Apakah kita merindukan generasi penerus kita kelak menjalani hidup benar dan takut akan Allah?

Kita mungkin tak asing dengan peribahasa "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya", yang berarti sifat seorang anak biasanya tak jauh dari sifat orang tuanya. Kondisi yang tampaknya benar, jika kita melihat fakta kehidupan di sekitar kita

Namun, kondisi akan berbeda jika berbicara mengenai perilaku, rasa takut akan Allah, atau respons terhadap kebenaran firman-Nya

Kehidupan rohani, pengenalan dan takut akan Allah, dan ketaatan seseorang kepada Allah, tidak otomatis akan dimiliki pula oleh generasi penerusnya

Itulah yang terjadi pada garis keturunan Samuel

Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan. ( 1 Samuel 8:3 )


Alkitab jelas mencatat bahwa anak-anak Samuel tidak hidup seperti ayahnya, bahkan bertolak belakang dengan sangat jelas. Mereka suka mengejar laba, menerima suap, hingga memutarbalikkan keadilan

Perilaku "ganjil" dari kedua anak Samuel itu menyebabkan bangsa Israel, diwakili oleh tua-tua Israel, tak sudi menjadikan mereka sebagai pemimpin

Sebagai gantinya, mereka meminta Samuel mengangkat seorang raja ( I Sam 8 :  6 ). Sungguh disayangkan perilaku yang dihidupi oleh anak-anak Samuel. Mereka gagal meneladani kehidupan Samuel dan memilih menjalani hidup yang tidak berkenan di hadapan Allah.

Apakah kita merindukan generasi penerus kita kelak menjalani hidup benar dan takut akan Allah?

Jalanilah terlebih dahulu kualitas kehidupan yang demikian, lalu berikanlah didikan dan pendampingan kepada generasi penerus kita sedini mungkin ( Ams. 22:6 ), sampai kelak teladan dan didikan kita akan menghasilkan buah berupa kehidupan yang berkenan kepada Allah!

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget