Renungan Harian CAHAYA SABDA 13 JUNI 2017

Selasa Pekan Biasa X
PW S. Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama : 2Kor 1: 18-22
Pada Yesus bukanlah terdapat "ya" dan "tidak" melainkan hanya ada "ya".

Mazmur : Mzm 119:129.130.131.132.133.135
R:135a Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil : Mat 5:16
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik,
dan memuji Bapamu di surga.

Bacaan Injil : Mat 5:13-16
Kalian ini cahaya dunia.

Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Yesus waktu mengajar orang banyak suka menggunakan perumpamaan di sekitar kehidupan kita, maksudnya supaya mudah dipahami oleh para pendengarnya. Seperti dalam renungan hari ini tentang garam dan terang dunia. Ada orang lebih mudah belajar lewat membaca. Yang lain mungkin lewat mendengar. Dan banyak orang yang lebih mudah belajar dari melihat. Dalam istilah menjadi garam , bukan berarti kita adalah garam yang sesungguhnya yang dipakai di dapur. Kita tahu bahwa garam sangat dibutuhkan untuk menambah rasa dalam masakan. Tanpa garam sayuran/makanan yang dimasak akan terasa hambar atau tidak enak untuk dimakan, selain itu, garam pun sangat berfungsi untuk mengawetkan daging atau ikan, bila tidak ada kulkas supaya daging atau ikan tidak acepat membusuk dan masih banyak fungsi yang lainnya.
     Yesus menggambarkan bahwa dalam mengikut Dia haruslah menjadi garam, sesuai dengan fungsi
  dari garam itu sendiri, yaitu dapat memberi rasa kepada dunia yang tawar sehingga dunia ini tidak menjadi busuk oleh kejahatannya. Garam, bersedia untuk membaur dengan orang-orang dari berbagai kalangan, latar belakang, suku dan agama; tidak bersikap eksklusif.
     Kalau Yesus memerintahkan agar para pengikutnya menjadi garam dan terang dunia,  sama seperti diri Yesus sendiri adalah garam dan terang. Terang, memiliki sikap kepedulian, belas kasih dan ringan tangan dalam memberikan bantuan baik lewat pikiran, perkataan, harta, waktu dan perhatian untuk  menjangkau mereka yang terpuruk di dalam kegelapan dosa maupun yang tersesat di dalam lembah keputusasaan. Kiranya kehadiran kita dapat membangkitkan semangat dan harapan yang baru untuk melangkah menunju Sang Terang Sejati. Oleh karena itu, menjadi garam dan terang merupakan bagian utama dari hidup setiap orang percaya, kehidupan yang kita jalani haruslah bermakna dan bernilai, bagi diri kita sendiri maupun bagi orang di sekitar kita, maka jadilah garam dan terang dunia di mana saudara berada.

"Menjadi garam yang tidak tawar dan terang yang bercahaya dengan tepat."

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget