“Penyakit Menuduh”

Mrk. 3:22-30; 

 “Melemparkan kesalahan adalah kelegaan sesaat
tapi tetap menjadi hantu sepanjang hayat.”
           
            Menuduh orang lain terhadap sebuah kesalahan bahkan dosa kiranya menjadi pengalaman banyak orang. Orang lebih cenderung berbangga jika tuduhannya membuat yang tertuduh tersudut dan malu atas sebuah kesalahan atau dosa. Di lain pihak, yang dituduh, jika benar ia tidak melakukan apa yang dituduhkan kepadanya maka perlu membuat tindakan pembelaan; perbersihan nama atas tuduhan yang dilimpahkan kepadanya.

            Setelah mengajar dan menyembuhkan banyak orang, maka timbullah kecemburuan dalam diri beberapa orang yang menuduh bahwa Yesus menggunakan kuasa penghulu setan dalam tindakan penyembuhannya. Dalam tradisi Yahudi, setan selalu identik dengan kejahatan atau roh yang  bertentangan dengan Allah, kendatipun setan memiliki kuasa yang melebihi manusia. Terhadap tuduhan seperti ini, Yesus mencoba membela diri dengan menjelaskan tentang perbedaan Dirinya dan setan; tidak mungkin ia menggunakan kuasa setan untuk melawan setan. Karena itu, jika Ia mengusir setan dari banyak orang, berarti kuasa mengusir dan yang diusir pasti saling bertentangan satu dengan yang lain.

            Injil hari ini memperingatkan kita akan kecenderungan untuk menuduh orang lain tanpa ada alasan atau bukti yang jelas. Lebih indah melakukan kebaikan daripada menyibukkan diri dengan kecenderungan untuk menuduh orang lain atas sesuatu yang mungkin mereka sendiri tidak pernah lakukan. Karena itu, gunakanlah semua yang Tuhan berikan kepadamu sebagai talentamu untuk melayani Tuhan daripada untuk mempermalukan orang lain atas tuduhan-tuduhan yang tak berasalan.

Senin, 24 Januari 2011

Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget