Luk.2:36-40; 
Kadang panggilan khusus untuk melayani Tuhan dianggap sebagai sebuah pilihan
yang tidak normal. Akan tetapi itulah yang menyenangkan hati Allah,
jika engkau melakukannya dengan setia.”

          Sebuah kisah singkat yang menarik, yang ditampilkan kepada kita untuk menjadi bahan renungan hari ini, yakni tentang kisah Hana atau Anna. Dikisahkan bahwa setelah kematian suaminya, Hana menyerahkan seluruh hidupnya, seluruh dirinya kepada Allah dengan melayani di Bait Allah, dan cara yang diambilnya sungguh radikal yakni dengan berdoa, puasa dan pantang siang dan malam untuk menantikan kedatangan Penyelamat Israel, Penyelamat umat manusia.

            Kehadiran Maria dan Joseph yang membawa  Yesus untuk dipersembahkan di Bait Allah juga mendatangkan kebahagiaan dalam jiwa Hana. Bagaimana tidak, ia pun seperti Simeon merasakan bahwa inilah saat yang tepat untuk kembali kepada Sang Pencipta karena matanya sendiri telah melihat Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah (Yahweh) kepada umat manusia.

            Membaca kisah Hana, terutama apa yang telah diperbuatnya demi menyongsong Sang Penyelamat menyadarkan kita bahwa kita hanya bisa menerima Tuhan jika kita mampu mempersiapkan diri dan hati untuk-Nya. Keselamatan Tuhan tidak membuat kita pasif melainkan harus aktif memperjuangkan dan mendapatkannya. Keselamatan itu tetap dan selalu ada, tetapi setiap orang perlu berjuang untuk menerimanya. Dengan kata lain, keselamatan bukan sesuatu yang otomatis kita dapatkan ketika kita menjadi Katolik, melainkan harus diperjuangkan oleh setiap orang lewat sikap hidup kita setiap hari.

Kamis, 30 Desember 2010
Teriring salam dan doaku,

Rinnong