Renungan harian "CAHAYA SABDA" 07 Juni 2017

Bacaan Liturgi 07 Juni 2017

Rabu Pekan Biasa IX

Bacaan Pertama  : Tb 3:1-11a.13.16-17
Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan.

Mazmur : Mzm 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9
R:1b Kepada-Mu, ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.

Bait Pengantar Injil : Yoh 11:25a.26
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya kepada-Ku, tak akan mati.

Bacaan Injil : Mrk 12:18-27
Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.

Renungan:
Injil hari ini tentang perjamuan Yesus dengan kelompok Saduki, yang tidak percaya akan kebangkitan. Mereka mengemukakan sebuah kisah tentang seorang perempuan yang dikawini tujuh kakak beradik. Semuanya mati tanpa meninggalkan keturunan. Bagaimanakah posisi dan nasib mereka pada hari kebangkitan? Siapa yang pantas bersanding dengan si Perempuan itu di pelaminan Surgawi? Yesus menjawab mereka dengan memberikan pemahaman hal kebangkitan. Bahwa melalui kebangkitan orang mdngalami hidup baru bersama Allah. Manusia ada bersama Allah dalam sebuah realitas rohaniah-surgawi. Dalam kehidupan itu, Allah menjadi pusat kehidupan,  diaman orang hanya memandang dan bertemu muka dengan Allah keabadian. Keterpesonaan pada Yang Ilahi ini menghadirkan sebuah realitas hidup baru yang bersifat Ilahi. Ketika jiwa hanya berpusat pada Allah, orang tidak lagi dipengaruhi dan memikirkan realitas manusia-duniawi, termasuk persoalan kawin dan dikawinkan.
     Saat ini kita diajak untuk membuka diri pada Tuhan dan menyerahkan hidup kita pada penyelenggaraan-Nya. Bagi kita kebahagiaan bersama Allah melampaui kebahagiaan apa pun yang kita miliki di dunia. Apa maksud Yesus dengan berkata bahwa di surga tidak ada orang yang kawin dan dikawinkan?

"Kalau jiwa kita hanya berpusat pada Allah orang tidakmlagi dipengaruhi soal kawin dan dikawinkan".

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget