Percaya dan tidak percaya atau beriman atau tidak beriman erat kaitannya dengan suskses atau tidak sukses dalam melaksanakan tugas pengutusan, Motivator, Bapak Andrie Wongso antara lain mengatakan "Selama kita memiliki kemauan, keuletan dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus-menerus pasti akan menjadi sebatang jarum …Milikilah keteguhan hati"(Andrie Wongso: 15 Widom Success, PT Elex Media Komputindo, Kelompk Gramedia – Jakarta 2005, hal 5). Apa yang menjadi motto dari Bapak Andrie Wongso ini kiranya dekat atau senada dengan apa yang disabdakan oleh Yesus bahwa "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya". Memang keteguhan hati perlu disertai dengan doa-doa, permohonan rahmat dan kekuatan dari Tuhan.
Dari kita manusia yang lemah dan rapuh ini kiranya hanya sampai dengan kebijakan dan belum sampai pada kebijaksanaan, dan itupun mungkin sering bijak sana dan bijik sini alias asal-asalan saja selama masih berkuasa atau berwenang. Kebijaksanaan bagi kita mungkin dapat diusahakan dalam kebersamaan atau gotong-royong, maka marilah kita saling membantu dalam hidup bersama dimanapun dan kapanpun. Untuk itu hendaknya kita saling komunikatif dan curhat untuk berbagai anugerah atau rahmat Tuhan yang kita terima karena kemurahan HatiNya. Untuk itu kita juga harus saling mendengarkan dengan rendah hati. Hendaknya para pemimpin atau petinggi secara rutin `turun kebawah'/turba untuk mendengarkan harapan dan dambaan, suka-duka dari mereka yang harus kita pimpin atau layani. Pemimpin atau petinggi selanjutnya menanggapi harapan, dambaan dan suka-cita mereka setelah mempertimbangkan semuanya dengan para pembantu atau penasihatnya. Para pemimpin atau petinggi kami harapkan sungguh beriman dan berdoa untuk mohon kebijaksanaan dari Tuhan. Dengan kata lain pemimpin atau petinggi hendaknya juga menjadi teladan dalam hidup beriman.
0 komentar:
Posting Komentar