"Aku dari utara mau ke selatan, karena semua orang di utara tidak suka mendengar suaraku," jawab burung gagak dengan kesal.
Sabtu, 28 November 2015
Pakailah Hidupku Sebagai AlatMU Seumur Hidupku.
(*) Rubrik Inspirasi Kitab Suci
«Tuhan tidak Pernah Lupa»
:) “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” (Yes. 49:15-16)
:) Ibu Teresa pernah berkata, “Menjadi tidak dikehendaki, tidak dicintai, tidak dipedulikan dan dilupakan semua orang merupakan kelaparan terbesar dibandingkan orang yang tidak punya sesuatu untuk dimakan.”
:) Untunglah walaupun semua orang melupakan atau bahkan kurang menghargai kita, ada satu Pribadi yang tidak pernah melupakan kita. Dialah Tuhan yang senantiasa memandang kita dengan penuh kasih dan memperhatikan kita dari jauh.
:) Kasih Tuhan itulah yang hendaknya selalu kita ingat agar kita pun melakukan hal yang sama terhadap sesama di sekitar kita. Perhatian kepada sesama yang sedang berduka, ucapan selamat ulang tahun, bahkan sapaan yang sederhana dan tulus amat berharga nilainya.
:) Hal-hal kecil dan sederhana ini tanpa kita sadari justru bisa membesarkan hati orang lain, bahwa di tengah perjalanan hidup di dunia ini, kita tidak sendiri. Kita tidak dilupakan orang tapi dihargai dan diterima keberadaannya.
<3 PERCIKAN HATI
«Selasa, 22 Maret 2016»
By. Jennifer Benson Schuldt
Hakim-Hakim 7:1-8
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau. —Yesaya 41:10
Para prajurit Babel kuno terkenal karena kekejaman mereka. Selain kejam, mereka juga tangguh, ganas, dan menyerang bangsa-bangsa lain bagaikan seekor rajawali mencaplok mangsanya. Tidak hanya kuat, mereka juga sangat sombong. Mereka mengagung-agungkan kemampuan tempur mereka. Alkitab bahkan menyebut bahwa mereka “mendewakan kekuatannya sendiri” (Hab. 1:11 BIS).
Allah tidak ingin sikap bergantung pada diri sendiri itu menular pada pasukan Israel yang sedang bersiap-siap untuk berperang melawan bangsa Midian. Maka Dia berkata kepada Gideon, komandan pasukan Israel, “Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku” (Hak. 7:2). Oleh karena itu, Gideon memulangkan setiap orang yang merasa gentar. Ada 22.000 orang yang kembali ke rumahnya, sementara 10.000 orang tetap tinggal. Allah terus mengurangi jumlah pasukan itu hingga hanya tertinggal 300 orang (ay.3-7).
Dengan pasukan yang dikurangi, jumlah prajurit Israel kalah jauh dibandingkan musuh mereka, yang memenuhi lembah itu “seperti belalang banyaknya” (ay.12). Meskipun demikian, Allah memberikan kemenangan bagi pasukan Gideon.
Adakalanya Allah membiarkan sumber daya kita menyusut begitu rupa, sehingga kita hanya akan mengandalkan kekuatan-Nya untuk terus maju. Kebutuhan kita menunjukkan kuasa-Nya yang dahsyat, tetapi Dia sendiri yang berkata, “Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku” (Yes. 41:10).
Ya Allah, aku bersyukur atas kekuatan-Mu. Engkau mengangkatku saat aku lemah. Tolong aku untuk memuji-Mu atas setiap kemenangan di hidupku.
Allah ingin agar kita mengandalkan kekuatan-Nya, bukan kekuatan kita sendiri.
Kehidupan Gideon dengan jelas menggambarkan kekuatan Allah dan kerapuhan manusia. Allah memakai Gideon untuk meraih kemenangan militer yang gemilang, dan melalui Gideon, Israel mengalami kedamaian selama 40 tahun (Hak. 6–7). Namun, kisah itu juga mengajar kita tentang bahaya kesombongan. Situasi yang melingkupi kemenangan Israel atas Midian dengan jelas menunjukkan bahwa Allah saja yang membawa kesuksesan bagi Israel, bukan Gideon. Namun kesombongan Gideon menyebabkan ia bersedia menerima emas dan mendirikan monumen untuk menghormati dirinya—sesuatu yang kemudian menjadi objek penyembahan dan jerat bagi Gideon dan keluarganya (8:22-27).
Hakim-Hakim 7–8 ; Lukas 5:1-6
Bacaan: Mazmur 1
NATS: Kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan ... merenungkan Taurat itu siang dan malam (Mazmur 1:2)
Resolusi Tahun Baru kerap kali justru mempercepat gerak hidup kita, bukannya menolong kita memperlambatnya. Agar lebih produktif dan efisien, kita justru memadatkan agenda, tergesa-gesa menyelesaikan makan, mengemudi dengan tidak sabar, lalu bertanya-tanya mengapa kita tidak bisa bersukacita.
Carol Odell, seorang penulis sebuah kolom konsultasi bisnis, mengatakan bahwa memperlambat gerak hidup dapat memberi dampak positif bagi kita di tempat kerja dan di rumah. Ia percaya ketergesa-gesaan dapat memengaruhi pengambilan keputusan kita dan menyebabkan kita mengabaikan hal-hal penting serta orang-orang terkasih. Itu sebabnya Carol menganjurkan setiap orang untuk memperlambat gerak hidup, dan bahkan menyarankan ide radikal untuk sengaja menunggu lampu lalu lintas menjadi merah dan menggunakan waktu itu untuk meditasi.
Dalam Mazmur 1, kita tidak menemukan gambaran tentang gerak hidup yang begitu cepat. Perikop itu justru melukiskan seseorang yang menikmati berkat Allah. Ia tidak berpikir dan bertindak seperti mereka yang jarang memikirkan hal-hal rohani, sebaliknya "Kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan ... merenungkan Taurat itu siang dan malam" (ayat 2). Hasilnya, ia memiliki hidup yang berbuah dan jiwa yang sehat (ayat 3).
Yesaya menulis, "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya" (Yesaya 26:3). Hari ini, cobalah renungkan ayat tersebut setiap kali Anda harus menunggu sesuatu. Bukankah sudah waktunya bagi kita semua untuk memperlambat gerak hidup dan menikmatinya? --DCM
BERISTIRAHATLAH SEJENAK JIKA TIDAK, ANDA BISA AMBRUK! --Havner
<3 BBM ROHANI PERCIKAN HATI
(*) Rubrik Motivasi Kerja & Usaha
«Dalam Ketekunan, Bakat Semakin Nyata»
:) Ada orang yang dalam hidupnya selalu mengeluhkan bahwa ia tidak punya bakat tertentu. Ia selalu membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Apakah hal ini sepenuhnya benar? Jawabannya tentu tidak.
:) Coba perhatikan hal ini. Seorang anak yang terlahir dengan suara yang indah dan punya kemampuan menyanyi secara alami tapi kemudian tidak berlatih dan tidak diasah kemampuannya, pasti bakat tersebut tidak akan secemerlang orang yang terlahir dengan suara biasa-biasa saja tapi selalu tekun berlatih dan punya kemauan untuk maju dan berkembang.
:) Adanya atau tidaknya bakat bukan menjadi masalah utama. Yang terpenting ada atau tidaknya niat untuk semakin maju dan berkembang.
:) Untuk itu dalam setiap usaha, pekerjaan ataupun pelayanan kita jangan pertama-tama mengeluhkan keistimewaan orang lain yang tidak ada pada kita. Tapi berusahalah, bertekunlah dan jadilah istimewa lewat hal-hal yang dipercayakan pada kita.
:) Laksanakanlah setiap tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin. Bukan mustahil jika kita bertekun maka kita akan menemukan bakat tak kelihatan yang sebenarnya dianugerahkan Tuhan untuk kita.
<3 PERCIKAN HATI
«Senin, 21 Maret 2016»
SABDA TUHAN TENTANG HATI-NYA
(Dari Buku Harian Faustina)
1 Aku menerima engkau; engkau ada di dalam Hati-Ku (16).
2 Engkau adalam sukacita-Ku; engkau adalah nikmat Hati-Ku (27).
3 Berdoalah dengan segenap hatimu dalam kesatuan dengan Maria (32).
4 Sandarkanlah kepalamu pada dada-Ku, pada Hati-Ku, dan seraplah darinya kekuatan dan kemampuan untuk menanggung semua penderitaan itu, sebab engkau tidak akan menemukan kelegaan, atau pertolongan, atau penghiburan di mana pun (36).
5 Aku selalu berada di dalam hatimu (78).
6 Engkaulah kesukaan Hati-Ku (137).
7 Aku ingin beristirahat di dalam tanganmu, bukan hanya di dalam hatimu.
8 Anak-Ku, engkau adalah kesukaan-Ku, engkau adalah penghiburan Hati-Ku (164).
9 Putri-Ku, Aku ingin agar hatimu dibentuk mengikuti model Hati-Ku yang rahim. Engkau harus sepenuhnya dipenuhi dengan kerahiman-Ku (167).
10 Putri-Ku, pandanglah Hati-Ku yang maharahim (177).
11 Aku ingin agar dengan lebih mendalam engkau mengenal cinta yang berkobar-kobar dalam Hati-Ku bagi jiwa-jiwa, dan engkau akan memahami hal ini apabila engkau merenungkan Sengsara-Ku (186).
12 Apabila dengan hati yang remuk redam dan dengan iman yang kuat, engkau mendaras doa ini atas nama seorang berdosa, Aku akan memberikan rahmat pertobatan kepadanya (186).
13 Inilah doanya: O Darah dan Air yang memancar dari Hati Yesus, sebagai sumber kerahiman, Engkau andalanku! (187).
© SL – 21 Maret 2016
*22 Maret 2016
SABDA TUHAN TENTANG HATI-NYA
(Dari Buku Harian Faustina)
1 Dekatkanlah telingamu kepada Hati-Ku, lupakanlah segala sesuatu yang lain, dan renungkanlah kerahiman-Ku yang menakjubkan (229).
2 Putri-Ku, hatimu adalah surga bagi-Ku (238).
3 Hati kita berpadu untuk selama-lamanya (239).
4 Dalam hatimu, Aku menemukan segala sesuatu yang tidak Kutemukan dalam sejumlah besar jiwa yang menolak Aku. Hatimu adalah tempat istirahat-Ku (268).
5 Aku ingin merasakan sukacita dalam cinta hatimu (279).
6 Hati-Ku terharu oleh kerahiman yang besar terhadapmu, anak-Ku yang tercinta (282).
7 Ambillah harta dari Hati-Ku sebanyak yang dapat engkau bawa karena kemudian engkau akan lebih menyenangkan Hati-Ku (294).
8 Memang, Aku tahu (bagaimana retret berlangsung), tetapi Aku ingin mendengarnya dari bibirmu sendiri dan dari hatimu (295).
9 Kedua sinar itu memancar dari lubuk kerahiman-Ku ketika Hati-Ku yang berada dalam sakratulmaut di salib dibuka dengan tombak (299).
10 Hati-Ku bersukacita karena dijuluki Sang Kerahiman (300).
11 Putri-Ku, hatimu adalah tempat istirahat-Ku; hatimu adalah kesukaan-Ku. Di dalamnya, Aku mendapati segala sesuatu yang ditolak oleh begitu banyak jiwa (339).
12 Ketahuilah bahwa kesalahan-kesalahan yang engkau lakukan terhadapnya (=pembimbing rohani Faustina), melukai Hati-Ku (362).
13 Hati-Ku meluap-luap mengalirkan kerahiman yang melimpah kepada jiwa-jiwa, teristimewa kepada jiwa orang-orang berdosa yang malang (367).
© SL – 22 Maret 2016
(*) Rubrik Motivasi Rohani
«Rendah Hati»
:) “Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama..” (Flp. 2:8-9)
:) Dalam banyak lukisan suci, Yesus ketika masuk ke Yerusalem digambarkan dengan wajah dan rambut panjang yang menggambarkan penderitaan. Namun mata-Nya tajam menatap ke depan. Tanda sebuah keyakinan.
:) Mata Yesus tidak tertuju pada kerumunan orang banyak yang meneriakkan: “Hosana! Hosana!”. Mata Yesus menerawang jauh. Hari ini Ia disambut dengan cinta, tapi di dalamnya tersembunyi pengkhianatan yang berujung pada penderitaan bahkan pula kematian.
:) Itu semua dijalani Yesus dengan tenang, dengan semangat seorang hamba yang mengikuti kehendak Allah. Allah ingin agar kita diselamatkan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib. Sebab hanya dengan bersolider bersama kita, manusia, maka Allah boleh menyatakan cinta-Nya yang besar untuk kita.
:) Karena itulah sahabatku, ketika penderitaan, kesulitan dan tantangan menerpa kehidupan kita, ketahuilah kita tidak sendiri. Yesus pun pernah mengalami hal yang sama. Untuk itu, mari kita belajar dari Yesus yang tetap bersikap rendah hati walau berada dalam keadaan yang sulit. Janganlah mempersalahkan orang lain atau bertanya mengapa harus saya, mengapa harus keluargaku, tapi ambillah hikmah dari peristiwa itu agar di kemudian hari kita tidak mengalami lagi hal yang sama.
:) Percayalah sikap rendah hati, dalam banyak kesempatan, bisa mengantar kita untuk melihat hikmah dan pelajaran berharga yang diberikan Allah di balik setiap peristiwa yang kita alami.
<3 PERCIKAN HATI
«Minggu, 20 Maret 2016»
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Filipi 2:1-4
1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Bacaan: Ibrani 11:8-16
NATS: Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil ..., lalu ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ditujunya (Ibrani 11:8)
Salah satu ganjalan terbesar yang kita hadapi dalam mengikut Kristus adalah ketakutan tentang hal-haJ l yang tak diketahui. Kita ingin mengetahui lebih dulu hasil dari ketaatan kita dan ke mana Dia sedang membawa kita. Namun, kita hanya diberi jaminan bahwa Dia beserta kita dan bahwa Dia memegang kendali. Dan dengan jaminan itu, kita mengambil risiko untuk berjalan tanpa tahu tujuan bersama-Nya.
Abraham memberikan teladan mengenai respons seseorang yang bersedia berjalan bersama Allah ke masa depan yang tak pasti. "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ditujunya" (Ibrani 11:8).
Abraham tahu bahwa Allah telah memanggilnya dan telah memberi sebuah janji dan hal itu cukup. Ia bersedia memercayakan masa depannya kepada Tuhan.
Kita dapat melakukan hal yang sama dengan memercayakan masa depan kita kepada Tuhan dan melangkah dengan iman. Sewaktu kita berdiri di ambang tahun yang baru, kiranya doa iman dan harapan ini menjadi milik Anda:
Oh Tuhan Allah, yang telah memanggil kami, hamba-hamba-Mu, Ke dalam ketidakpastian yang ujungnya tidak dapat kami lihat, Melalui jalan yang belum pernah dilalui, Dan bahaya yang tidak diketahui, Berikanlah kami iman untuk pergi dengan keberanian, Meskipun kami tidak tahu ke mana kami pergi Namun kami hanya tahu bahwa tangan-Mu memimpin kami Dan kasih-Mu menopang kami. Amin --DCM
PERGILAH DENGAN IMAN KEPADA ALLAH MESKIPUN ANDA TIDAK MENGETAHUI TUJUANNYA
(*) Rubrik Cerita Bermakna
«Menghadapi Rintangan»
:) “Apakah mungkin melintasi jalan ini?” tanya Napoleon kepada para insinyur yang menyelidiki terusan St. Bernard yang lintasannya terkenal menakutkan itu.
:) “Barangkali, bukannya tidak mungkin,” jawab mereka dalam keraguan.
“Tempuh saja!” Jawab Napoleon.
:) Panglima tentara Inggris dan Austria menertawakan keputusan Napoleon ini. Mereka berpikir bahwa ia pasti tidak akan berhasil melewati terusan itu. Apalagi dengan membawa 60.000 tentara dilengkapi dengan meriam-meriam besar, berpeti-peti peluru dan barang-barang lain dalam jumlah besar.
:) Tapi ketika tindakan yang “mustahil” itu ternyata berhasil dilakukan, banyak mata terbuka lebar dan baru tahu bahwa ternyata hal itu bisa dilakukan sejak dulu.
:) Sahabat, dengan keberanian kita dapat mengubah rintangan menjadi sebuah kesempatan untuk semakin maju dalam hidup. Maka jangan fokus pada rintangan yang ada di depan mata, tapi kuatkanlah hati, bulatkan niat dan tekad untuk terus berusaha dan berjuang agar apa yang sulit itu perlahan-lahan bisa kita atasi.
PERCIKAN HATI
«Sabtu, 19 Maret 2016»
Shallom..
Apakah kita bangun setiap hari bersuka cita menyambut rancangan Allah untuk diri kita? Ataukah kita membiarkan tekanan persoalan dunia mengambil suka cita kita?
Janji pemulihan bagi kita akan digenapi oleh Tuhan jika kita setia datang mencari wajahNya, kita setia berada di dalam hadiratNya. Masa depan yang penuh harapan dan rancangan damai sejahtera telah disediakan bagi kita semua yang taat dan setia kepadaNya. Haleluya!
Tuhan kupercaya, rencanaMu indah
Walau saat ini tak ku mengerti
Engkau t’lah berfirman, kan b’ri masa depan
Damai sejahtera, penuh harapan
Ku tahu rencanaMu indah bagiku
Ku tahu kehendakMu baik bagiku
Ku tahu rancanganMu sempurna bagiku
Ku tahu jalan-jalanMu yang terbaik bagiku
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikian firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11
Halleluya.. halleluya.. Semangat… GBU All
(*) Rubrik Renungan
«Melihat Kebaikan Sesama»
:) “….tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yoh. 10:38)
:) Pandangan dan perasaan negatif kerap mempengaruhi sikap kita kepada sesama. Bahkan kebaikan orang lain menjadi kelihatan negatif ketika kita sudah lebih dulu memiliki pandangan negatif tentang mereka, seperti yang terjadi pada Yesus.
:) Orang-orang Farisi sudah terlanjur memberi penilaian negatif bahwa Yesus telah menghujat Allah. Padahal karya-karya yang dilakukan Yesus seperti menyembuhkan orang sakit, menyapa orang-orang kecil dan menderita bahkan pula membuat mukjizat jelas-jelas membuktikan bahwa itu semua adalah pekerjaan baik yang berasal dari Allah Bapa sendiri.
:) Sahabatku, mari kita belajar untuk mengubah sedikit saja cara pandang kita terhadap orang lain. Pandanglah orang lain dalam kacamata positif. Jangan lihat keburukannya, tapi ingatlah selalu kebaikannya.
:) Percayalah dengan memakai kacamata yang positif, hidup kita akan terasa lebih damai dan tenang.
<3 PERCIKAN HATI
«Jumat, 18 Maret 2016»
(*) Rubrik Kata Mutiara
«Pencapaian»
:) “Qui studet optatam cursu contingere metam, multa tulit fecitque puer” artinya: Barangsiapa yang dalam perjalanan hidupnya berusaha untuk mencapai puncak tertinggi, maka dia sejak kecil harus menderita dan berbuat banyak (Horatius, penyair Romawi Kuno).
:) Apabila seorang atlet berkata dengan sungguh-sungguh bahwa ia telah melakukan hal yang terbaik, maka di dalam hatinya ada kepuasan. Demikian pula dengan orang-orang yang bekerja dengan passion yang tinggi untuk menemukan kepuasan batin.
:) Ingat saja orang-orang dalam sejarah ini. Edward Gibbon (1737-1794), sejarawan Inggris menggunakan waktu dua puluh enam tahun untuk menulis buku sejarah yang berjudul, “The Decline and Fall of The Roman Empire” – Kemunduran dan Kejatuhan Kerajaan Romawi.
:) John Milton (1608-1674), seorang penulis dari Inggris biasanya bangun jam empat setiap pagi dan menulis buku “The Paradise Lost” – Firdaus yang Hilang.
Noah Webster (1758 - 1843) seorang lexicographer kelahiran Amerika, bekerja tiga puluh enam tahun baru menghasilkan edisi pertama dictionary (Kamus) atas namanya sendiri.
:) Marcus Tullius Cicero (106 – 43 seb. M) melatih berpidato di hadapan teman-temannya selama tiga puluh tahun untuk menyempurnakan penyebutan kata-kata dalam berbicara kepada publik.
:) Sahabat, tentu dalam diri kita ada impian untuk menjadi orang yang sukses dalam bidang pekerjaan dan pelayanan kita masing-masing. Untuk mencapainya, milikilah semangat dalam hidup seperti orang-orang sukses yang disebut tadi.
“In Finem Omnia” – secara harafiah berarti kita mesti mengerahkan segala daya upaya untuk mencapai puncak. Daya upaya itu bukan hanya sehari dua hari saja, tapi harus kita miliki sepanjang hidup.
<3 PERCIKAN HATI
«Kamis, 17 Maret 2016»
Rubrik Inspirasi Kitab Suci
«Kasih Tuhan meneguhkan Kita»
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna…..Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” (2Kor. 12:9a.10)
Ketika hidup kita berjalan baik dan lancar, sepertinya kita tidak memerlukan apa-apa. Kasih dan penyertaan Tuhan seperti sudah seharusnya kita terima. Kadang kita pun lupa untuk bersyukur.
Tapi ketika kesulitan, sakit, dan penderitaan mulai kita rasakan, kita mulai menyadari segala keterbatasan dan kerapuhan kita. Kita mulai sadar bahwa hidup sepenuhnya tidak berada dalam kendali kita. Kita berseru tak berdaya kepada Tuhan.
Dari saat-saat sulit seperti inilah ketika kita terus berharap dan setia pada Tuhan, tumbuhlah kekuatan baru, tumbuhlah kebijaksanaan dan kedewasaan untuk menjalani hidup dalam diri kita seperti yang dialami oleh Rasul Paulus.
Maka jangan mengutuk kesulitan dan kesusahan yang hadir dalam hidup, tapi bersyukurlah karena pada saat kita lemah dan tak berdaya kita boleh merasakan kasih setia Tuhan yang besar untuk kita.
Salam Damai Kristus
PERCIKAN HATI
Selasa, 15 Maret 2016
(*) Rubrik Kebijaksanaan Hidup
«Kontrol Diri»
:) Alexander Agung memang pantas disebut agung. Karena sebagai seorang raja yang usianya sangat muda, ia sudah memiliki kekuasaan yang amat luas. Hanya patut disayangkan bahwa ia pada saat tertentu tidak bisa menguasai dirinya sendiri. Ketika emosi, ia tidak bisa mengendalikan diri dan akhirnya membunuh sahabat akrabnya dengan tombak.
:) Kitab Amsal menulis, “Orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota” (Ams. 16:32). Demikianlah kontrol diri amat penting untuk kehidupan kita setiap hari. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa itu tidaklah mudah.
:) Dalam bukunya yang berjudul “Sermon”, Santo Agustinus (354-430) berkata, “Pertentangan berjalan terus di dalam dirimu sendiri. Engkau tidak memerlukan musuh di luar. Kalahkan dirimu sendiri dan engkau telah mengalahkan dunia.”
:) Walaupun sulit, mari kita belajar untuk menjadi pribadi yang bisa mengontrol diri. Jangan biarkan amarah yang mengontrol tutur kata dan sikap kita terhadap orang lain. Tapi pakailah akal sehat, jadilah pribadi yang bijak untuk melihat dan menanggapi setiap persoalan, seperti yang diungkapkan dengan indah dalam ungkapan bahasa Latin: “Vincit qui se vincit” – Pemenang adalah orang yang dapat mengalahkan dirinya sendiri.
<3 PERCIKAN HATI
«Rabu, 16 Maret 2016»