CAHAYA SABDA, Sabtu 11 Februari 2017

Bacaan Liturgi 11 Februari 2017

Sabtu Pekan Biasa V
PF S.P. Maria di Lourdes

Bacaan Pertama: Kej 3:9-24

Mazmur: Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13

Bacaan Injil
Mrk 8:1-10. Mereka semua makan sampai kenyang.

Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-muridNya dan berkata: "HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." Murid-muridNya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-muridNya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-muridNya dan bertolak ke daerah Dalmanuta. 

Renungan:

Pengalaman yang direfleksikan adalah guru yang baik, demikian kata pepatah. Melalui pengalaman, seharusnya orang bisa mempelajari banyak hal. Pengalaman murid-murid Yesus ketika melihat mukjizat pemberian makan untuk lima ribu orang rupanya tidak membuat mereka belajar mengenal Yesus. Ketika Yesus mengetahui bahwa sejumlah besar orang yang mengikuti-Nya tidak mempunyai makanan, Dia tidak melemparkan tanggung jawab kepada masing-masing orang atau kepada murid-murid-Nya. Justru hati-Nya tergerak oleh belas kasihan dan mengajak murid-murid-Nya untuk mencari jalan keluar bersama. Tujuh roti dan beberapa ikan, dikumpulkan, diucapkan syukur, diberkati serta dibagi-bagikan kepada semua orang. Mereka makan sampai kenyang, bahkan banyak yang sisa. Betapa besar kelimpahan kasih Allah yang dibagi-bagikan kepada orang lain.

Kemurahan dan kepekaan hati berbuah berkat yang melimpah. Belas kasihan tidak mempersalahkan orang lain, melemparkan tanggung jawab.  Kita pun diundang untuk mengalirkan kasih Allah yang melimpah kepada orang lain, khususnya orang yang membutuhkan dan berkekurangan. Kita harus mulai melepaskan segala prasangka, kepentingan-kepentingan ego kita, dan harapan-harapan kita supaya dapat melihat dan menerima orang lain apa adanya.

"Belajarlah berbagi kasih dengan orang-orang disekitar kita, terutama yang lapar dan haus akan kebenaran dan cinta."

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget