbedaan adalah kekayaan bukan persaingan dan kerusuhan. Allah tak pernah kenal lelah, tidak kenal waktu, dan tak kenal hari demi mewujudkan cinta kasih dengan aneka banyak tantangan. Maka, marilah kita menempatkan hukum cinta kasih pada urutan pertama dengan meretas segala perbedaan yang ada. Kita mulai dengan sesama yang berbeda agama, pandangan, kemampuan, dan lain-lain. Perbedaan adalah kekayaan.
"Cinta kasih dan pengampunan akan mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri dan sesama."
via GIPHY
0 komentar:
Posting Komentar