Minggu Biasa V
PW S. Agata, Perawan dan Martir
📖 Bacaan Pertama : Yes 58:7-10
Terangmu akan merekah laksana fajar.
📖 Mazmur : Mzm 112:4-5.6-7.8a.9
R:4a Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
📖 Bacaan Kedua : 1Kor 2:1-5
Aku menyampaikan kepadamu kesaksian tentang Yesus Kristus yang disalibkan.
📖 Bait Pengantar Injil : Yoh 8:12
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup.
📖Bacaan Injil : Mat 5:13-16
Kamu adalah terang dunia.
Renungan:
" Kamu adalah garam dunia...kamu adalah terang dunia...hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang ada di surga." Ditegaskan dalam bacaan Injil hari Minggu ini, bahwa para murid ialah "garam" dan "terang" bagi dunia. Pernyataan ini kerap mendorong orang agar berusaha sekuat tenaga menggarami dan menerangi dunia. Dunia ini seakan-akan tempat yang hambar dan gelap gulita dan karena itu perlu diselamatkan. Itukah yang hendak diajarkan kepada para murid? Injil sebenarnya mengajarkan hal lain, yakni agar para murid tidak membiarkan identitas diri luntur dan bakal didiamkan orang.
Garam sungguh terasa bila menyatu dengan makanan, dan makanan tanpa garam akan hambar rasanya. Yesus menekankan cita rasa khas dalam kehidupan kita sebagai Katolik, harus dirasakan orang. Sebagai pengikut Kristus kita seyogianya mampu menghidangkan cita rasa iman yang khas dan istimewa kepada seluruh umat dan masyarakat di mana saja berada. Tanpa ada cita rasa, maka hidup kekatolikan akan hambar. Yesus berpesan, agar kita mampu menjadi garam dan terang dunia. Cara hidup tidak menjadi hambar atau tawar. Perbuatan baik kita harus bercahaya di hadapan banyak orang. Keluarga Katolik dapat kehilangan asinnya, manakala pewarisan nilai-nilai Katolik tidak diperjuangkan dalam keluarga, komunitas atau di sekitar karya pelayanan. Komunitas kita yang berlebel Katolik akan kehilangan asinnya manakala spirit dasar tidak sampai mengubah dan menggerakkan hati orang untuk berbuat baik. Hal ini bisa kita wujudkan mulai dari tengah-tengah keluarga, komunitas, karya, maupun sekitar kita sehingga berdaya ubah bagi masyarakat. Masih sanggupkah kita menjadi garam dan terang di dalam masyarakat majemuk dan yang rumit pada zaman ini?
"Jadilah garam dan terang dunia agar sekitarmu mendapatkan rasa dan kehangatan hidup."
0 komentar:
Posting Komentar