CAHAYA SABDA, 10 Februari 2017

Jumat Pekan Biasa V
PW S. Skolastika, Perawan

Bacaan Pertama
Kej 3:1-8 Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.

Mazmur : Mzm 32:1-2.5.6.7
R:1a  Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.

Bait Pengantar Injil
Kis 16:14b Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil
Mrk 7:31-37 Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya bicara.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus,dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu.Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian.Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu.Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, "Effata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.Mereka takjub dan tercengang dan berkata, "Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:
Pada hari ini kita mendengar isi bacaan Injil yakni bagaimana Yesus menyembuhkan seorang tuli dan gagap dengan memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu serta mengucapkan "Efata" (terbukalah). Orang yang bisu tuli secara fisik begitu gampang kita kenali dan mereka masih dapat ditolong jika diketahui sejak awal dan bahkan ada sekolah mendidik orang bisu tuli dan setelah diajari bertahun-tahun akhirnya mereka bisa mendengar dan berbicara.
  
          Sedangkan orang yang bisu tuli hatinya tidak begitu gampang kita kenali karena tidak kelihatan secara fisik. Orang yang bisu tuli secara batin adalah orang yang tidak perduli pada Tuhan, akan sabda-Nya, pada sesama, dan pada diri sendiri. Orang yang seimbang adalah orang yang memperhatikan ketiga-tiganya. Yesus memperlakukan orang itu dengan penuh kebaikan serta belarasa, demikian juga kita diundang untuk melakukan hal yang sama khususnya mereka yang menderita dan membutuhkan sentuhan kasih.

        Kita perlu peduli dan terbuka kepada Tuhan, sesama, dan diri sendiri. Terbuka pada Tuhan berarti terbuka terhadap sabda-Nya dan bertekun melakukannya. Terbuka pada sesama berarti peduli pada sesama teristimewa orang yang membutuhkan  sentuhan kasih; orang lemah, orang menderita, orang miskin. Peduli pada diri sendiri berarti kita perlu merawat dan memelihara kebutuhan diri agar efektif melakukan kepedulian pada Tuhan dan sesama. Demikianlah kita diajak untuk berlaku sama terhadap orang lain.

" Mari belajar untuk peduli dan terbuka pada Tuhan, sesama, dan diri kita sendiri agar efektif dalam karya pelayanan setiap hari."

via GIPHY

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget