JANGANLAH MUNAFIK ( Matius 23 : 23-26 )

JANGANLAH MUNAFIK
(  Matius 23 : 23-26 )


Matius melanjutkan kisah tentang kecaman-kecaman yang dibuat oleh Yesus terhadap  para ahli Taurat dan kaum Farisi di bab ke-23 ini

Untuk memahami perikop kita hari ini, narilah hening sejenak agar kita memahaminya secara global. Hal pertama yang kiranya perlu dikoreksi Yesus adalah kemunafikan kedua kelompok  Yahudi  yang menduduki “Kursi Musa”

Mereka mengklaim diri sebagai rabi, bapa dan pemimpin. Ya, harus diakui bahwa pengajaran mereka sangat bagus karena berdasarkan Taurat Musa tetapi perbuatan-perbuatan mereka jauh dari Wajah Tuhan

Oleh karena itu Yesus membuka pikiran para muridNya untuk tidak berlaku demikian. Mereka dianjurkan Yesus untuk mengikuti pengajaran mereka dan bukan perbuatan mereka. Para murid juga diharapkan untuk menjadi pelayan yang baik dan rendah hati ( 23:1-12 ).

Setelah menghimbau para muridNya, Yesus melanjutkan dengan kecaman-kecaman terhadap para ahli Taurat dan kaum Farisi. Kecaman-kecaman ini dapat kita baca pada 23:13-36. Ada tujuh kecaman yang diucapkan Yesus yaitu:

    Ayat 13           Ayat 15            Ayat 16-22      Ayat 23-24
    Ayat 25-26      Ayat 27-28      Ayat 29-30


Nah, perikop kita hari ini termasuk pada kecaman nomor 4 dan 5.

Untuk kecaman ke-4 pada ayat 23 dan 24, Yesus mengatakan bahwa celaka bagi para Ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena persepuluhan dibayar tetapi hal utama yaitu keadilan, belas kasihan dan kesetiaan diabaikan

Penghayatan mereka akan hukum Taurat hanya pada level eksternal sedangkan inti terpentingnya tidak dihayati yaitu tiga nilai atau triade moral yakni keadilan ( relasi dengan sesama )

Belas kasihan  ( mengikuti kehendak ilahi atau hesed ), kesetiaan [  berpegang teguh pada janji seperti yang dibuat Tuhan dengan kebenaran ( emet ) sejati ]

Kesetiaan ( fidelity ) juga berhubungan dengan iman kepada Allah

Tentang keadilan, di dalam Kitab Perjanjian Lama, kita dapat menemukannya dalam Amos 5 :24; Hosea 4:1-2. Nah, ini boleh juga disebut triade yang meringkasi seluruh hukum Taurat. Ketiga hal ini sangat peting dalam membangun relasi yang baik dengan sesama

Kecaman ke-5 yaitu pada ayat 25-26. Yesus mengatakan bahwa celaka bagi para ahli Taurat dan kaum Farisi karena mereka membersihkan bagian luar cawan dan pinggan saja

Ini adalah kecaman terhadap kemunafikan mereka yang lebih memprioritaskan urusan lahiria belaka dengan ketakutan bahwa kalau mereka tidak berhati-hati maka mereka akan terkontaminasi dengan hal-hal yang kotor, padahal di dalam hati mereka juga kotor

Jadi di luar diri mereka kelihatan bagus, bersih dan rapi tetapi bagian dalamnya kotor! Mengapa? Karena semua yang mereka makan dan minum juga berupa rampasan dan kerakusan. Jadi bagi Yesus, hal yang terpenting adalah kemurnian hati

Apa yang harus kita lakukan? Yesus di alam bacaan Injil meminta kita untuk ber metanoia  ( bertobat ). Ada semangat untuk mengubah kiblat hidup sebagai pengikut Kristus dengan menjaga kemurnian hati kita

Hidup kita akan lebih berarti bukan karena penampilan cashing diri kita tapi yang terpenting adalah jati diri kita. Maka hendaknya hidup kita disokong oleh triade ini: keadilan, belas kasih dan kesetiaan!

Rangkaian sabda "celaka" ini ditutup dengan ratapan mengenai Yerusalem ( 37-39 ).

Kemunafikan pemuka agama ini telah menggerogoti juga umat Tuhan! Betapa dahsyatnya hukuman yang akan menimpa pemimpin yang pada akhirnya menjadikan pengikut mereka jahat, bahkan lebih jahat daripada mereka ( lihat ayat 15 )

Maka jauhkanlah diri kita dari kemunafikan dan legalisme yang pada akhirnya dapat menghancurkan

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget