“Cinta yang berwujud”

Mrk. 3:1-6; 
“Cinta bukanlah sebuah teori
melainkan harus berwujud dalam tindakan nyata.”

           
            Inilah salah satu kutipan yang melukiskan tentang ekspresi kemarahan Yesus, selain kita juga bisa temukan dalam cerita tentang bagaimana Yesus marah dan mengusir para pedagang dari Bait Allah. Kemarahan Yesus bukanlah ungkapan kesombongan diri melainkan selalu dikaitkan dengan kepentingan dan pertumbuhan iman orang lain, dan ini jelas dalam Injil hari ini ketika Ia marah karena kedegilan hati orang-orang farisi yang lebih mementingkan aturan daripada berbuat baik. Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat? Membunuh atau menyelamatkan orang? Demikian pertanyaan Yesus kepada para Farisi.

            Bagi Yesus, apa pun aturan yang dibuat oleh manusia untuk kepentingan keteraturan hidup tidaklah harus membatasi manusia itu sendiri untuk berbuat baik ketika ada tuntutan untuk membantu dan menyelamatkan orang lain. Aturan adalah sarana untuk melayani manusia. Karena itu, Yesus tetap menghormati aturan dalam kehidupan bersama, tetapi tuntutan untuk membantu dan menyelamatkan manusia hendaklah menjadi prioritas dalam hidup manusia ketika menjalankan aturan dan hukum dalam hidup.

            Hari ini, kita diingatkan akan pentingnya manusia di mata Yesus. Manusia diciptakan untuk saling mencintai, dan cinta itu harus menjadi nyata dalam perbuatan harian kita ketika kita mampu saling membantu. Cinta bukanlah sebuah teori melainkan sesuatu yang harus berwujud dalam tindakan nyata setiap saat.

Rabu, 19 Januari 2011


Salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget