Renungan Harian, CAHAYA SABDA, 16 Juni 2017, Mat 5:27-32

Bacaan Liturgi 16 Juni 2017

Jumat Pekan Biasa X

Bacaan Pertama : 2Kor 4:7-15
Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kami juga.

Mazmur : Mzm 116:10-11.15-16.17-I8
R:17a Kepada-Mu, ya Tuhan, kupersembahkan kurban syukur.

Bait Pengantar Injil : Flp 2:15-16
Hendaknya kalian bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Bacaan Injil : Mat 5:27-32
Barangsiapa memandang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya.

Renungan:
Dalam renungan hari ini dikatakan bahwa setiap orang yang memandang perempuan serta mengingininya, adalah sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Itu berarti semua kita punya potensi untuk melakukan zinah jika kita tidak bijaksana dalam mengolah pikiran dan budi kita. Bagi Yesus yang mesti dikendalikan dan diperhatikan adalah hati dan budi kita. Sebab semua yang keluar dari dalam diri bermula pada keinginan dan kehendak yang lahir dari hati dan budi kita. Jika kita mampu mengekang, mengendalikan, dan mengolah berbagai keinginan, mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik tentu kita tidak mudah terjerumus dalam perilaku zinah.
        Dari perikop ini Yesus ingin mengajak dan mengingatkan kita, agar pandangan mata kita sungguh jernih dalam melihat segala sesuatu. Pandangan mata yang melihat segala sesuatu, kemudian menghubungkannya dengan Sang Pencipta; lantas mensyukuri dan mengaguminya, maka seluruh keberadaan tubuh kita akan menjadi selaras dan seimbang dengan maksud Allah menciptakan mata kita. Hal ini tidak mudah seperti membalik telapak tangan, tetapi kita mesti melatih dan mengusahakannya. Di sisi lain, kita pun di ajak agar tidak menyebabkan orang lain jatuh dalam dosa perzinahan, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Yesus. Untuk itu kita perlu menjaga diri kita menjadi bait Roh Kudus. Seluruh ekspresi diri kita hendaknya tidak memancing orang untuk jatuh dalam perzinahan. Perkembangan mode yang semakin cepat dan maju, hendaknya tidak melunturkan niat kita untuk senantiasa berpenampilan sopan dan wajar di depan umum. Pandangan mata yang jernih dari pasangan suami istri juga dapat memupuk kesetiaan perkawinan, seperti yang diajarkan oleh Gereja, bahwa perkawinan tidak dapat dipisahkan, kecuali oleh kematian. Dengan demikian, mereka terhindar dari perzinahan dan perceraian.

" Pandangan mata yang jernih dapat memupuk kesetiaan dalam panggilan kita masing-masing"

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget