*JUMAT, 09 AGUSTUS 2019* Bacaan Liturgi Hari Biasa, Pekan Biasa XVIII PF S. Teresia Benedikta dr Salib, Perawan dan Martir Bacaan Injil Mat 16:24-28

*MENGIKUTI YESUS*   _( Matius 14 : 24-28 )_

*Saya suka sekali melihat panorama, sawah, pegunungan dan laut. Waktu masih noroyono ( single ) sering berjalan kaki menikmati pemandangan alam di desa*

*Pernah juga bermalam  ditepi pantai menyaksikan bulan purnama dan deburan ombak. Indah sekali ketika kita mampu merasakan alam semesta ciptaan Nya*

*Membuat iman semakn kuat, menyaksikan keagungan Tuhan Sang Pencipta alam semesta. Mengikuti Tuhan sungguh amat menyenangkan, namun ada syarat yang harus dipenuhi*

*Pada hari ini Penginjil Matius memberikan gambaran bagaimana mengasihi Allah dalam diri Yesus Kristus dengan segenap totalitas kehidupan kita. Tuhan Yesus memberikan syarat untuk menjadi murid yang terbaik: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku.”*

*_Menjadi murid Kristus berarti kita mampu menyangkal diri. Kemampuan untuk melupakan diri dan memperioritaskan Tuhan sebagai nomor satu di dalam hidup adalah tanda kasih kita yang total kepadaNya. Tuhan harus menjadi segalanya karena terlepas dariNya kita tidak dapat berbuat apa-apa_*

*_Memikul salib berarti mau menjadi serupa dengan Tuhan Yesus. Salib adalah pengalaman hidup yang keras, penderitaan tertentu yang bertujuan untuk membuat sesama berbahagia_*

*Menyangkal diri dan memikul salib membuat kita menjadi semakin serupa denganNya. Ia berada di depan dan kita mengikutiNya, menjadi serupa denganNya. Inilah semangat pemuridan kita*

Yesus juga mengatakan bahwa barangsiapa mencintai nyawanya akan kehilangan nyawanya. Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Yesus, ia akan memperolehNya.

*Perkataan Yesus ini berdampak pada arah hidup kita yang sebenarnya. Kita hendaknya mengarahkan hidup dan karya kita untuk Tuhan. Para martir menyerahkan nyawa mereka untuk Tuhan dan mereka memperoleh kemenangan surgawi*

*_Kita semua mengorbankan diri  dalam karya pelayanan, dengan cara-cara tersendiri untuk melayani Tuhan dan sesama. Prinsip kita adalah, Tuhan menjadi segalanya dalam hidup kita_*

*Mengikuti Yesus tidak boleh setengah-setengah. Menjadi pengikut Yesus berarti kita diajak untuk mengikuti jalan hidup Yesus. Kita merelakan dan menyerahkan hidup kita hanya kepada Yesus*

*Melalui cara itu, kita akan mendapatkan hidup dari Yesus sendiri. Hidup yang bersumber dari Yesus adalah hidup dalam kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang boleh dialami bukan hanya di dunia yang bersifat sementara, tetapi juga dialami secara abadi di rumah Bapa*

*_Kita menanti kedatanganNya yang mulia. Dialah El Shaddai, Allah mahakuasa_*


*JUMAT, 09 AGUSTUS 2019*

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XVIII
PF S. Teresia Benedikta dr Salib, Perawan dan Martir

Bacaan Injil
Mat 16:24-28

Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri,
memikul salibnya, dan mengikuti Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya,
akan kehilangan nyawanya.
Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,
ia akan memperolehnya.
Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia,
tetapi kehilangan nyawanya?
Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya,
diiringi malaikat-malaikat-Nya.
Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang
setimpal dengan perbuatannya.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, di antara orang yang hadir di sini
ada yang tidak akan mati
sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja
dalam Kerajaan-Nya."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
*SIRAMAN ROHANI*                                                                                                                 Jumat, 09 Agustus 2019                                                                                                                   RP Fredy Jehadin, SVD

*Tema: Tuhan Tidak Memaksa Kita Untuk Menjadi Murid-Nya!*                                       Matius 16:24 -28

Saudara-saudari … Injil hari ini sangat menarik untuk direnungkan. Tuhan sesungguhnya tidak memaksa kita untuk mengikuti Dia. Keputusan untuk mengikuti Dia ada pada kita. Tetapi di saat kita memutuskan untuk mengikuti Dia, pada saat itu juga kita harus mengikuti perintah dan persyaratan-Nya. Katanya pada hari ini: Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.
Seorang frater kami, panggil saja namanya: Paul, dulunya bekerja sebagai guru SD selama 9 tahun. Ia mendapat gaji setiap dua minggu. Tetapi karena kerinduan untuk menjadi imam, ia harus tinggalkan profesinya sebagai guru dan masuk postulansi bersama calon-calon yang lain yang pada umumnya umur mereka jauh lebih muda dari Paul. Saya amati betapa besarnya perjuangan Paul untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Soal makan minum juga. Dulu, ia terbiasa makan sesuai seleranya, karena dia punya uang dan bisa beli sendiri, tetapi kini, dia harus menerima apa adanya. Singkatnya, dia harus menyangkal diri demi panggilan dan harus menerima konsekwensi dari satu putusan bebas. Sejak masuk sampai saat ini, dua tahun lagi akan ditahbiskan imam, Paul menjalani cara hidup sederhana dan setia pada aturan dan tuntutan Serikat.
Itulah yang dimaksudkan Yesus Kristus dengan perkataan: menyangkal diri. Paul harus menyangkal diri sebagai orang yang sudah punya profesi. Demi Kristus yang sederhana, Paul harus hidup sederhana agar dengan gampang merasakan apa artinya hidup sederhana. Kalau selama hidup sebagai guru, Paul punya banyak makanan dan minuman, tetapi kini dia harus sesuaikan diri dengan kehidupan komunitas. Dulu, sebagai seorang guru, setiap dua mingguan, dia mendapat gaji lebih dari K 800 perdua minggu, sekarang setiap bulan, bukan dua mingguan, dia mendapat k 50 perbulan, bukan dua mingguan. Paul harus menerima semuanya karena itu adalah keputusan bebasnya tanpa paksaan. Cara hidup baru, hidup sederhana, dijalankannya dengan baik berkat topangan yang kuat. Topangan itu adalah DOA. Saya selalu amati, betapa kusuknya dia berdoa. Betapa sederhananya si Paul. Dia seorang pintar dan rajin baca, tetapi tidak sombongkan diri. Saya tidak pernah mendengar dia mengeluh. Tetapi rupanya keluhannya langsung kepada Tuhan.

Saudara-saudari... Bagaimana tanggapan kita akan pernyataan Kristus hari ini: “Siapa yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku?” Apakah kita sungguh serahkan diri kita seutuhnya kepada Tuhan dan pasrah pada kehendak-Nya? Atau mungkin kita juga sering mengeluh di saat kita alami banyak kesulitan.

Saudara-saudari…. Sekali kita memutuskan untuk mengikuti Kristus, pada saat itu juga kita sudah menjadi milik-Nya dan Dia adalah Tuhan kita. Yang Tuhan harapkan dari kita adalah selalu setia dan percaya kepada-Nya. Apa pun situasi yang kita alami, terimalah situasi itu dengan sabar dan ajaklah Tuhan untuk membantu kita agar kita lalui situasi itu dengan baik. Belajarlah dari contoh hidup para santu, St. Fransiskus dari Asisi misalnya. Dia mengikuti Tuhan atas putusannya sendiri. Di kala dia masuk dalam situasi baru, dia tidak pernah panik karena itu adalah konsekwensi dari pilihannya. IMAN dan DOA sudah memampukan dia untuk mengarungi hidup yang penuh tantangan dengan baik dan sukses. Bersama Tuhan dia selalu berhasil.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita, agar kita pun selalu sabar dan sanggup menghadapi tantangan hidup dengan baik dan sukses. Amen.

*JUMAT, 09 AGUSTUS 2019*

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XVIII
PF S. Teresia Benedikta dr Salib, Perawan dan Martir

Bacaan Injil
Mat 16:24-28

Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri,
memikul salibnya, dan mengikuti Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya,
akan kehilangan nyawanya.
Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,
ia akan memperolehnya.
Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia,
tetapi kehilangan nyawanya?
Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya,
diiringi malaikat-malaikat-Nya.
Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang
setimpal dengan perbuatannya.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, di antara orang yang hadir di sini
ada yang tidak akan mati
sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja
dalam Kerajaan-Nya."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
*SIRAMAN ROHANI*                                                                                                                 Jumat, 09 Agustus 2019                                                                                                                   RP Fredy Jehadin, SVD

*Tema: Tuhan Tidak Memaksa Kita Untuk Menjadi Murid-Nya!*                                       Matius 16:24 -28

Saudara-saudari … Injil hari ini sangat menarik untuk direnungkan. Tuhan sesungguhnya tidak memaksa kita untuk mengikuti Dia. Keputusan untuk mengikuti Dia ada pada kita. Tetapi di saat kita memutuskan untuk mengikuti Dia, pada saat itu juga kita harus mengikuti perintah dan persyaratan-Nya. Katanya pada hari ini: Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.
Seorang frater kami, panggil saja namanya: Paul, dulunya bekerja sebagai guru SD selama 9 tahun. Ia mendapat gaji setiap dua minggu. Tetapi karena kerinduan untuk menjadi imam, ia harus tinggalkan profesinya sebagai guru dan masuk postulansi bersama calon-calon yang lain yang pada umumnya umur mereka jauh lebih muda dari Paul. Saya amati betapa besarnya perjuangan Paul untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Soal makan minum juga. Dulu, ia terbiasa makan sesuai seleranya, karena dia punya uang dan bisa beli sendiri, tetapi kini, dia harus menerima apa adanya. Singkatnya, dia harus menyangkal diri demi panggilan dan harus menerima konsekwensi dari satu putusan bebas. Sejak masuk sampai saat ini, dua tahun lagi akan ditahbiskan imam, Paul menjalani cara hidup sederhana dan setia pada aturan dan tuntutan Serikat.
Itulah yang dimaksudkan Yesus Kristus dengan perkataan: menyangkal diri. Paul harus menyangkal diri sebagai orang yang sudah punya profesi. Demi Kristus yang sederhana, Paul harus hidup sederhana agar dengan gampang merasakan apa artinya hidup sederhana. Kalau selama hidup sebagai guru, Paul punya banyak makanan dan minuman, tetapi kini dia harus sesuaikan diri dengan kehidupan komunitas. Dulu, sebagai seorang guru, setiap dua mingguan, dia mendapat gaji lebih dari K 800 perdua minggu, sekarang setiap bulan, bukan dua mingguan, dia mendapat k 50 perbulan, bukan dua mingguan. Paul harus menerima semuanya karena itu adalah keputusan bebasnya tanpa paksaan. Cara hidup baru, hidup sederhana, dijalankannya dengan baik berkat topangan yang kuat. Topangan itu adalah DOA. Saya selalu amati, betapa kusuknya dia berdoa. Betapa sederhananya si Paul. Dia seorang pintar dan rajin baca, tetapi tidak sombongkan diri. Saya tidak pernah mendengar dia mengeluh. Tetapi rupanya keluhannya langsung kepada Tuhan.

Saudara-saudari... Bagaimana tanggapan kita akan pernyataan Kristus hari ini: “Siapa yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku?” Apakah kita sungguh serahkan diri kita seutuhnya kepada Tuhan dan pasrah pada kehendak-Nya? Atau mungkin kita juga sering mengeluh di saat kita alami banyak kesulitan.

Saudara-saudari…. Sekali kita memutuskan untuk mengikuti Kristus, pada saat itu juga kita sudah menjadi milik-Nya dan Dia adalah Tuhan kita. Yang Tuhan harapkan dari kita adalah selalu setia dan percaya kepada-Nya. Apa pun situasi yang kita alami, terimalah situasi itu dengan sabar dan ajaklah Tuhan untuk membantu kita agar kita lalui situasi itu dengan baik. Belajarlah dari contoh hidup para santu, St. Fransiskus dari Asisi misalnya. Dia mengikuti Tuhan atas putusannya sendiri. Di kala dia masuk dalam situasi baru, dia tidak pernah panik karena itu adalah konsekwensi dari pilihannya. IMAN dan DOA sudah memampukan dia untuk mengarungi hidup yang penuh tantangan dengan baik dan sukses. Bersama Tuhan dia selalu berhasil.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita, agar kita pun selalu sabar dan sanggup menghadapi tantangan hidup dengan baik dan sukses. Amen.
[9/8 08:05] +62 818-875-884: Jumat, 9 Agustus 2019.

*Pw. St. Theresia Benedikta dari Salib*

Nah. 1:15; 2:2; 3:1-3,6-7; MT: Ul. 32:35cd-36ab,39abcd,41; Mat. 16:24-28.

*"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku."* (Mat 16,24)

Suatu kali santa Teresia dari Avila yang sering memperoleh pengalaman mistik mengeluh pada Yesus. *”Tuhan, mengapa saya sering mendapat tantangan dan menderita padahal saya setia mengikuti Sabda-Mu”.* Yesus menjawab: *"Teresia, begitulah cara Saya memperlakukan orang-orang yang mau mengikuti Saya.”* Serta-merta Teresia menimpali: *”Tuhan, pantas Engkau memiliki cuma sedikit pengikut.”* Memang, mengikuti Yesus bukanlah hal yang mudah. Untuk mengawali hidup sebagai pengikut-Nya saja, butuh waktu dan kualitas tertentu. *Setelah menjadi pengikut-Nya, masih diminta untuk menyangkal diri (menahan diri untuk tidak hanya menuruti keinginan pribadi yang serba enak dan menyenangkan tetapi berjuang untuk menggapi nilai-nilai hidup yang lebih luhur dan mulia) serta memikul salib (rela berkorban demi kepentingan orang lain, seperti Yesus yang mengorbankan diri-Nya demi keselamatan kita).* Hanya dengan kedisiplinan hidup semacam ini kita bisa benar-benar hidup sebagai murid-murid Kristus. *"Murid",* bahasa latinnya *"discipulus"* dan bahasa inggrisnya *"disciple".* Amat erat berkaitan dengan kata dalam bahasa Indonesia *"disiplin".* Maka, seorang murid Kristus diharapkan sungguh-sungguh disiplin, terutama dalam menyangkal diri dan memikul salib.
St. Theresia Benedikta dari Salib, yang kita peringati hari ini, memberi contoh bagaimana sebagai murid Kristus ia manyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Yesus dengan setia. Salah satu kesaksian tentangnya mengatakan bahwa ketika ditangkap oleh tentara Nazi dan dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi pada tahun 1942, ia tidak kehilangan ketenangan dan kegembiraannya sebagai pengikut Kristus. *"Penderitaan dan ketegangan dalam kamp itu tak terlukiskan. Sr.Benedikta berkeliling di antara ibu-ibu, menghibur, menolong, menenangkan, bagai seorang malaikat. Banyak ibu-ibu yang nyaris gila, sudah berhari-hari tidak menghiraukan anak-anak mereka. Mereka bingung dan putus asa. Sr. Benedikta memperhatikan anak-anak yang malang itu, memandikan dan menyisir rambut mereka… ia memberi contoh pengabdian yang tak kenal lelah, yang begitu baik, yang mengherankan semua orang.”* Pada tanggal 9 Agustus 1942, ia bersama banyak orang lainnya dibantai dengan gas beracun lalu dibakar secara massal.

--
*Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.*
(Bil 6,24-26)

Selamat pagi
Tuhan Memberkati

Rm. Agus Widodo Pr.
----------------------------------

Mat.16:24-28 ~ Jumat
_"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus *menyangkal diri*, *memikul salib*, dan *mengikuti Aku*. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, Ia akan kehilangan nyawanya."_
Kita sadar bahwa tidaklah mudah menjadi pengikut-Nya karena untuk dapat mencapai kemuliaan dan kejayaan, kita harus melalui jalan sengsara dan maut. Namun kita juga sadar bahwa kita harus tetap TEKUN dan SETIA mengikuti-Nya.
Saudaraku, atas kesadaran ini, apa upaya Anda agar tetap mampu bekerja sama dengan Roh-Nya?
JLU.

*Jumat, 09 Agustus 2019*
*Pekan Biasa XVIII*
¤ Ul. 4:32-40
¤ Mzm. 77:12-16,21
¤ Mat. 16:24-28
*"Deus Omnipotens"*
~ Allah Mahakuasa ~
   Sesungguhnya, hidup dan karya kita hanya untuk memuliakan nama Allah Mahakuasa. Para martir menyerahkan nyawa mereka untuk Tuhan dan mereka memperoleh kemenangan surgawi. Kita semua mengorbankan diri kita dalam karya pelayanan, dengan cara-cara tersendiri untuk melayani Tuhan dan sesama. Prinsipnya adalah Tuhan menjadi segalanya dalam hidup kita. Dialah Allah Mahakuasa.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, kita diberi gambaran bagaimana mengasihi Allah dalam diri Yesus Kristus dengan segenap hati, totalitas kehidupan kita. Tuhan Yesus memberikan syarat-syarat untuk menjadi murid yang terbaik: _"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus *menyangkal diri*, *memikul salibnya* dan *mengikuti Aku*"_ Jadi syarat untuk menjadi murid-Nya, kita diajak memiliki pola _"SANGKULI"_ yakni "SANGkal diri, piKUL salib dan Ikuti Yesus"
   Kita sudah seringkali mendengar dan mengetahui syarat-syarat ini tetapi gaungnya belum sampai pada _kesadaran_ karena umumnya kehidupan orang di jaman sekarang ini lebih suka dan cenderung memiliki gaya hidup hedonisme yang menghindari penderitaan dengan mengutamakan kesenangan dan kenikmatan hidup sebagai tujuan hidupnya. Karenanya, mari kita mulai _menyadari makna_ dari syarat-syarat menjadi murid-Nya dan menerapkan perkataan Yesus ini dalam hidup sehari-hari:
1. *Sangkal diri*
   Yesus mengajak kita memprioritaskan dan menomorsatukan kehendak Allah di dalam hidup sebagai tanda kasih kita kepadaNya. Tuhan harus menjadi segalanya karena terlepas dariNya kita tidak dapat berbuat apa-apa. Jadi yang utama adalah melakukan kehendak Tuhan bukan kehendak, kepentingan, kesenangan diri kita sendiri.
   Di sinilah kita diajak untuk berani melepaskan keinginan pemenuhan, kepuasan diri sendiri bahkan kita diajak untuk _rela mengorbankan diri_ demi kepentingan orang lain.
2. *Pikul salib*
   Yesus mengajak kita menyadari dan mempersiapkan diri untuk menghadapi dan menanggung segala akibat terburuk (kehilangan nyawa) yang mungkin timbul karena ditimpakan oleh orang lain pada kita; ketika kita mempertahankan iman kepercayaan dan ketaatan kepada Yesus.
   Di sinilah kita diingatkan _konsekuensi_ menjadi murid-Nya.
3. *Ikuti Yesus*
   'Ikuti Yesus' berarti 'menjadi murid', 'menjadi pengikut-Nya', 'menjadi semakin serupa dengan-Nya' atau 'pergi bersama-Nya'; menuruti segala kehendak Yesus sebagai prioritas utama di dalam hidup dan melakukannya dengan sadar dan kerelaan hati.
   Di sinilah kita diajar _semangat pemuridan._
   Saudaraku, marilah kita terus berupaya tumbuh dalam iman agar kita semakin mampu menyangkal diri dan memikul salib kehidupan kita sehari-hari.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria yang senantiasa menyertai perjuangan kita sekeluarga. Amin
[9/8 08:10] Sugeng Basuki: *DOA:*
Ya Tuhan Yesus, dimuliakanlah Engkau karena sudah membuat hidup lamaku menjadi mati melalui salib-Mu dan memberikan kepadaku hidup yang sepenuhnya baru. Tolonglah aku agar mau dan mampu memikul salibku dan mengikut Engkau. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget