Renungan Harian CAHAYA SABDA, 28 Februari 2017

Selasa Pekan Biasa VIII
Bacaan Pertama
Sir 35:1-12 :Mentaati perintah Tuhan sama dengan kurban keselamatan.

Mazmur : Mzm 50:5-6.7-8.14.23
R:23b Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Mat 11:25 Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil
Mrk 10:28-31. Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat, dan dimasa datang menerima hidup yang kekal.

Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau."

Maka Yesus menjawab,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat:
rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Renungan: 
Petrus berkata, "Kami ini telah melakukan apa yang Kau minta, Meninggalkan segalanya demi mengikuti-Mu, Tuhan. Apakah upahnya? Yesus pun menjawab Petrus, bahwa upah mengikuti Tuhan adalah di luar perkiraan. Karena akan menerima seratus kali lipat; rumah, saudara laki-laki dan perempuan, ibu, anak dan ladang sekalipun disertai penganiayaan. Berapapun yang kita korbankan untuk mengikuti Yesus, kita akan mendapatkannya kembali berlimpah ruah. Dalam memgikuti Yesus sebenarnya tidak perlu menghitung untung rugi, sepert prinsip ekonomi yang selama ini sudah terpatri dalam hidup kita: "mengeluarkan sedikit" dan " mendapat banyak, melainkan berbuat baiklah semaksimal mungkin. Soal ganjaran adalah urusan Tuhan. Semakin banyak kita berbuat baik dan menberi, semakin banyak kita akan menerima kembali.
       Apa yang dikatakan Yesus ini sangat benar sesuai dengan pengalaman  saya sebagai seorang religius. Dengan mengikuti Yesus dan meninggalkan segala sesuatu yang saya cintai, saya tidak pernah merasa kehilangan apalagi kekurangan. Malah mendapat lebih banyak baik merupa materi, saudara/saudari, rumah, hidup rohani, maupun kehidupan lainnya. Semuanya telah disediakan Allah bagiku. Rahmat Tuhan tidak bisa dihitung karena melimpah ruah. Menjadi pertanyaan untuk kita masing-masing, apakah kita sadar bahwa Tuhan telah menyediakan segala-galanya bagi kita?. Demikianlah Injil Markus 10:28-31 menggambarkan bagaimana ketika seseorang  memutuskan untuk mengikuti Tuhan dan meninggalkan semua yang ia cintai. Sepintas kita melihat bacaan ini, Tuhan terlalu menuntut banyak dari umat-Nya, harus meninggalkan semua yang ia cintai. Tetapi kalau kita lebih dalam memahami bacaan ini ada hal yang terkandung di dalamnya. Tuhan ingin ketika seseorang memutuskan untuk mengikut Dia, ia harus totalitas atau dengan sepenuh hati dan tidak setengah-setengah mengikuti-Nya. Di dalam mengikut Yesus dibutuhkan sebuah pengorbanan. Mengorbankan apa yang kita cintai, mengorbankan waktu, tenaga dan lain-lain.

"Mengikut Yesus berarti rela meninggalkan segala sesuatu yang kita cintai demi mendapatkan kasih Allah yang melimpah ruah."


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget