Tuhan memberkati.
Pakailah Hidupku Sebagai AlatMU Seumur Hidupku.
Minggu Biasa VIII
Bacaan Pertama
Yes 49:14-15 : Aku tidak akan melupakan engkau.
Mazmur: Mzm 62:2-3.6-7.8-9ab
R:6a Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Bacaan Kedua : 1Kor 4:1-5
Tuhan akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati.
Bait Pengantar Injil: Ibr 4:12
Firman Allah hidup dan kuat,
ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Bacaan Injil : Mat 6:24-34
Janganlah kuatir akan hari esok
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian,
ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,
atau ia akan setia kepada yang seorang
dan tidak mengindahkan yang lain.
Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah kuatir akan hidupmu,
apa yang hendak kamu makan atau minum,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
apa yang hendak kamu pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan,
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit,
yang tidak menabur dan tidak menuai,
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,
toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Siapakah di antara kamu
yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?
Perhatikanlah bunga bakung di ladang,
yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Namun Aku berkata kepadamu:
Salomo dalam segala kemegahannya pun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang,
yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu,
hai orang yang kurang percaya?
Maka janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum?
Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu,
bahwa kamu memerlukan semua itu.
Karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah kita luput dari rasa khawatir, cemas dan takut. Perasaan khawatir bisa menghampiri siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Termasuk mereka yang mungkin kita lihat berkecukupan, bahagia dan tenang dalam hidupnya. Ketika rasa khawatir menyergap seseorang, seolah-olah tidak ada hal yang bisa disyukuri. Pesan Yesus hari ini meneguhkan kita untuk tidak lupa kepada Bapa yang selalu bisa diandalkan karena Ia senantiasa memelihara hidup kita jauh melebihi burung dan bunga bakung," ... sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah ntuk sehari".
Yesus mengingatkan kita pada hari ini agar mengabdi kepada Tuhan serta menyerahkan diri pada pemeliharaan-Nya yang penuh kasih. Dia akan memperhatikan segala sesuatu yang kita butuhkan. Mari kita mulai hari ini dengan belajar terus menerus untuk berpasrah secara aktif kepada-Nya dan jangan biarkan kehilangan kebahagiaan untuk hari ini dengan kecemasan dan kekhawatiran.
"Kekhawatiran tidak akan pernah menambah kebahagiaan hidup kita akan tetapi menyerahkan diri pada pemeliharaan-Nya yang penuh kasih akan memberi kebahagiaan sejati."
Sabtu Pekan Biasa VII
Bacaan Pertama
Sir 17:1-15 : Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya.
Mazmur : Mzm 103:13-14.15-16.17-18a
R:17 Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa kepada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Mat 11:25 Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Bacaan Injil: Mrk 10:13-16
Barangsiapa tidak menerima kerajaan Allah seperti anak-anak ini, tidak akan masuk ke dalamnya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka,
"Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku!
Jangan menghalang-halangi mereka!
Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
Aku berkata kepadamu,
"Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu,
meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Apakah artinya "menyambut Kerajaan Allah sebagaimana layaknya kanak-kanak?" Secara umum kita mengartikannya sebagai "menyambut Kerajaan Allah sebagaimana layaknya kanak-kanak menyambutnya." Pemaknaan ini sejalan dengan beberapa kata yang disampaikan Yesus dalam Injil Matius: "Jika engkau tidak mengubah hatimu dan menjadi seperti kanak-kanak maka engkau tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Mat 18:3). Rasa percaya sepenuhnya kanak-kanak adalah tanpa syarat dan tanpa pikir panjang. Kanak-kanak tidak dapat hidup tanpa mempercayai mereka yang ada disekeliling mereka. Kepercayaan mereka bukanlah sebuah kebajikan; rasa percaya mereka merupakan kenyataan yang hidup.
Untuk berjumpa dengan Allah, hal terbaik yang kita miliki adalah hati sebagai layaknya kanak-kanak yang terbuka secara spontan, hati yang berani untuk bertanya apa adanya dan hati yang ingin mengasihi, tergantung pada kasih setia Allah, percaya pada Penyelenggaraan Ilahi, tulus, akrab, dan rendah hati.
"Percaya sepenuhnya kepada kehendak Allah adalah sikap terpuji seperti seorang anak-anak"
Bacaan Liturgi 24 Februari 2017
Jumat Pekan Biasa VII
Bacaan Pertama : Sir 6:5-17
Sahabat yang setia tiada ternilai.
Mazmur: Mzm 119:12.16.18.27.34.35
R:35a Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil : Yoh 17:17ab
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran.
Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Bacaan Injil: Mrk 10:1-12
Yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea
dan ke daerah seberang sungai Yordan.
di situ orang banyak datang mengerumuni Dia,
dan seperti biasa Yesus mengajar mereka.
Maka datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus.
Mereka bertanya,
"Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?"
Tetapi Yesus menjawab kepada mereka,
"Apa perintah Musa kepada kamu?"
Mereka menjawab,
"Musa memberi izin untuk menceraikannya
dengan membuat surat cerai."
Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah untukmu.
Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita;
karena itu pria meninggalkan ibu bapanya
dan bersatu dengan isterinya. Keduanya lalu menjadi satu daging.
Mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu apa yang dipersatukan Allah,
janganlah diceraikan manusia."
Setelah mereka tiba di rumah,
para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus.
Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan wanita lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
Dan jika isteri menceraikan suaminya
dan kawin dengan pria yang lain,
ia berbuat zinah."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Surat cerai adalah dokumen ketegaran hati. Yesus berpesan bahwa kembali kepada awal dunia, yakni kondisi keharmonisan semesta raya, termasuk di dalamnya keharmonisan hubungan antara pria dan wanita adalan karya Allah yang mengagumkan. Keharmonisan seluruh tata penciptaan ini tidak boleh buyar hanya karena muncul hasrat untuk bercerai. Kita ini manusia, yang memiliki tataran tingkat hidup moral yang tinggi. Kia akui bahwa dewasa ini kesetiaan dan komitmen dalam persahabatan dan perkawinan makin sulit bahkan ada yang berakhir dengan pengkhianatan, perpisahan, dan bahkan perceraian.
Bacaan pertama mengisahkan tentang kesetiaan dan komitmen dalam persahabatan dan perkawinan. Suatu persahabatan membutuhkan suatu proses untuk bertumbuh dan berkualitas. Kita membutuhkan seorang sahabat sejati dalam suka maupun duka, untung dan malang, sehat dan sakit. Sahabat sejati adalah sahabat yang siap sedia pada saat kita membutuhkan.
Tentunya bahwa perkawinan antara seorang pria dan perempuan bukan sekedar bersahabat, tetapi mereka merupakan belahan jiwa yang dipersatukan oleh Allah. Cinta yang bersifat saling memberi dan menerima dengan membutuhkan kesetiaan dan komitmen sampai akhir hayat.
"Bangunlah persahabatan yang sejati yang hadir saat suka dan duka."
*“Banyak orang membiarkan apa yang mereka tidak dapat buat menghalanginya untuk berbuat sesuatu yang bisa mereka perbuat.”*
Banyak orang berpikir tentang bagaimana mengubah dunia ini
sehingga lupa untuk mengubah dunia dirinya sendiri.
Banyak orang ingin mengubah sebuah komunitas di mana mereka berada sehingga lupa mengubah sikap dan aklaknya dalam komunitas itu.
Banyak orang tua ingin agar anak-anaknya menjadi baik sehingga lupa untuk menjadi teladan bagi mereka (ingat akan kebenaran ini menuai apa yang kita sendiri tanam).
Banyak anak ingin melihat dan bangga terhadap orang tuanya sehingga lupa untuk menjadi anak yang baik.
Pokoknya Anda bisa membuat litany panjang tentang ini. Akan tetapi, aku cuma
mengajak engkau sebagai sahabatku untuk berbuat apa yang bisa Anda perbuat saat ini, dan tidak boleh menunda sampai esok. Jangan biarkan pikiranmu bahwa Anda tidak bisa buat menghalangi kemampuanmu untuk berbuat baik bagi orang lain hari ini.
Injil hari ini sungguh memberikan sederet peringatan tegas dan keras dari Sang Guru kepada kita murid-murid-Nya; “Lebih baik ikat batu di leher bila menyesatkan orang lain. Potong kaki, tangan dan cungkil mata bila mereka membuatmu berdosa. Intinya, semua anggota tubuh yang membuatmu berdosa, lebih baik dibuang/dipotong. Bayangkanlah jika ini benar-benar kita praktekan secara harafiah. Sudah pasti kita akan tau siapakah yang berdosa dan dengan apakah ia berdosa; tangan kudung karena mencuri, mata satu bahkan keduanya tidak ada karena gunakan untuk melihat sesuatu yang membuat si buta berdosa, dan beragam contoh lainnya. Wah, pasti banyak pendekar mata satu kita temukan dalam hidup (film Indonesia) Atau lainnya, garam itu asin dan itu baik, tapi dengan apakah ia diasinkan lagi bila sudah menjadi tawar?
Oleh karena itu, marilah kita belajar dari Sang Guru lewat kisah-kisah-Nya yang tercatat dalam Injil. Mungkin dan bahkan Yesus tidak sukses mempertobatkan para farisi dan ahli taurat, tetapi setiap orang yang disembuhkan; entahkah yang timpang, buta, sakit, mati sekalipun selalu bertobat dan percaya ketika mereka disembuhkan. Atau pun, bukankah Matius rela meninggalkan rumah cukai ketika dipanggil Yesus? Bukankah Maria Magdalena bertobat dan menjadi murid setia Yesus ketika ia disembuhkan oleh Yesus? Intinya, walaupun misi Yesus jelas untuk menyelamatkan manusia tapi rasanya semua yang pernah mendengarkannya, tidak menjadi bertobat dan diselamatkan, selain mereka yang betul-betul memutuskan untuk selamat dengan percaya dan melakukan perintah-perintah Allah dalam hidup. Karena itu,
sebuah perubahan harus selalu dimulai dari dalam diri kita masing-masing. Sesuatu yang nampak kecil dan tak berarti dari pihak kita tapi orang lain akan berubah karena kehadiranmu, karena sikap hidupmu, karena kata dan perbuatanmu. Bukankah pelita itu harus ditempatkan di atas kaki dian agar sinarnya menyinari semua areal di mana ia berada? Buatlah apa yang Anda bisa buat hari ini dan biarlah itu menjadi sebuah persembahan indah untuk Tuhan dan untuk mereka yang ada disekitarmu. Jangan biarkan pikiranmu tentang sesuatu yang tidak dapat Anda perbuat menghalangimu untuk berbuat sesuatu bagi orang lain hari ini. Anda punya itu dan gunakanlah hari ini, kawan.
*
Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,
🔷"Maka jawab Simon Petrus, Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"(Mat.16:13-19;HR. Sto. Petrus & Paulus). Pengakuan Petrus ini menunjukkan bahwa kita pun harus mulai masuk dan mengenal pribadi Yesus. Pengakuan iman menjadi ungkapan pengenalan terhadap pribadi Yesus. Mengenal Yesus berarti menjadi sahabat yang setia sampai akhir. Mari kita pertahankan warisan iman mendalam dari Para Rasul. Pengakuan kita akan Yesus tetaplah harus dipegang erat dan terus dihidupi dalam menghadapi arus jaman. Tantangan jaman ini haruslah dengan berani kita hadapi dan menangkanlah pertandingan hidup ini dengan memberikan hidup kita seutuhnya demi kemuliaan Tuhan.
🔷"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"(Mat.16:13-19; Pesta Takhta Sto. Petrus). Gereja Kristus dibangun di atas batu karang pengakuan iman Petrus. Iman yang teguh kokoh kepada Kristus ini merupakan fondasi di atas mana Gereja dibangun, bahkan sampai hari ini. Iman Petrus kepada Yesus adalah iman yang diajarkan Petrus kepada Gereja; iman yang membawa kita kepada Kerajaan Kekal abadi. Tidak ada sesuatupun di atas bumi yang kebesarannya, otoritasnya bahkan pelayanannya yang dapat membawa kita kepada Kerajaan Allah kalau tidak bertumpu dan memancar dari batu karang iman yakni Takhta Petrus. Mari kita berdoa semoga Bapa Suci, para Uskup dan para imam dengan takhta pelayanan dan pengorbanan mampu membawa Gereja kepada kesucian dan kekudusan.
Tuhan memberkati.
Injil: Mat.16:13-19
"Dan, engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan
Gereja-Ku," demikian kata Yesus kepada Petrus setelah mendengar pengakuan
iman Petrus bahwa "Yesus adalah Mesias Anak Allah yang hidup." Gereja yang
kelihatan terlihat dari keteguhan iman Petrus, yang menjadi pemimpin dari
Para Rasul, tetapi unsur Ilahi yang tak kelihatan adalah Kristus sendiri,
yang adalah Pendiri Gereja-Nya. Kristulah dasar sesungguhnya dari
Gereja-Nya sehingga kekuatan iblis takan pernah mampu menghancurkannya.
Karena itu, di pagi ini kukatakan kepadamu bahwa sama seperti bagunan
"gereja batu," yang kokoh dan bertahan terhadap hantaman bom dan granat,
maka Gereja Kristus (engkau dan aku = kita) akan menjadi kokoh dan teguh
bila kita pun memiliki iman yang kuat sama seperti Petrus, yang mengakui
Kristus sebagai Mesias, Putra Allah yang hidup, yang akan selalu dan
selamanya menghidupi Gereja-Nya. Sungguh, engkau dan aku (kita) adalah
"batu-batu yang hidup", yang darinya Gereja Kristus dibangun, bertumbuh dan
berkembang di dalam dunia ini. Ketika ada cinta yang terjalin di antara
kita; ketika ada iman dan harapan di hati dan jiwa kita, maka percayalah
bahwa Gereja Kristus takan pernah punah karena janji-Nya; "Alam mautnya
takan pernah menguasainya."
Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,
Bacaan Liturgi 22 Februari 2017
Pesta Takhta S. Petrus, Rasul
Bacaan Pertama : 1Ptr 5:1-4
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu.
Mazmur : Mzm 23:1-3.4.5.6
R:1 Tuhan gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Bait Pengantar Injil: Mat 16:18
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bacaan Injil : Mat 16:13-19
Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku.
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka,
"Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."
Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di surga."
Renungan:
Pada hari ini Gereja merayakan Pesta Tahta St. Petrus yang menunjuk kepada kepemimpinan dan kuasa yang diserahkan Kristus kepada Petrus dan disimbolkan adanya kursi/tahta di Basilika St. Petrus, Vatikan. "Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga". Tahta ini mengartikan kepemimpinan dan kuasa menggembalakan dan melayani dan bukan mengagungkan jabatan atau kedudukan seorang Pemimpin Gereja Katolik. Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa Petrus, mewakili teman-temannya mengakui bahwa Yesus sebagai mesias, Anak Allah yang hidup. Berkat pengakuan iman tersebut, Petrus tidak hanya dikatakan sebagai orang yang berbahagia, tetapi juga mendapatkan tugas kepercayaan dari Yesus. Dia menjadi batu karang, wadas yang kokoh yang di atasnya dibangun jemaat Kristus. Karena dasar kokoh, alam maut tidak akan menguasainya. Kita pun juga dipanggil untuk memiliki iman yang mendalam akan Yesus, sebagai Mesias. Di atas iman itulah kita bagaikan batu-batu hidup membangun Gereja, umat Allah.
Batu karang jadi tempat berlindung dari hempasan ombak dan tempat berpegang agar tidak hanyut oleh arus ganas. Dengan menyebut Petrus sebagai batu karang, dalam bahasa Yunani "Petra", ditandaskan bahwa ia bertugas meelindungi umat yang dibangun Yesus dari marabahaya. Demikian pesta ini mengingatkan kita akan tugas perutusan untuk memimpin, mengajar, dan menguduskan, yang diserahkan oleh Kristus kepada Petrus dan dilanjutkan secara berkesinambungan sampai kepada Bapa Suci dan para uskup saat ini.
"Jadilah batu karang yang dapat melindungi umat dari marabahaya."
Bacaan Liturgi 21 Februari 2017
Selasa Pekan Biasa VII
PF S. Petrus Damianus, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan Pertama: Sir 2:1-11
Bersiap-sedialah menghadapi pencobaan.
Mazmur: Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40
R:5 Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan,
dan Ia akan bertindak.
Bait Pengantar Injil: Gal 6:14
Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan.
Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
Bacaan Injil: Mrk 9:30-37
Barangsiapa ingin menjadi yang pertama,
hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea.
Yesus tidak mau hal itu diketahui orang,
sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya.
Ia berkata kepada mereka,
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia,
dan mereka akan membunuh Dia.
Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit."
Mereka tidak mengerti perkataan itu,
namun segan menanyakannya kepada Yesus.
Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum.
Ketika sudah berada di rumah
Yesus bertanya kepada para murid itu,
"Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?"
Tetapi mereka diam saja,
sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan
siapa yang terbesar di antara mereka.
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu.
Kata-Nya kepada mereka,
"Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu,
hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya
dan menjadi pelayan semuanya."
Yesus lalu mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka.
Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka,
"Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku,
ia menerima Aku.
Dan barangsiapa menerima Aku,
sebenarnya bukan Aku yang mereka terima,
melainkan Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Berbicara tentang salib dan kebangkitan adalah sulit dipahami, bahkan oleh murid-murid terdekat yang sudah lama mengikuti-Nya sekalipun. Jalan untuk memahami kenyataan salib dan kebangkitan otu ialah kesediaan untuk menerima tanpa mementingkan diri ataupun mencari kedudukan yang tinggi. Murid-murid sulit untuk memhami mengapa Yesus perlu mengalami penderitaan hingga kematian-Nya di salib. Hal ini juga sering muncul di hati kecil kita.
Para murid diajar untuk menerima anak kecil, artinya menerimanya sebagai yang penting meski ia tidak dapat menonjolkan diri pernah berbuat banyak dan berjasa. Ia diterima bukan karena yang diperbuatnya melainkan karena berharga tanpa jasa sendiri. Itulah spiritualitas yang sepantasnya berkembang dalam diri para murid dalam mengikuti guru mereka. Dari bacaan hari ini dapat kita lihat apa artinya mengikut Yesus. Mengikut Yesus berarti membiarkan diri dibentuk oleh-Nya sendiri, kalau mau menjadi orang besar, bersedia datang kepada-Nya tanpa memperhitungkan jasa yang patut mendapat ganjaran.
"Mengikut Yesus berarti membiarkan diri dibentuk oleh-Nya tanpa memperhitungkan jasa dan ganjaran."
Percaya dan tidak percaya atau beriman atau tidak beriman erat kaitannya dengan suskses atau tidak sukses dalam melaksanakan tugas pengutusan, Motivator, Bapak Andrie Wongso antara lain mengatakan "Selama kita memiliki kemauan, keuletan dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus-menerus pasti akan menjadi sebatang jarum …Milikilah keteguhan hati"(Andrie Wongso: 15 Widom Success, PT Elex Media Komputindo, Kelompk Gramedia – Jakarta 2005, hal 5). Apa yang menjadi motto dari Bapak Andrie Wongso ini kiranya dekat atau senada dengan apa yang disabdakan oleh Yesus bahwa "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya". Memang keteguhan hati perlu disertai dengan doa-doa, permohonan rahmat dan kekuatan dari Tuhan.
Dari kita manusia yang lemah dan rapuh ini kiranya hanya sampai dengan kebijakan dan belum sampai pada kebijaksanaan, dan itupun mungkin sering bijak sana dan bijik sini alias asal-asalan saja selama masih berkuasa atau berwenang. Kebijaksanaan bagi kita mungkin dapat diusahakan dalam kebersamaan atau gotong-royong, maka marilah kita saling membantu dalam hidup bersama dimanapun dan kapanpun. Untuk itu hendaknya kita saling komunikatif dan curhat untuk berbagai anugerah atau rahmat Tuhan yang kita terima karena kemurahan HatiNya. Untuk itu kita juga harus saling mendengarkan dengan rendah hati. Hendaknya para pemimpin atau petinggi secara rutin `turun kebawah'/turba untuk mendengarkan harapan dan dambaan, suka-duka dari mereka yang harus kita pimpin atau layani. Pemimpin atau petinggi selanjutnya menanggapi harapan, dambaan dan suka-cita mereka setelah mempertimbangkan semuanya dengan para pembantu atau penasihatnya. Para pemimpin atau petinggi kami harapkan sungguh beriman dan berdoa untuk mohon kebijaksanaan dari Tuhan. Dengan kata lain pemimpin atau petinggi hendaknya juga menjadi teladan dalam hidup beriman.
"Jawab Yesus, Katamu, jika Engkau dapat ? Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!"(Mrk.9:14-29). Yesus ingin menekankan bahwa semua orang yang percaya akan menyaksikan penyembuhan, pembebasan dan mukjizat. Mukjizat tidak pernah selesai sebelum akhir dunia datang. Tapi mukjizat selalu akan datang bisa disertai dengan iman dan doa. Hanya sayangnya dalam hidup ini seringkali kita jatuh dalam rasa ragu, bimbang, pesimis dan kurang percaya karena iman kita yang kerdil dan hidup doa kita yang serba instant. Mari kita berjuang memerangi dan meminimalisir penyakit ini agar jangan sampai menjamur dan merusak hidup dan model beriman kita. Karena itu kita perlu berseru kepada Tuhan: "Tuhan tambahkanlah imanku!"
Tuhan memberkati.
Senin Pekan Biasa VII
Bacaan Pertama : Sir 1:1-10
Kebijaksanaan diciptakan sebelum segala-galanya.
Mazmur: Mzm 93:1ab.1c-2.5
R:1a Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan.
Bait Pengantar Injil: 2Tim 1:10b
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Bacaan Injil: Mrk 9:14-29
Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka.
Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua dan bergegas menyambut Dia.
Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?"
Kata seorang dari orang banyak itu, "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.
Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."
Maka kata Yesus kepada mereka, "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.
Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya, "Sejak masa kecilnya!
Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."
Jawab Yesus, "Katamu, 'jika Engkau dapat?' Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
Segera ayah anak itu berteriak. "Aku percaya! Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
Ketika Yesus melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!"
Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya.
Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, "Ia sudah mati."
Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.
Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?"
Jawab Yesus, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Penginjil Markus mengisahkan Injilnya hari ini dalam sebuah peristiwa, yakni ketika seorang anak yang dikuasai roh jahat dihantar kepada para murid Yesus seraya meminta agar dia bisa disembuhkan oleh mereka. Yesus akhirnya masuk dalam kisah itu sebab mereka menghadapi kenyataan bahwa para murid tidak bisa menyembuhkan anak yang kerasukan roh jahat.
Melalui pengusiran roh jahat dari anak yang bisu, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa perlu iman yang teguh dan doa. Doa dan iman adalah dua faktor yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan kita dan keduanya berjalan bersama. Sebagai orang beriman kita wajib berdoa agar mampu mengusir kekuatan setan dan menerima kekuatan Roh Allah, sehingga dpenuhi dengan sukacita dan damai. Bersama Allah kita akan menang dalam iman, harapan dan cinta kasih.
"Doa adalah anugerah iman yang mampu mengusir kekuatan setan dan menerima kekuatan Roh-Mu"
Pak Bono, seorang guru desa, tengah berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba seorang pemuda melemparkan kentang tepat mengenai kepalanya. Orang-orang terdiam menahan napas. Pak Bono memungut kentang itu dan beranjak pergi. Beberapa bulan kemudian, ia mengunjungi rumah pemuda itu. Setelah mengetuk pintu, Pak Bono menyodorkan sebuah karung sambil berkata, "Beberapa waktu lalu Anda melemparkan kentang. Saya memungutnya dan menanamnya. Saya kemari ingin berterima kasih dan membagi hasil panennya dengan Anda."
Bacaan Alkitab hari ini adalah bagian dari Khotbah di Bukit. Di sana Tuhan Yesus mengutip salah satu hukum tertua di dunia: "mata ganti mata, gigi ganti gigi". Hukum pembalasan tersebut, atau Lex Talionis, terdapat dalam kitab hukum Hammurabi, Raja Babel pada tahun 2285-2242 SM.
Namun, Tuhan Yesus mengajarkan hal yang sama sekali berbeda, yaitu Anti-Lex Talionis. Ungkapan "berilah pipi kiri kepada orang yang menampar pipi kanan" adalah sebuah kiasan. Maknanya, Tuhan Yesus menginginkan para pengikut-Nya menghindari sikap "mata ganti mata"; tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan, kebencian dengan kasih, sumpah serapah dengan berkat. Balas dendam hanya akan memicu hal-hal buruk lainnya. Seumpama mata rantai, keburukan harus "diputus" dengan kebaikan.
Maka, baiklah kita membuang jauh-jauh niat menuntut balas kepada orang yang menyakiti kita. Sebaliknya, tetap upayakan kebaikan untuknya. Seperti yang dilakukan Pak Bono dalam cerita di atas. Sikap ini jauh lebih mendatangkan berkat dan sukacita.
AIR SUSU DIBALAS AIR TUBA ITU TINDAKAN PENGECUT. AIR TUBA DIBALAS AIR SUSU ITU TINDAKAN KRISTIANI
🌷 🌾 🌷 🌾 🌷 🌾 🌷 🌾
"Tetapi Aku berkata kepadamu, Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian"(Mat.5:38-48;MB VII). Sto. Paulus senada dengan Yesus pernah berkata: "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan"(Rom.12:21). Mengapa ? Kejahatan itu sampah. Orang yang berbuat jahat itu sedang memproduksi sampah dan orang yang menyimpan dendam atas kejahatan orang lain menyimpan sampah itu. Keduanya sama-sama rugi. Tidak ada cara tuk membersihkan diri dari sampah kejahatan yang busuk kecuali membuangnya. Caranya dengan mengampuni dan berbuat baik. Mengapa ? Pengampunan dan perbuatan baik adalah anugerah ilahi bukan karakter asli hasil usaha manusia. Ketika kita membiarkan anugerah ilahi pengampunan dan perbuatan baik itu bekerja dalam diri kita, luka batin kita akan dibebat dan disembuhkan Allah. Dan pada saat yang sama kita sedang membuka pintu pertobatan bagi si pelaku kejahatan.
Tuhan memberkati.
❣🕇" Selamat berhari Minggu"🕇❣
Bacaan Liturgi 19 Februari 2017
Minggu Biasa VII
Bacaan Pertama: Im 19:1-2.17-18
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Mazmur
Mzm 103:1-2.3-4.8.10.12-13
R:8a Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maha rahim
Bacaan Kedua: 1Kor 3:16-23
Semuanya adalah kepunyaanmu. Tetapi kamu adalah milik Kristus, dan Kristus adalah milik Allah.
Bait Pengantar Injil : 1Yoh 2:5
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Bacaan Injil : Mat 5:38-48
Kasihilah musuhmu!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kamu telah mendengar bahwa dulu ada ungkapan:
Mata ganti mata, gigi ganti gigi.Tetapi Aku berkata kepadamu,
'Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.
Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berilah juga pipi kirimu.
Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang
yang mau meminjam sesuatu dari padamu.'
Kamu telah mendengar firman,
'Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.'
Tetapi Aku berkata kepadamu,
'Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat
dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Benci dibalas dengan benci adalah kejahatan, cinta dibalas dengan cinta adalah wajar, tetapi benci dibalas dengan cinta adalah Ilahi. Kata-kata ini sangat sesuai dengan bacaan hari ini. Pengampunan yang diberikan kepada orang yang membenci kita adalah penyembuhan yang sempurna. Akan banyak orang merasa dihidupkan dan dihormati jika dapat mengampuni dan diampuni. Saling mengampuni akan menyembuhkan banyak penderitaan.
Yesus mengajarkan kepada kita hari ini agar berbuat cinta kasih yang bisa melampaui kebiasaan umum, dan tidak bertindak dengan prinsip lama: mata ganti mata, gigi ganti gigi. Kita diajak untuk tidak membalas dendam. Pendekatan kasih harus diutamakan dan belajar untuk mengasihi, mengampuni dan mendoakan musuh. Mengasihi sesama tidak terbatas pada kelompok sendiri. Oleh karena itu dalam Mat 5:43-48 orang di ajak untuk mengusahakan agar perhatian serta kebesaran hati terhadap sesama mencakup siapa saja, bukan hanya kawan sendiri. Mengasihi itu upaya yang tidak mengenal batas kelompok, apalagi kelompok agama. Hal inilah yang jendak disampaikan dan menjadi pelengkap rasa kesetiakawanan.
"Hayatilah orang lain sebagai kawan bukan musuh, dengan demikian pendekatan kasih harus diutamakan dan menggantikan prinsip lama: mata ganti mata, gigi ganti gigi."
Bacaan Liturgi 17 Februari 2017
Jumat Pekan Biasa VI
PF Ketujuh Saudara Suci, Pendiri Ordo Hamba-Hamba Maria
Bacaan Pertama: Kej 11:1-9
Mazmur: Mzm 33:10-11.12-13.14-15
Bacaan Injil
Mrk 8:34-9:1 Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan karena Injil, akan menyelamatkan nyawanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya,
dan berkata kepada mereka, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku,
harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil,
ia akan menyelamatkan nyawanya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
Kata Yesus lagi kepada mereka, "Aku berkata kepadamu;
Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah datang dengan kuasa."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Yesus tidak mendiamkan kenyataan penderitaan yang harus dan akan ditanggung oleh para murid-Nya oleh karena iman akan Dia. Ia tidak menjanjikan jalan yang mudah tetapi memberikan keberanian untuk menerima kesulitan, memanggul salib dan mengikuti Dia. Jalan seperti itu bukanlah jalan mulus yang enak ditapaki tetapi satu jalan teramat sulit yang meminta kita menjalaninya sambil berdoa dan beriman. Dan lebih dari itu, menjalaninya meminta kita juga untuk terus memandang Dia Sang Guru dan Gembala, yang untuk memenangkan hidup-Nya Ia harus memanggul Salib, disalibkan dan mati. Dalam hal ini dibutuhkan kerendahan hati. Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak menghindari kesulitan dan kelemahan. Inilah iman yang hidup.
Mengikuti Kristus tetaplah tidak mudah apalagi kalau kita melihat dunia sekitar yang menghadapi berbagai kesulitan. Begitu banyak orang mempertanyakan apa artinya beriman, ketika kita menyaksikan saudara-saudari dibantai oleh kelaparan, kebencian, ketidakadilan, dan sebagainya. Apa artinya mengikuti Kristus, ketika saudara seiman dengan kita berusaha membinasakan hidup orang yang kita cintai? Dengan memandang Kristus yang tersalib, menyadarkan kita kembali akan arti sesungguhnya beriman dan mengikuti Kristus. Dan dengan memandang Dia, mengajarkan saya betapa hidup saya berarti untuk ditapaki, dijalani. Mengikuti Kristus artinya, terus memberi arti bagi hidup kendatipun kesulitan menghadang di hadapan kita.
"Mengikuti Yesus tidak bisa setengah-setengah apalagi mendua hati, akan tetapi siap dan tangguh menanggung resiko sekalipun memanggul jalan salib sebagai jalan kehidupan."
Ketika aku masih kecil, di waktu liburan sekolah, sering ke rumah kakek di desa, rumahnya besar, beliau memiliki beberapa sapi, waktu malam aku memperhatikan sapi-sapi yang berbaring sambil memamah biak ( mencocokkan pelajaran Ilmu Hayat, dasar anak sok usil & sok tahu ) . Apakah yang dimaksud dengan memamah biak itu? Dan mengapa mereka menghabiskan begitu banyak waktu untuk mengunyahnya?
Pertama-tama, sapi memenuhi perut mereka dengan rumput dan makanan lain. Lalu mereka bersantai dan mengunyah rumput sampai tuntas. Mereka mengeluarkan kembali makanan dari perut dan mengunyah lagi makanan yang telah mereka makan itu, menyerap gizi yang terkandung di dalamnya, dan mengubahnya menjadi susu. Apakah ini menghabiskan waktu? Ya. Apakah ini membuang waktu? Tidak, jika mereka ingin menghasilkan susu yang baik.
Frasa “memamah biak” digunakan untuk menjelaskan proses perenungan. ( Mazmur 1 : 2 ) Penulis Mazmur dengan jelas melakukan pengunyahan secara mental sewaktu ia membaca firman Allah. Tidak ada makanan cepat saji baginya! Jika kita mengikuti teladannya dalam membaca Alkitab secara hati-hati dan disertai doa, kita akan:
• dikuatkan melawan dosa
• menemukan kesukaan untuk belajar lebih banyak tentang Allah
• menemukan kebenaran rohani yang ajaib ; dan
• menemukan nasihat bijak untuk keseharian hidup
Perenungan itu lebih dari sekadar membaca Kitab Suci dan memercayainya. Merenungkan berarti menerapkan ayat-ayat Kitab Suci dalam kehidupan sehari-hari.
Firman Allah tidak dimaksudkan untuk menjadi makanan cepat saji. Jangan tergesa-gesa menelan nya, melainkan mengunyahnya hingga tuntas
By: Sugeng Pramono
_"Kata Yesus keada Petrus: *Enyahlah iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."*_
Hari ini Yesus memberitahukan gambaran penderitaan *Nya*secara terus terang,
namun Petrus mencoba memberi saran agar *Dia* menghindari penderitaan itu.
Karena itulah Petrus memperoleh julukan Iblis.
Memang saat itu Petrus berpikir dengan cara itu, dengan maksud menolong Yesus menghindari penderitaan *Nya*,
tetapi justru saran Petrus menjadi batu sandungan karena *tindakan itu merupakan penolakan terhadap penderitaan salib*.
Saudara-saudara terkasih,
kita tidak dapat melarikan diri dari penderitaan.
Setiap saat kita akan selalu berhadapan dengan penderitaan baik fisik maupun psikhis.
Namun kita juga sebenarnya *selalu mengalami kebahagiaan melalui penderitaan itu*.
Maka *_kalau kita menerima kebahagiaan dalam hidup_, mengapa kita menolak penderitaan?*
_Kebahagiaan dan penderitaan adalah dua keadaan hidup yang tidak dapat dipisahkan_.
*_Kebahagiaan dan penderitaan selalu ada bersama dalam diri dan hidup kita_*.
Maka mari kita terjemahkan *arti positif dari sebuah penderitaan*.
Di sinilah kita menerima sebuah penderitaan sebagai salib yang merupakan benih kebahagiaan kekal.
Tuhan memberkati *†*