Bacaan Liturgi 07 Februari 2017
Selasa Pekan Biasa V
📚Bacaan Pertama
Kej 1:20-2:4a Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.
📚Mazmur
Mzm 8:4-5.6-7.8-9
R:2a Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi.
📚Bait Pengantar Injil
Mzm 119:36a.29b Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah,
dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.
📚Bacaan Injil
Mrk 7:1-13. Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia.
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat
dari Yerusalem datang menemui Yesus.
Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
Sebab orang-orang Farisi - seperti orang-orang Yahudi lainnya - tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang.
Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga.
Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus,
"Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita?
Mengapa mereka makan dengan tangan najis?" Jawab Yesus kepada mereka,
"Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik!
Sebab ada tertulis:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Yesus berkata kepada mereka,
"Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! Dan: 'Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.'
Tetapi kamu berkata:
Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: 'Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah,' maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya.
Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!"
Renungan:
Keras terhadap orang lain dan lembut terhadap diri sendiri. Ungkapan ini sangat sesuai dengan isi bacaan Injil hari ini. Adat istiadat nenek moyang dijadikannya sebagai bahan perdebatan antara murid-murid Yesus dan orang Farisi. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat memelihara adat istiadat dengan kaku dan mengesampingkan hakikat hukum Taurat. Dengan gampang mereka mengadili dan menghakimi orang lain. Yesus mengecam dengan menyebut mereka : "orang munafik." Mereka lebih senang berpura-pura memuliakan Allah tetapi hatinya jauh dari Dia. Lebih mementingkan adat istiadat dengan kakj dan mengabaikan Sabda Allah dan perintah cinta kasih.
Kecenderungan manusia pada umumnya lebih suka dengan hal-hal lahiriah daripada rohaniah. Lebih gampang hidup berpura-pura dari pada hidup tulus dan jujur, lebih suka menilai dan mengamati hidup orang lain daripada berbuat baik pada sesama. Tidak jarang kita pun menghayati kehidupan keagamaan atas cara yang sama. Kita mengabaikan perintah Allah dan hanya berpegang pada adat istiadat. Intisari dari perintah Allah adalah kasih. Inilah hukum yang pokok dan utama yang seharusnya mendasari dan menjiwai seluruh hukum lainnya. Teguran Yesus kepada Kaum Farisi dan para ahli Taurat ini hendak menekankan satu hal yang penting. Orang selamat bukan karena menjalankan adat istiadat dan segala peraturan buatan manusia, melainkan karena orang menghayati seluruh hidupnya di dalam kasih. Sebab kasih itu adalah Allah. Mengabaikan perintah Allah berarti menjauh daripada-Nya. Secangkan barang siapa hidup di dalam kasih berarti hidup di dalam Allah. Hal ini menjadi suatu refleksi untuk kita masing-masing.
"Marilah kita membiasakan kebenaran yang menyelamatkan dan bukan membenarkan kebiasaan yamg membinasakan."
0 komentar:
Posting Komentar