Renungan Harian CAHAYA SABDA 8 Juni 2017.

Bacaan Liturgi 08 Juni 2017

Kamis Pekan Biasa IX

Bacaan Pertama Tb 6:10-11;7:1.6.8-13;8:1.5-9

Mazmur : Mzm 128:1-2.3.4-5
R:4 Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.

Bait Pengantar Injil : Mzm 119:34
Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.

Bacaan Injil : Mrk 12:28b-34

Renungan:
Mengasihi Tuhan harus berada pada tingkat pertama di setiap saat sepanjang hidup kita. Namun dalam kenyataannya bahwa mengasihi Tuhan mungkin kadang kita buat berkelas-kelas atau tingkatan dalam hidup kita misalnya kelas VIP di saat kita sungguh membutuhkan pertolongan-Nya, kelas ekonomi di saat kita hidup kita biasa-biasa saja bahkan kelas bangku tempel bila perlu tergantung situasi atau kebutuhan hidup yang kita alami. Arus modernisasi dan teknologi yang cukup pesat sekarang ini menyebabkan manusia lebih menyembah dan mencintai teknologi daripada Tuhan. Contoh kongkrit orang bisa asyik sms-an buka FB, WA dan sebagainya saat itu sedang ibadah atau perayaan Ekaristi.
         Didalan dunia kita sering mencintai orang lain dengan syarat. Kita mencintai seseorang karena mencari keuntungan pribadi, kedudukan dan yang cocok dengan kita dan bisa Anda perpanjang sendiri. Tetapi yang diharapkan Yesus adalah mencintai sesama kita dengan mampu menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Mencintai tanpa syarat adalah seperti Yesus katakan "Cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Jika kita memiliki kekurangan dan kelebihan, maka kita pun seharusnya mencintai orang lain lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Itulah salah satu cinta tanpa syarat.
          Sebuah ilustrasi tentang seorang anak kelas tiga SD yang cerdas bertanya kepada guru agamanya: bu guru, bahasa apakah yang dipakai Yesus ketika Ia datang ke dunia ini? Si bu guru yang tidak pernah belajar di sekolah Teologia agak bingung. Bahasa Ibranikah? Bahasa Yunanikah? Bahasa Inggris atau Bahasa Roh? Tanya muridnyadengan bijak. Dengan jujur bu gurua berkata bahwa dia juga agak ragu-ragu. Bu Gurupun berkata, akan memberi jawabannya untuk pelajaran agama berikutnya. Akhirnya si bu Guru menemukan jawabannya. Bahasa yang dipakai Yesus ketika datang ke dunia ini bahkan sampai sekarang adalah bahasa KASIH.

"Jadikanlah kasih sebagai jantung dalam hidup kita. Jantung yang dapat membuat hidup kita lebih baik. Kasih akan membuat hidup kita lebih baik, karena dengan menghadirkan cinta dalam hidup kita,  tidak ada lagi pintu yang terbuka bagi masuknya dendam dan kebencian."

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget