Dialah Raja Jiwaku

Minggu, 21 November, 2010
HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
Luk.23:35-43: “Dialah Raja Jiwaku”

"Ingat aku bila Engkau datang sebagai Raja"

Pada tahun 1925 Paus Pius XI memaklumkan Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Hari raya dirayakan dalam kalender liturgy pada hari Minggu terakhir dari waktu biasa. Paus Pius XI ingin memberikan kehormatan dan kemuliaan bagi Tuhan kita dan Raja Semesta Alam sebagai alat mengatasi masalah dan kesulitan, baik dalam urusan pribadi maupun publik, serta politik. Hal ini secara langsung menyentuh kehidupan yang unik untuk awam, dalam  urusan duniawi. Seperti Tuhan kita Yesus Kristus ajarkan dalam doa Bapa kami, ketika kita berkata, "datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." Inilah yang dimaksud dengan  Kerajaan Allah, baik di dunia maupun di Surga. Dalam bacaan kedua dari Kolose kita membaca bahwa berdasarkan Pembaptisan kita telah dialihkan ke dalam Kerajaan Anak Allah yang terkasih. Oleh darah Yesus Kristus salib telah mendamaikan segala sesuatu untuk dirinya sendiri, "apakah orang-orang di bumi atau yang di surga."

Dalam bacaan Injil hari Minggu ini kita dikejutkan oleh ironi dramatis penyaliban dan kematian Tuhan kita di kayu salib. Tulisan di tas kepala Kristus menyatakan bahwa dirinya adalah Raja orang Yahudi. Para penguasa dan tentara mencemoohkan dia ketika Ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan Dirinya sendiri. Hanya "penjahat baik itu," yang dalam tradisi kita kenal sebagai Santo Dismas, mengakui Yesus sebagai Kristus yang akan memerintah dari salib. Ini adalah melalui salib bahwa mata banyak orang akan dibuka untuk dan mengakui bahwa Yesus adalah seorang Raja yang berkorban untuk umat-Nya. Kristus adalah "gambar Allah yang tidak kelihatan, yang pertama lahir dari semua ciptaan" (Kolose 1:15). Di dalam Dia "semua hal diadakan bersama-sama." Dialah yang terkemuka dan "kepala tubuh, yang adalah Gereja" (Kolose 1:18).

Berbicara tentang Firman Abadi kita harus memahami bahwa, "segala sesuatu yang ada tidak ada secara kebetulan tetapi dikehendaki oleh Tuhan dan bagian dari rencana-Nya. Firman Allah adalah dasar dari segala sesuatu dan jawaban atas kerinduan terdalam dari hati manusia. Setelah memberikan kita nasihat tentang bagaimana dengan benar memahami dan menafsirkan kitab suci, Paus Benediktus mengingatkan semua umat beriman, "Interpretasi yang paling mendalam dari Alkitab justru berasal dari orang-orang yang membiarkan diri dibentuk oleh firman Tuhan melalui mendengarkan, membaca dan meditasi yang tekun". Paus Benediktus menyerukan agar  "kerasulan Alkitab," tidak terpisah dari karya pastoral, tetapi sebagai sarana untuk membiarkan Alkitab menginspirasi semua karya pastoral". Alkitab harus menjadi "inspirasi dari setiap karya biasa dan luar biasa kegiatan pastoral kita. Pada tahun 1925, Paus Pius XI membayangkan Perayaan ini, Kristus Raja Semesta Alam sebagai sarana membawa kerajaan Kristus untuk menyelesaikan semua  masalah dan kesulitan tata duniawi dan kehidupan politik. Panggilan ini berkaitan langsung dengan kehidupan kita sehari-hari. Mengutip Matius 25, Paus Benediktus mengingatkan kita masing-masing, "mengamalkan Firman Allah itu sendiri perlunya keterlibatan kita di dunia dan tanggung jawab kita dalam sejarah keselamatan dunia oleh Kristus, Tuhan sejarah. Karena itu, marilah kita mendorong satu sama lain untuk berbuat baik dan berjuang untuk keadilan, rekonsiliasi dan perdamaian”.

Paus Benediktus juga mengingatkan kita, "Untuk setiap anggota Gereja, Maria adalah model penerimaan firman Allah, karena ia 'menyimpan semua hal itu, merenungkan dalam hatinya'" (Lukas 2:19). Mari kita berpaling kepada Bunda Maria memintanya untuk membantu kita menerima Firman, seperti dirinya, siap untuk melakukan kehendak Tuhan.


Selamat Pesta Kristus Raja Semesta Alam

Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget