(*) Motivasi Rohani
KOMEN
:) Ada seorang ibu muda yang setiap saat mengulik _smartphone-nya._ Dan setelah kupikir-pikir, ternyata ibu muda itu menunggu-nunggu komen dari teman _group WA-nya._
:) Tidak dapat dipungkiri bahwa masing-masing pribadi ingin dianggap _eksist._ Dan apa yang dibuat ingin dihargai – paling tidak – diakui (termasuk di _medsos: FB, WAG_ dan lain sebagainya). Itulah sebabnya, setelah seseorang _upload_ tulisan atau gambar, dia akan menunggu-nunggu komen. Kasihan!
:) Kata komen itu berasal dari kata _commentum_ yang berarti ulasan. Dalam bahasa Latin, _commentum_ itu merupakan bentuk _past particium_ dari _comminisce_ (dari _prefix cum_ + _memini, memoria_ dan bahasa Inggris _memory)._ Ini catatan dari _“Crabb’s English Synonyms”._ Ada lagi catatan yang lain bahwa _commentum_ merupakan bentuk _past particium_ dari _comminisci_ yakni: _cum_ + _minīscī,_ berpikir. Maka muncul kata _commenter_ (komentar). Ini catatan dari _“The World Book Dictionary”._
:) Dalam bahasa Indonesia (KBBI), muncul kata komentar yang berarti ulasan atau tanggapan atas berita, pidato dsb (untuk menerangkan atau menjelaskan). Misalnya, kabar itu disertai komentar dari redaksi. Tentu komen-komen itu disiapkan dan ditulis secara mendalam dan berkualitas.
:) Dalam _WAG_ atau _FB,_ orang menulis, “Terima kasih ya komennya atas HUT-ku. Komen-komen Anda menguatkanku”. Pada hal barangkali, teman-teman _WAG_ yang jumlahnya berjibun itu hanya _copy paste_ atau kirim gambar, _emoticom._ Inilah yang disebut _commentarium_ zaman sekarang.
PERCIKAN HATI<3
Senin, 04 September 2017
Senin, 04 September 2017
0 komentar:
Posting Komentar