CAHAYA SABDA Sabtu, 18 Februari 2017

Sabtu Pekan Biasa VI
Bacaan Pertama
Ibr 11:1-7. Berkat iman kita mengerti bahwa alam semesta diciptakan Allah.

Mazmur
Mzm 145:2-3.4-5.10-I1, R:1b Ya Tuhan, aku hendak memuji nama-MU selama-lamanya

Bacaan Injil
Mrk 9:2-13.  Yesus berubah rupa di depan para rasul.

Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara.
Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes,
dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi.
Di situ mereka sendirian saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat.
Tidak ada seorang pun di dunia ini
yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu.
Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa
yang sedang berbicara dengan Yesus.

Lalu Petrus berkata kepada Yesus,
"Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini.
Baiklah kami dirikan tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Petrus berkata demikian,
sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya,
karena mereka sangat ketakutan.

Maka datanglah awan menaungi mereka
dan dari dalam awan itu terdengar suara,
"Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia."
Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling
mereka tidak lagi melihat seorang pun
kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu,
Yesus berpesan,
supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun
apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan tadi
sambil mempersoalkan di antara mereka
apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."
Lalu mereka bertanya kepada Yesus,
"Mengapa ahli-ahli Taurat berkata,
bahwa Elia harus datang dahulu?"

Yesus menjawab,
"Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu.
Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia?
Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita
dan akan dihinakan?
Tetapi Aku berkata kepadamu,
Memang Elia sudah datang
dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka,
sesuai dengan yang tertulis tentang dia."

Renungan:
Keinginan Petrus mendirikan kemah, merupakan upaya untuk mempertahankan kebahagiaan. Namun Yesus tidak mau mengikuti jalan pikiran Petrus. Yesus tidak mau tinggal pada situasi kebahagiaan. Yesus tetap setia pada tugas perutusan-Nya yaitu menyelamatkan umat manusia. Maka dari itu, Yesus mengajak murid-Nya untuk turun dari atas gunung. Sebetulnya Yesus tahu apa yang akan terjadi pada diri-Nya selanjutnya yaitu salib. Tetapi Yesus tidak mau menghindari salib yang harus Dia pikul. Inilah yang dikisahkan Injil hari ini. Yesus mengajak tiga orang murid-Nya untuk naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di sana Ia berubah rupa di depan mereka. Pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan dan Elia serta Musa tampak kepada mereka sedang berbicara dengan Yesus. Para murid mengalami pengalaman Rohani yang begitu mendalam. Pengalaman itu memberikan rasa damai, tentram dan bahagia untuk tinggal di tempat itu. Dan dalam damai dan tentram itu Allah hadir secara tak terselami dalam naungan awan seraya bersabda agar para murid mendengarkan Putra-Nya.

     Injil hari ini mengingatkan kepada kita akan perlunya keheningan batin agar mampu mendengarkan suara Tuhan. Labih jauh lagi, Injil mengajak kita untuk mendengar sabda Yesus Putra tercinta Allah. Suara Tuhan sering terlewatkan karena kita sibuk sendiri dengan berbagai macam pekerjaan, asyik dengan dering Handphone, menonton, beban kehidupan, suara teriakan, dan lain-lain. Tuhan tidak ditemukan dalam hiruk pikuk tapi dalam keheningan, teristimewa keheningan batin.

"Tuhan ditemukan dalam keheningan batin dan bukan dalam hiruk pikuk"

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget