CAHAYA SABDA, 20 Januari 2017

Jumat Pekan Biasa II
PF S. Sebastianus, Martir
PF S. Fabianus, Paus dan Martir, St. Eutimus Agung; B. Cyprianus Michael Tensi; St. Yohanes pembabtis dr Triguerie

Bacaan Pertama, Ibr 8:6-13 Kristus menjadi pengantara perjanjian yang lebih agung.

Mazmur, Mzm 85:8.10.11-12.13-14
R:11a Kasih dan kesetiaan akan bertemu.

Bait Pengantar Injil, 2Kor 5:19
Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Bacaan Injil, Mrk 3:13-19
Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia.

Renungan:
Dalam bacaan pertama dikatakan bahwa Allah mengadakan perjanjian yang baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, yakni suatu pelayanan yang jauh lebih agung dan Yesus sendiri yang menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Hal ini menegaskan kerelaan Yesus untuk mendampingi umat-Nya meskipun telah begitu banyak berbuat dosa. Hal senada juga Dia sampaikan pada bacaan Injil. Yesus melihat bahwa betapa banyaknya orang yang membutuhkan uluran kasih. Yesus pun ingin membentuk panitia kecil. Panitia kecil ini yang akan melanjutkan misi pelayanan Yesus di dunia ini, yakni melaksanakan mega proyek karya keselamatan-Nya bagi umat manusia. Yang dilakukan-Nya adalah memilih Dua belas orang menjadi murid-Nya, yang kemudian dipanggil dengan sebutan Rasul. Sekaligus Yesus mendelegasikan tugas-Nya kepada mereka. Pada zaman ini banyak orang yang bermisi menjadi perpanjangan tangan Yesus. Mereka dikenal sebagai kaum terpilih. Dalam Gereja Katolik disebut sebagai kaum religius. Kaum religius dengan spiritualitasnya masing-masing ingin membawakan umat Allah ke jalan yang benar. Jalan kebenaran itu adalah Kristus sendiri, yang memproklamirkan diriNya sebagai: Ego Eimi sum Via, Veritas et  Vita, Akulah jalan, Kebenaran dan Hidup. Yesus mengajarkan kerendahan hati saat dunia mengajarkan  kesombongan, prestise dan harga diri. Itulah sebabnya, para pengikut Yesus dituntut tampil sebagai pelayan, yang memimpin dengan contoh, lead by example dalam begitu banyak tantangan dan perjuangan.

"Pengikut Kristus dituntut menjadi pelayan sejati, public figure di tengah pertarungan zaman yang semakin kompleks ini"

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget