DOA SEBAGAI NAPAS
Bacaan: Daniel 9:17-19
------------------------------------------------------------------
Bacaan setahun: Amsal 6-10
------------------------------------------------------------------
Atas semua hal yang terjadi dalam hidup kita, sering kali kita datang mengadu kepada Tuhan melalui doa, baik untuk mengucapkan syukur maupun untuk memohon pertolongan atas masalah yang kita hadapi. Karena itu, doa disebut sebagai napas orang beriman. Namun, pernahkah kita melihat masalah orang lain dan membawanya dalam doa kita? Sering kita hanya membawa kepedihan yang kita rasakan, tanpa melihat kepedihan orang lain.
Dalam pembuangan yang membuat bangsa Israel merasakan kepedihan, Daniel memanjatkan doa kepada Allah. Kita bisa melihat beberapa hal yang menarik dari doa Daniel. Ia tidak serta-merta mengajukan permohonan. Sebaliknya, ia bersedia merendahkan diri dan memohon pengampunan atas dosa-dosa bangsa Israel. Ia juga tidak berdoa untuk keselamatan dirinya sendiri, melainkan untuk keselamatan bangsa Israel. Permohonan yang dipanjatkan Daniel juga tidak ditujukan supaya Allah membalas bakti bangsa Israel, atau supaya Allah menunjukkan kemuliaan bangsa Israel, tetapi supaya nama Allah sendirilah yang dimuliakan karena keselamatan yang diberikan-Nya kepada bangsa Israel.
Belajar dari doa Daniel tersebut, kita patut melihat bagaimana kita berdoa selama ini, terlebih karena doa adalah napas hidup beriman kita. Seperti udara yang digunakan untuk bernapas oleh semua makhluk, begitu juga doa yang kita panjatkan seharusnya juga berdampak untuk kebaikan orang lain. Dengan demikian, nama Allah kiranya dipermuliakan. --ZDP/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
SEBAGAI NAPAS ORANG BERIMAN, SEHARUSNYA DOA DIPANJATKAN
UNTUK KEBAIKAN BERSAMA, BUKAN UNTUK KEPENTINGAN DIRI SENDIRI.
------------------------------------------------------------------
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
Bacaan: Daniel 9:17-19
------------------------------------------------------------------
Bacaan setahun: Amsal 6-10
------------------------------------------------------------------
Atas semua hal yang terjadi dalam hidup kita, sering kali kita datang mengadu kepada Tuhan melalui doa, baik untuk mengucapkan syukur maupun untuk memohon pertolongan atas masalah yang kita hadapi. Karena itu, doa disebut sebagai napas orang beriman. Namun, pernahkah kita melihat masalah orang lain dan membawanya dalam doa kita? Sering kita hanya membawa kepedihan yang kita rasakan, tanpa melihat kepedihan orang lain.
Dalam pembuangan yang membuat bangsa Israel merasakan kepedihan, Daniel memanjatkan doa kepada Allah. Kita bisa melihat beberapa hal yang menarik dari doa Daniel. Ia tidak serta-merta mengajukan permohonan. Sebaliknya, ia bersedia merendahkan diri dan memohon pengampunan atas dosa-dosa bangsa Israel. Ia juga tidak berdoa untuk keselamatan dirinya sendiri, melainkan untuk keselamatan bangsa Israel. Permohonan yang dipanjatkan Daniel juga tidak ditujukan supaya Allah membalas bakti bangsa Israel, atau supaya Allah menunjukkan kemuliaan bangsa Israel, tetapi supaya nama Allah sendirilah yang dimuliakan karena keselamatan yang diberikan-Nya kepada bangsa Israel.
Belajar dari doa Daniel tersebut, kita patut melihat bagaimana kita berdoa selama ini, terlebih karena doa adalah napas hidup beriman kita. Seperti udara yang digunakan untuk bernapas oleh semua makhluk, begitu juga doa yang kita panjatkan seharusnya juga berdampak untuk kebaikan orang lain. Dengan demikian, nama Allah kiranya dipermuliakan. --ZDP/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
SEBAGAI NAPAS ORANG BERIMAN, SEHARUSNYA DOA DIPANJATKAN
UNTUK KEBAIKAN BERSAMA, BUKAN UNTUK KEPENTINGAN DIRI SENDIRI.
------------------------------------------------------------------
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
0 komentar:
Posting Komentar