Kedatangan Kerajaan Allah

Kamis, 11 November, 2010
Peringatan St. Martinus dari Tours, Uskup
Luk.17:20-25: “Kedatangan Kerajaan Allah”

“Jalan terbaik untuk mempersiapkan diri menyambut hari kiamat, adalah dengan cara
hidup baik dan pertobatan jiwa yang total.”


            Akhir-akhir ini muncul berbagai aliran kepercayaan yang menawarkan tentang kebenaran dan jalan pintas mendapatkan keselamatan dengan cara meyakinkan orang lain bahwa agama merekalah yang paling benar, agama merekalah yang dikehendaki Yesus untuk lewatnya orang diselamatkan. Celakanya, untuk meyakinkan orang lain, mereka jatuh pada kesalahan fatal ini, yakni “mewartakan bahwa agama lain salah dan terkutuk.”

          Yesus sendiri merasa heran terhadap sikap  dan pertanyaan orang Farisi yang bertanya tentang datangnya Kerajaan Allah kepada-Nya. Mengapa? Karena ketika Yohanes datang dan berteriak-teriak di padang gurun, ia telah memproklamirkan tentang hal ini ketika ia berseru: “Bertobatlah! Sebab Kerajaan Allah sudah dekat! Dan ketika orang bertanya kepadanya; Apakah engkau Mesias (Kerajaan Allah) yang akan datang itu, ataukah kami harus menantikan yang lain? Ia berkata: “Aku hanyalah suara yang berseru-seru di padang gurun; “Persiapkanlah jalan bagi Tuhan. Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat! Begitu pun ketika Yesus tampil dan semakin terkenal, Yohanes menunjuk dengan jelas tentang siapakah Yesus itu dengan berkata: “Dialah Anak Domba Allah” Dialah yang kuwartakan selama ini. Atas alasan-alasan inilah, Yesus menjawab orang Farisi bahwa “Sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” Dan, ini jelas mau mengatakan bahwa “Dialah Kerajaan Allah itu.” Dialah Allah yang akan datang untuk menyelamatkan manusia itu.

          Pesan penting yang bisa kita petik dari makna kedatangan Kerajaan Allah adalah bukan kapan persis waktunya, melainkan “bagaimana kita dapat mempersiapkan diri dan hati untuk menerima-Nya.” Bila Yesus menyakinkan para pendengar-Nya 2000-an tahun lalu bahwa Kerajaan Allah sesungguhnya ada di antara manusia, mengapa kita harus menantikan sesuatu yang lain? Mengapa kita takut akan hari kiamat, yang menjadi saat datangnya Kerajaan Allah/Anak Manusia, Yesus yang kedua kalinya? Yesus bilang dalam bagian Injil lain; Tidak ada seorang pun yang tahu akan saat itu, juga bukan Anak, tetapi hanya Bapa. Tapi anehnya, ada sebagian manusia yang berbuat sepertinya mereka lebih tahu dari Yesus tentang saat itu, sehingga ramalan akhir dunia tanggal 9-9-1999 menjadi suatu hari yang penuh ketakutan, yang akhirnya berlalu tanpa makna, ataupun 2012 sebagai akhir dunia masih sementara dinantikan dengan penuh kecemasan. Inilah yang benar bahwa jika kita tidak tahu saat itu, maka jalan terbaik untuk mempersiapkan diri adalah “hidup baik yang ditandai dengan sebuah pertobatan jiwa yang total.”


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget