YANG SUDAH, YA SUDAH

Motivasi Rohani

YANG SUDAH, YA SUDAH

:)Ada seorang ibu muda yg nangis _nggero-nggero_ karena ditipu. Ia ditipu dgn nilai uang sebesar Rp. 15.000.000 (Lima belas juta rupiah) dlm waktu sekejap. Lantas temannya berkata, “Sudahlah, kamu yg tertipu tdk akn miskin dan dia yg menipumu tdk akn kaya. "Yang sudah, ya sudah!”

:)Pengalaman kehilangan,  baik barang maupun orng yg kita kasihi (meninggal atau meninggalkan), sering kita alami. Dan jika itu terjadi dan kita tdk mungkin mendapatkannya kembali, baiklah kita berkata, “Yang sudah ya sudah!”

:)Dgn berkata, “Yang sudah, ya sudah” tdk berarti kita melupakan, namun memaafkan. Nelson Mandela (1918 – 2013) pun pernah berkata, “Kalau saya mengingat-ingat perlakuan mereka yg begitu kejam terhadapku, maka saya tdk akn _move on”._ Sekarang saya akn hidup scra penuh, menggunakan potensiku utk pengabdian terhadap sesama.

:)Rasa bersalah,  _“guilty”_ yg berlebihan sngat merugikan pribadi. Kita tdk mungkin mengubah masa lalu – bahkan sedetik yg tlh berlalu. Ingat kisah pewayangan dlm
_fragment_  yg berjudul, _“Bethara Dharma dan Yudhistira”._ Ketika ditanya Bethara Dharma, “Apa sesuatu yg tdk diubah meskipun jaraknya sngat dekat?” Yudhistira menjawab, “Masa lalu!”

:)Di sini, kita mnjadi ingat tulisan Socrates (469 – 399 seb. M), _“Respice, adspice, prospice”_ – melihat masa lalu, masa sekarang dan masa yg akn dtng. Menurutnya, hidup di masa lalu adlh hidup dlm nostalgia. Ia terkurung dlm keindahan yg tdk mungkin diubahnya. Seharusnya, orang itu berkata, “Yang sudah, ya sudah!”

:)Kahlil Gibran (1883 – 1931) dlm bukunya yg berjudul, _“The words of the Master”_ menulis, “Janganlah sperti dia yg duduk di samping perapiannya dan mengamati apinya padam, lalu sia-sia meniup abu yg tlh mati. Jnganlah kehilangan pengharapan atau menyerah kpd keputusasaan karena sesuatu yg tlh lewat, sbb menutupi yg tak dpt dilacak lagi adlh kelemahan manusia yg paling buruk”.

PERCIKAN HATI<3
Rabu, 26 Juli 2017

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget