Selasa, 27 Agustus 2019
Pekan Biasa XXI
PW. St. Monika
¤ 1Tes. 2:1-8
¤ Mzm. 139: 1-3.4-6
¤ Mat. 23:23-26
"Intentio pura"
- Maksud yang murni -
Inilah salah satu ciri orang beriman, hidupnya penuh kebaikan dan bukan kejahatan, penuh ketulusan dan bukan kepalsuan.
Pada hari ini, seluruh Gereja Katolik merayakan peringatan St. Monika, ibunda dari St. Agustinus. Ia adalah seorang ibu pendoa yang tulus dan tekun-setia bagi keluarga, untuk pertobatan suami dan terlebih anaknya, St. Agustinus.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus mengecam kemunafikan dan kepalsuan orang Farisi dan ahli Taurat yang lebih mengutamakan kebenaran lahiriah semata.
Adapun dua kecaman Yesus terhadap kemunafikan dan kepalsuan orang Farisi dan ahli Taurat tersebut, antara lain:
1. Penghayatan
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan."
Penghayatan mereka akan hukum Taurat hanya pada level eksternal, lahiriah sedangkan tiga nilai moral ( batiniah ) sebagai inti terpenting justru tidak dihayati yaitu nilai-nilai keutamaan:
¤ keadilan (relasi dengan sesama)
¤ belas kasihan(ikuti kehendak ilahi)
¤ kesetiaan (iman pada Tuhan)
Di sinilah kita diajak untuk lebih menyadari bahwa
¤ keadilan harus diiringi
oleh belas kasih
¤ belas kasihan harus diiringi
oleh kesetiaan
¤ kesetiaan harus diiringi
oleh keadilan
dan seterusnya.
Jadi tiga nilai keutamaan ini sangat penting kita jaga agar tetap berjalan seimbang dalam membangun relasi yang baik dengan sesama agar mengalami keselamatan.
2. Penampilan
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan."
Penampilan lahiriah lebih menjadi prioritas utama yakni biar kelihatan bagus, rapi dan bersih. Mereka takut kelihatan jelek dan kotor padahal hati mereka kotor. Karena semua yang mereka makan dan minum adalah hasil rampasan dan kerakusan.
Di sinilah kita diajak untuk bermetanoia. Ada semangat untuk membarui hidup sebagai pengikut Kristus dengan menjaga kemurnian hati(batiniah)dan bukan penampilan lahiriah.
Saudaraku, terus berusaha menyenangkan hati Allah dan memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia. Kita berusaha untuk memiliki sikap hati yang sama seperti Allah: mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan. Hatinya (termasuk pikiran, kehendak, dan perasaan) adalah selaras dengan hati Allah. Hanya orang yang suci hatinya yang "akan melihat Allah". Melihat Allah artinya menjadi anak-Nya dan tinggal di hadapan-Nya, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.
*********************************************************************************
Mat. 23:23-26 ~ Selasa
"Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan."
TELADAN HIDUP kita yang LEBIH MENGUTAMAKAN hal-hal prinsip, nilai-nilai keutamaan: keadilan, belas kasih dan kesetiaan yang nyata dalam sikap kita, LEBIH KERAS TERDENGAR daripada teriakan keras sekalipun. Karena itu, hindari adanya kecenderungan kuat hanya memperjuangkan PENAMPILAN TANPA ISI.
Saudaraku, bagaimana SiKAP Anda dalam pelayanan sebagai orang beriman?
JLU.
Santa Monika
Doakanlah kami
*********************************************************************************
DOA:
Tuhan Yesus, ajar hatiku untuk adil, penuh belas kasih, dan setia terhadap-Mu, juga terhadap keluargaku dan di mana pun aku berada. Amin.
*********************************************************************************
SELASA, 27 AGUSTUS 2019
Bacaan Liturgi
Pesta Wajib St. Monika Pekan Biasa XXI
Bacaan Injil Mt. 23:23 - 26
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
=====================
SIRAMAN ROHANI
Selasa, 27 Agustus 2019
RP Fredy Jehadin, SVD
Tema: Promosikan Keadilan, Belaskasihan Dan Kesetiaan! (Matius, 23: 23 - 26)
Saudara-saudari... Pada pesta peringatan Santa Monika, izinkanlah saya menceriterakan kisah hidup St. Monika. Mudah-mudahan contoh hidupnya bisa menjadi inspirasi hidup kita.
Monika lahir di Tagaste Afrika Utara dari keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya. Dalam kehidupan bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan bathin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras istrinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat akhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kristis hidup suaminya. Ketika itu Agustinus berumur 18 tahun sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara hidup Agustinus sangat menggelisahkan hati ibunya karena meninggalkan imannya dan mengikuti ajaran sesat. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Tetapi Monika tetap mendoakan dia. Monika berlari meminta bantuan uskup untuk mendoakan Agustinus. Jawab uskup: “Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang baginya kau curahkan begitu banyak air mata dan doa permohonan. Anakmu tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikan anakmu kepadamu.” Nasihat uskup tidak cukup buat Monika. Ia mengikuti Agustinus ke Italia. Dia menemani anaknya di Roma dan Milano. Di Milano ia bertemu uskup Ambrosius. Akhirnya berkat teladan dan bimbingan uskup Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya untuk Allah dan sesamanya. Saat itu, Monika mengalami kebahagiaan hidup yang luar biasa. Kepada Agustinus Monika berkata: “Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul.” Kemudian Monika jatuh sakit. Sebelum meninggal dia berpesan kepada Agustinus: “Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di altar Tuhan.” Monika meninggal dunia di Ostia Roma.
Monika seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya, yang terpuji, patut dicontohi oleh ibu-ibu kristen, terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran sesat dan bujukan dunia yang menyesatkan. Ia sudah promosikan keadilan, belaskasihan dan kesetiaan bagi anak dan keluarganya.
Marilah saudara-saudari...semoga teladan hidup Santa Monika selalu menjadi inspirasi hidup kita. Semoga kita selalu tekun berdoa, cucurkan air mata mendoakan mereka yang kita kasihi secara khusus bagi mereka, yang hidupnya tidak sepadan dengan nilai-nilai kristiani.
Kita memohon St. Monika dan Bunda Maria untuk mendoakan kita semua. Amen!
Pekan Biasa XXI
PW. St. Monika
¤ 1Tes. 2:1-8
¤ Mzm. 139: 1-3.4-6
¤ Mat. 23:23-26
"Intentio pura"
- Maksud yang murni -
Inilah salah satu ciri orang beriman, hidupnya penuh kebaikan dan bukan kejahatan, penuh ketulusan dan bukan kepalsuan.
Pada hari ini, seluruh Gereja Katolik merayakan peringatan St. Monika, ibunda dari St. Agustinus. Ia adalah seorang ibu pendoa yang tulus dan tekun-setia bagi keluarga, untuk pertobatan suami dan terlebih anaknya, St. Agustinus.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus mengecam kemunafikan dan kepalsuan orang Farisi dan ahli Taurat yang lebih mengutamakan kebenaran lahiriah semata.
Adapun dua kecaman Yesus terhadap kemunafikan dan kepalsuan orang Farisi dan ahli Taurat tersebut, antara lain:
1. Penghayatan
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan."
Penghayatan mereka akan hukum Taurat hanya pada level eksternal, lahiriah sedangkan tiga nilai moral ( batiniah ) sebagai inti terpenting justru tidak dihayati yaitu nilai-nilai keutamaan:
¤ keadilan (relasi dengan sesama)
¤ belas kasihan(ikuti kehendak ilahi)
¤ kesetiaan (iman pada Tuhan)
Di sinilah kita diajak untuk lebih menyadari bahwa
¤ keadilan harus diiringi
oleh belas kasih
¤ belas kasihan harus diiringi
oleh kesetiaan
¤ kesetiaan harus diiringi
oleh keadilan
dan seterusnya.
Jadi tiga nilai keutamaan ini sangat penting kita jaga agar tetap berjalan seimbang dalam membangun relasi yang baik dengan sesama agar mengalami keselamatan.
2. Penampilan
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan."
Penampilan lahiriah lebih menjadi prioritas utama yakni biar kelihatan bagus, rapi dan bersih. Mereka takut kelihatan jelek dan kotor padahal hati mereka kotor. Karena semua yang mereka makan dan minum adalah hasil rampasan dan kerakusan.
Di sinilah kita diajak untuk bermetanoia. Ada semangat untuk membarui hidup sebagai pengikut Kristus dengan menjaga kemurnian hati(batiniah)dan bukan penampilan lahiriah.
Saudaraku, terus berusaha menyenangkan hati Allah dan memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia. Kita berusaha untuk memiliki sikap hati yang sama seperti Allah: mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan. Hatinya (termasuk pikiran, kehendak, dan perasaan) adalah selaras dengan hati Allah. Hanya orang yang suci hatinya yang "akan melihat Allah". Melihat Allah artinya menjadi anak-Nya dan tinggal di hadapan-Nya, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.
*********************************************************************************
Mat. 23:23-26 ~ Selasa
"Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan."
TELADAN HIDUP kita yang LEBIH MENGUTAMAKAN hal-hal prinsip, nilai-nilai keutamaan: keadilan, belas kasih dan kesetiaan yang nyata dalam sikap kita, LEBIH KERAS TERDENGAR daripada teriakan keras sekalipun. Karena itu, hindari adanya kecenderungan kuat hanya memperjuangkan PENAMPILAN TANPA ISI.
Saudaraku, bagaimana SiKAP Anda dalam pelayanan sebagai orang beriman?
JLU.
Santa Monika
Doakanlah kami
*********************************************************************************
DOA:
Tuhan Yesus, ajar hatiku untuk adil, penuh belas kasih, dan setia terhadap-Mu, juga terhadap keluargaku dan di mana pun aku berada. Amin.
*********************************************************************************
SELASA, 27 AGUSTUS 2019
Bacaan Liturgi
Pesta Wajib St. Monika Pekan Biasa XXI
Bacaan Injil Mt. 23:23 - 26
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
=====================
SIRAMAN ROHANI
Selasa, 27 Agustus 2019
RP Fredy Jehadin, SVD
Tema: Promosikan Keadilan, Belaskasihan Dan Kesetiaan! (Matius, 23: 23 - 26)
Saudara-saudari... Pada pesta peringatan Santa Monika, izinkanlah saya menceriterakan kisah hidup St. Monika. Mudah-mudahan contoh hidupnya bisa menjadi inspirasi hidup kita.
Monika lahir di Tagaste Afrika Utara dari keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya. Dalam kehidupan bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan bathin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras istrinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat akhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kristis hidup suaminya. Ketika itu Agustinus berumur 18 tahun sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara hidup Agustinus sangat menggelisahkan hati ibunya karena meninggalkan imannya dan mengikuti ajaran sesat. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Tetapi Monika tetap mendoakan dia. Monika berlari meminta bantuan uskup untuk mendoakan Agustinus. Jawab uskup: “Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang baginya kau curahkan begitu banyak air mata dan doa permohonan. Anakmu tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikan anakmu kepadamu.” Nasihat uskup tidak cukup buat Monika. Ia mengikuti Agustinus ke Italia. Dia menemani anaknya di Roma dan Milano. Di Milano ia bertemu uskup Ambrosius. Akhirnya berkat teladan dan bimbingan uskup Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya untuk Allah dan sesamanya. Saat itu, Monika mengalami kebahagiaan hidup yang luar biasa. Kepada Agustinus Monika berkata: “Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul.” Kemudian Monika jatuh sakit. Sebelum meninggal dia berpesan kepada Agustinus: “Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di altar Tuhan.” Monika meninggal dunia di Ostia Roma.
Monika seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya, yang terpuji, patut dicontohi oleh ibu-ibu kristen, terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran sesat dan bujukan dunia yang menyesatkan. Ia sudah promosikan keadilan, belaskasihan dan kesetiaan bagi anak dan keluarganya.
Marilah saudara-saudari...semoga teladan hidup Santa Monika selalu menjadi inspirasi hidup kita. Semoga kita selalu tekun berdoa, cucurkan air mata mendoakan mereka yang kita kasihi secara khusus bagi mereka, yang hidupnya tidak sepadan dengan nilai-nilai kristiani.
Kita memohon St. Monika dan Bunda Maria untuk mendoakan kita semua. Amen!
0 komentar:
Posting Komentar