CAHAYA SABDA, Jumat 17 Februari 2017

Bacaan Liturgi 17 Februari 2017

Jumat Pekan Biasa VI
PF Ketujuh Saudara Suci, Pendiri Ordo Hamba-Hamba Maria

Bacaan Pertama: Kej 11:1-9

Mazmur: Mzm 33:10-11.12-13.14-15

Bacaan Injil
Mrk 8:34-9:1 Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan karena Injil, akan menyelamatkan nyawanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya,
dan berkata kepada mereka, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku,
harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil,
ia akan menyelamatkan nyawanya.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
Kata Yesus lagi kepada mereka, "Aku berkata kepadamu;
Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah datang dengan kuasa."

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:
Yesus tidak mendiamkan kenyataan penderitaan yang harus dan akan ditanggung oleh para murid-Nya oleh karena iman akan Dia. Ia tidak menjanjikan jalan yang mudah tetapi memberikan keberanian untuk menerima kesulitan, memanggul salib dan mengikuti Dia. Jalan seperti itu bukanlah jalan mulus yang enak ditapaki tetapi satu jalan teramat sulit yang meminta kita menjalaninya sambil berdoa dan beriman. Dan lebih dari itu, menjalaninya meminta kita juga untuk terus memandang Dia Sang Guru dan Gembala, yang untuk memenangkan hidup-Nya Ia harus memanggul Salib, disalibkan dan mati. Dalam hal ini dibutuhkan kerendahan hati. Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak menghindari kesulitan dan kelemahan. Inilah iman yang hidup.

     Mengikuti Kristus tetaplah tidak mudah apalagi kalau kita melihat dunia sekitar yang menghadapi berbagai kesulitan. Begitu banyak orang mempertanyakan apa artinya beriman, ketika kita menyaksikan saudara-saudari dibantai oleh kelaparan, kebencian, ketidakadilan, dan sebagainya. Apa artinya mengikuti Kristus, ketika saudara seiman dengan kita berusaha membinasakan hidup orang yang kita cintai? Dengan memandang Kristus yang tersalib, menyadarkan kita kembali akan arti sesungguhnya beriman dan mengikuti Kristus. Dan dengan memandang Dia, mengajarkan saya betapa hidup saya berarti untuk ditapaki, dijalani. Mengikuti Kristus artinya, terus memberi arti bagi hidup kendatipun kesulitan menghadang di hadapan kita.

"Mengikuti Yesus tidak bisa setengah-setengah apalagi mendua hati, akan tetapi siap dan tangguh menanggung resiko sekalipun memanggul jalan salib sebagai jalan kehidupan."

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget