Rubrik Kata Mutiara
Menyikapi Rasa Marah
Horatius (65-8 sebelum masehi), seorang penyair terkenal pada masa kekaisaran Romawi pernah menulis: “Ira furor brevis est: animum rege, qui nisi imperat: hunc frenis, nunc tu compesce catena” –
Nafsu amarah itu hanya sejenak: arahkanlah hatimu, jika nafsu itu ditundukkannya, ia akan menguasaimu. Kekanglah nafsu itu dengan kendali atau dengan rantai.”
Siapapun orangnya tentu pernah marah. Ada ekspresi marah yang bisa kita lihat dari body language ‘bahasa tubuh’-nya, ada yang kalau marah akan diam saja dan tak bicara, tapi ada juga yang marah dengan meluap-luap. Ketika kita melihat raut wajah orang yang sedang dikuasai amarah, seolah-olah orang yang marah itu akan berbuat jahat. Memang orang yang sedang marah itu wajahnya pasti kelihatan sangar dan tidak bersahabat. Ternyata kata amarah dalam bahasa Arab yaitu “ammarat” berarti menyuruh seseorang untuk berbuat jahat. Untuk itu, tidak heranlah jika ada pepatah dalam bahasa Latin yang menyebut “furor arma ministrant” – kemarahan mengarah untuk memakai senjata. “Menghadapi orang yang sedang marah-marah, jangan dilawan dengan marah” kata seorang bijak. Namun hadapilah dengan penuh kesabaran. Kita harus sadar bahwa nafsu kemarahan itu sifatnya hanya sementara saja. Banyak orang yang menyesal setelah marah besar terhadap anaknya, terhadap pasangannya atau terhadap rekan kerjanya. Mari belajar untuk mengendalikan diri ketika kita sedang marah atau ketika kita berhadapan dengan orang yang sedang marah-marah.
PERCIKAN HATI Kamis, 12 November 2015
0 komentar:
Posting Komentar