1. *Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus.* Yesus sedang bertukar pendapat dengan para pejabat majelis agama. Kali ini Ia bertukar pendapat dengan ahli Taurat dan kaum Farisi, yang meminta tanda padaNya. Yesus telah membuat mujizat : menyembuhkan orang kusta (Mat 8: 1-4), pembantu perwira Romawi (Mat 8:5-13), ibu mertua Petrus (Mat 8: 14-15), orang sakit dan kerasukan (Mat 8: 16). Ia juga telah menenangkan danau yang bergolak karena badai (Mat 8: 23-27), mengusir setan (Mat 8: 28-34), dan banyak tanda heran lainnya. Tetapi, tanda-tanda heran itu belum cukup meyakinkan bagi para pemimpin agama. Mereka tidak mampu menangkap makna di balik tanda heran. Mereka menghendaki sesuatu yang luar biasa. Tentu keyakinan para pemimpin agama berbeda dengan umat biasa, yang memandang Yesus sebagai Hamba Yahwe (Mat 8: 17; 12: 17-21).
*Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda.* Para pemuka agama itu berkata, _Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari padaMu_. Mereka menghendaki Yesus membuat mukjizat untuk membuktikan apakah Ia benar-benar utusan Allah sesuai dengan gagasan dan harapan mereka. Mereka menghendaki kepastian dariNya. Mereka ingin memaksakan paham mereka sendiri tentang Mesias yang dinantikan. Wawasan pikir mereka telah beku, sehingga tiada keterbukaan hati untuk melihat dan menimbang tanda-tanda heran yang telah dibuat Yesus. Maka, mereka tidak tahu apa-apa tentang karya Yesus.
Menanggapi permintaan mereka, Yesus bersabda, _Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda_. Sabda Yesus sangat keras mengecam para ahli Taurat dan kaum Farisi. Ia menggemakan kemarahan Nabi Hosea pada umat Israel, karena mereka tidak setia pada Yahwe, berperilaku seperti sundal dan berperilaku tidak senonoh (Hos 2:4). Mereka menulikan diri dari sabda Allah; membutakan diri terhadap perilaku sesuai sabdaNya; dan melakukan segala yang jahat dengan membabi buta. Injil Markus, ternyata, melukiskan kesedihan hati Yesus karena permintaan atas tanda ini (Mrk 8: 12); hatiNya terluka karena mata hati mereka telah buta dan tidak mau disembuhkan. Mereka yang buta pasti tidak melihat. Tanda yang mereka terima hanyalah tanda Yunus.
*Sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus*! Dengan tanda Yunus Yesus sebenarnya mau menyingkapkan misteri wafat dan kebangkitanNya. _Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam_. Inilah tanda yang harus mereka baca sebagai bukti sahih akan pribadi, tugas perutusan dan pengajaran Yesus.
Santo Paulus mengakui bahwa Yesus Kristus _telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci_ (1 Kor 15: 3-4). Rumus Santo Paulus _sesuai dengan Kitab Suci_ terus bergema sepanjang sejarah Gereja melalui Credo Nicea-Konstantinopel, pengakuan iman yang digunakan dalam teks Misa. Tentang pralambang Yunus, Tuhan juga bersabda secara singkat, _mereka mengerti Kitab Suci_. _Kata-Nya kepada mereka_, “ _Ada tertulis demikian_: _Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga_ (Luk 24:45-46).
Apa yang membuat orang bertobat adalah kesaksian, bukan mukjizat. _Pada waktu penghakiman_, _orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga_. _Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus_. Penduduk Niniwe bertobat karena kesaksian Yunus. Maka, mereka mengecam ketidak percayaan para pemuka agama Yahudi, _dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus_!
*Sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo*! Pertobatan orang Ninive juga terkait erat dengan kisah ratu dari Selatan yang menemui Salomo, karena hikmatnya. _Pada waktu penghakiman_, _ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga_. Para pemuka agama Yahudi gagal mengenali bahwa yang mereka ajak bicara adalah Kristus, Hikmat Allah (1Kor 1:24).
2. Pada kita ada tantangan : “Mengapa aku tidak bertobat? Atau mengapa aku harus bertobat?”
“et ecce plus quam Iona hic!” (Matthaeum 12: 31).
Mengiringi dengan doa untuk Mgr. Adrianus Sunarko, OFM, uskup terpilih Keuskupan Pangkal Pinang (KPP 1982)
3.Salve. ac eko wahyono. canisii seminarium. 1982-1986. 081233052768. ac.eko.wahyono@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar