KESABARAN TUHAN DAN PENGADILAN AKHIR

Beberapa pertanyaan penting yang seringkali muncul dalam kehidupan bersama adalah: mengapa Tuhan membiarkan kejahatan dan orang jahat itu tetap ada di dunia? Mengapa Tuhan tidak menggunakan kuasa-Nya untuk melenyapkan kejahatan dan orang jahat dari muka bumi ini? Atau, mengapa orang baik hidup sengsara dan biasanya umur pendek sementara orang jahat hidup "aman, sejahtera" dan panjang umur? Bacaan pertama dan bacaan Injil pada hari ini memberikan jawaban yang sangat jelas atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dalam bacaan pertama dari kitab Kebijaksanaan, diwartakan bahwa Tuhan itu penuh kesabaran dan murah hati. Meskipun Ia mahakuasa dan karena itu Ia bisa melakukan apa saja untuk melenyapkan kejahatan dan orang-orang jahat dalam waktu singkat tetapi Ia tidak mau melakukannya. Sebagai Allah yang penuh kesabaran dan murah hati, Ia tetap mau memberikan kesempatan kepada manusia terutama orang jahat (berdosa) untuk bertobat. Tetapi pada waktunya, yaitu saat pengadilan terakhir Allah akan menunjukkan kekuasaan-Nya apabila manusia tetap tidak mau percaya dan tidak mau bertobat. Dalam bacaan pertama dikatakan demikian: "Memang kekuatan hanya Kauperlihatkan pabila orang tak percaya akan kepenuhan kekuasaan-Mu, dan Kaupermalukan keberanian orang yang mengetahui kekuasaan-Mu itu. Tetapi Engkau penguasa yang kuat, mengadili dengan belaskasihan dan dengan sangat hati-hati memperlakukan kami. Sebab kalau mau Engkau dapat juga." (Keb 13:30)
Hal yang sama disampaikan oleh Yesus dalam bacaan Injil melalui perumpamaan tentang gandum dan lalang yang dibiarkan tumbuh bersama dalam kebun si petani. Ketika para hamba meminta ijin untuk mencabut lalang-lalang tersebut, pemilik kebun tidak mengijinkan dan meminta mereka untuk bersabar sampai saat menuai tiba. "Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkan dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." (Mat 13:30)
Dengan bantuan terang sabda Tuhan ini diharapkan kita bisa memahami dan menerima kenyataan mengapa di dunia ini tetap ada kejahatan, mengapa tetap ada orang jahat, mengapa orang baik pada umumnya berumur pendek dan orang jahat berumur panjang. Mengapa di dalam Gereja ada orang yang saleh dan ada orang berdosa, mengapa di dalam satu keluarga selalu ada anggota keluarga yang baik-baik tetapi ada juga ada anggota keluarga yang hidup seenaknya dan sering menyusahkan anggota keluarga yang lain. Juga mengapa di dalam diri saya selalu terjadi tarik menarik antara yang baik dan yang jahat.
Dengan memahami dan menerima kenyataan yang ada tidak berarti bahwa kita bersikap pasrah dan menyerah terhadap kejahatan dan orang jahat tetapi kita belajar untuk lebih bersabar seperti diteladankan oleh Tuhan sambil berjuang untuk kokoh dan kuat dalam menantikan saat Tuhan akan bertindak menurut keadilan-Nya. Saat itu adalah saat pengadilan terakhir dimana orang baik dan orang jahat akan dipisahkan. Mereka yang baik, mereka yang telah menggunakan kesempatan yang diberikan untuk menanggapi kesabaran dan kemurahan hati Tuhan dengan bertobat akan masuk ke dalam kerajaan surga. Sedangkan mereka yang tidak mau bertobat, mereka yang meremehkan kekuasaan Tuhan dan mengandalkan kekuatannya sendiri akan dimasukan dalam tempat siksaan abadi dimana hanya ada ratap tangis dan kertakan gigi.
Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk bersikap realistis sehingga tidak kecewa dan putus asa dalam menghadapi kenyataan dunia yang menunjukkan seakan-akan dikuasai oleh kejahatan dan orang-orang jahat. Marilah kita dengan penuh keyakinan iman tetap berjuang untuk bertobat dan membaharui hidup secara terus menerus agar semakin hari hidup kita semakin lebih baik dan berkenan di hadapan Tuhan. Sambil menata hidup kita sendiri, marilah kita juga tetap berusaha untuk menebarkan kebaikan Tuhan melalui cara-cara yang sederhana kepada sesama termasuk kepada mereka yang kita anggap sebagai orang jahat. Hanya melalui kebaikan-kebaikan yang kelihatan sederhana kita bisa memperganda kebaikan dan sedikit mengurangi kejahatan. Marilah dalam keterbatasan kita sebagai manusia kita tetap mau menjadi saluran kebaikan, kesabaran dan kerahiman Tuhan tanpa berusaha untuk memaksakan kehendak kepada Tuhan agar pengadilan terakhir segera dilaksanakan. Untuk itu, Tuhan selalu mengingatkan kita dengan berkata: "Bersabarlah, saat menuai belum tiba."  Tuhan memberkati.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget