Mrk. 2:23-28; 
 “Kritik tentunya baik, tetapi bila tidak disadari maka kebiasaan mengeritik
akan menutup mata dan hati kita untuk melihat dan merasakan
kebaikan Tuhan dalam diri sesama.”


            Apa jadinya dengan mereka yang hidupnya selalu mengeritik orang lain dan mengeluh terhadap pengalaman-pengalaman hidupnya? Memang, kritik adalah kemampuan seseorang untuk melihat apa yang kurang dalam diri orang lain; entahkah lewat kata maupun tindakannya, namun ketika hidup seseorang hanya diisi dengan kritik dan keluhan maka ia sendiri menutup mata dan hatinya untuk melihat kebaikan dalam diri orang lain dan kesekitarannya dan menikmati hidupnya sebagai sebuah anugerah berharga dari Allah.

            Bacaan Injil hari ini menceritakan tentang kebiasaan orang-orang Farisi yang mengeritik Yesus dan para murid-Nya. Mereka tidak pernah melihat kebaikan-kebaikan yang ada dalam Diri Yesus, tetapi selalu mencari celah untuk mengeritik apa yang dianggapnya salah menurut Kitab Suci dan adat kebiasaan mereka.

            Bacaan Injil hari ini memberi peringatan bagi kita untuk melihat kembali cara dan gaya hidup kita selama ini. Bila hidup kita pun diliputi dengan kritik dan keluhan, maka kiranya hari ini menjadi kesempatan bagi kita untuk mengubahnya. Mengeritik dan mengeluh pasti tidak dilarang, tetapi lebih bijak bila bersyukur dan berterima kasih atas segala yang terjadi dalam hidup kita sebagai anugerah. Kita memang mengalami penderitaan dan pengalaman pahit, tapi itu tak seimbang dengan rahmat dan kebaikan yang Tuhan berikan kepada kita setiap saat. Aku selalu yakin bahwa doa ucapan syukur adalah doa yang paling mujarab untuk mendatangkan rahmat dan berkat yang berikutnya dari Tuhan. Marilah kita bersyukur daripada mengeluh, agar hidup kita pun menjadi berkat bagi orang lain.

Selasa, 18 Januari 2011

Teriring salam dan doaku untukmu selalu,

Rinnong