CAHAYA SABDA Bacaan Liturgi 15 Februari 2017


Bacaan Liturgi 15 Februari 2017

Rabu Pekan Biasa VI

Bacaan Pertama: Kej. 8:6-13,20-22;

Mzm. 116: 12-13,14-15,18-19; R: 17a
Aku akan mempersembahkan korban syukur kepadaMu, ya TUHAN

Bacaan Injil
Mrk 8:22-26. Si buta itu sembuh,  dan dapat melihat segala sesuatu dngan jelas.

Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.
Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?"
Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon."
Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!"


Renungan:

Setiap orang pernah sakit dan merindukan agar terjadi kesembuhan yang secepatnya. Bahkan orang sangat takut dan khawatir kalau kesehatannya mulai menurun. Segala sesuatu akan dilakukan agar sesegera mungkin sembuh dari penyakit dan menemukan obat yang nujarab. Bahkan pada saat ini orang berbondong-bondong menugurus BPJS agar kesehatan terjamin. Kisah Injil hari ini menampilkan penyembuhan  seorang buta di luar sebuah kampung (Betsaida). Markus melukiskan Yesus yang sedang dalam perjalanan, beralih dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal yang menarik dari peristiwa penyembuhan ini adalah proses membawa atau lebih tepat menghantar. Awalnya orang banyak (penduduk kampung) menghantar orang buta kepada Yesus. Lalu Yesus membawa orang buta itu keluar kampung.
        Penyembuhan di Betsaida, adalah peristiwa satu-satunya ketika Yesus menyembuhkan secara berangsur-angsur. Peristiwa ini menunjukkan bahwa tidak semua  penyembuhan harus terjadi dalam seketika, karena dalam kasus tertentu kemenangan kuasa Ilahi atas penyakit akan terjadi secara bertahap. Setelah orang buta mampu melihat dengan jelas, Yesus menyuruh si buta dengan perkataan " jangan masuk kampung". Suatu  perintah untuk tidak kembali kepada keadaan masa silam.
       Perjalanan iman memang menuntut kita melepaskan apa yang telah diyakini sebelumnya. Pegangan baru adalah Tuhan Yesus yang dikenal melalui pengalaman pertemuan pribadi dengan Dia. Kalau kita terus-menerus terpaut dengan kedaan lama, tidak sungguh memutuskan hubungan dengannya maka sulitlah bagi kita  mengakui bahwa Yesus sebagai Tuhan. Tugas pewartaan adalah menghantar jemaat untuk keluar dari keadaan lama.

"Hantarlah orang kepada Yesus untuk mendapatkan keselamatan yang berasal dari Allah"


     

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget