Renungan *Jumat, 20 Juli 2018* Mat 12:1-8

*Jumat, 20 Juli 2018*
*Pekan Biasa XV*
¤ Yes 38:1-6,21-22,7-8
¤ MT Yes 38:10-11,12abcd,16
¤ Mat 12:1-8
*"Misericordia*"
- _Berbelaskasih_ -
   Inilah esensi/isi _nilai dasar kristiani_ yang Yesus kehendaki dalam _semangat kerelaan hati_ berbagi kasih dengan sesama.
   Mengacu pada _inti_ bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa _belas kasih_ lebih utama dari sekadar _ritualisme_ belaka. Dan kita diajak untuk _hidup_ dan _mengalami belas kasih Allah_ serta mau _bertumbuh_ sebagai anak-anak Allah yang _berbelas kasih_ terhadap sesama.
   Adapun _tiga sikap dasar_  yang menumbuh-kembangkan semangat _belas kasih_ terhadap sesama, antara lain:
1. *Kepekaan*
   Kepekaan terhadap sesama yang 'lapar' karena _kurang diperhatikan, disapa, dibela_ dan _dipahami_ sebagai pribadi. Banyak kali kita mudah sekali terjebak dalam kebiasaan hanya melihat kelemahan manusiawi dari sesama. Kita cenderung hanya berbicara _tentang_ kelemahan manusiawi sesama tetapi sulit sekali untuk berbicara _dengan_ sesama yang memiliki kelemahan manusiawi.
   Di sinilah Yesus mengajarkan pentingnya kita memiliki _kepekaan hati_ yang berbelas kasih terhadap _kelemahan manusiawi_ sesama. Selanjutnya Yesus mengatakan bahwa Tuhan menghendaki _belas kasihan_ dan bukan persembahan.
2. *Ketulusan*
   Ketulusan hati dalam _niat_ dan _tindakan_ sehingga kita tidak _mudah menghakimi_ sesama. Sikap legalistis masih ada di mana-mana. Banyak orang selalu bersifat Farisi yang _legalistis_ dan melupakan hal terpenting yakni _belas kasih_ dan _keadilan._ Bekerja pada hari Sabat bagi Yesus itu bukanlah hal yang absolut.
   Di sinilah Yesus mengajak kita untuk selalu _memurnikan niat_ dan _tindakan,_ agar kita terhindar dari keinginan _membenarkan_ diri dan _menyalahkan_ orang lain. Sikap orang Farisi masih melekat di dalam hidup kita. Apa untungnya kita hanya memperhatikan 'kesalahan' sesama? Lebih _berguna_ kita hidup dan _berbelas kasih_ terhadap sesama.
3. *Kerelaan*
   Kerelaan memberikan _waktu_ dan _hati_ terutama kepada sesama yang membutuhkan bantuan.
   Di sinilah kita diajak untuk melihat situasi yang nyata terutama bagi para dokter, perawat atau pekerja lain yang harus bekerja pada hari Minggu untuk melayani banyak orang. Bagi saudara-saudari ini, mereka perlu _membagi waktunya_ untuk Tuhan dan sesama, misalnya mengikuti perayaan misa pada hari Sabtu sehingga pada hari Minggu mereka dapat bekerja seperti biasa.
   Saudaraku, hukum yang benar itu senantiasa mencari _kebaikan_ manusia bukan untuk membebaninya. Mari kita meninggalkan gaya hidup Farisi yang cenderung legalistis dan berusaha untuk semakin serupa dengan Tuhan Yesus Kristus sendiri.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget