Kebodohan Manusia adalah Kebijaksanaan Allah

Sabtu, 18 Desember 2010

Mat.1:18-25; “Kebodohan Manusia adalah Kebijaksanaan Allah”


Menurut manusia; Maria itu bodoh karena ia mau hamil tanpa seorang suami sehingga menjadi buah bibir dan cemoohan teman-teman sedesanya; Apalagi Josep? Pasti dicap sebagai seorang laki-laki bodoh karena mau menerima dan menanggung resiko dari apa yang tak pernah diperbuatnya, yakni menerima Maria sebagai istrinya kendatipun ia tidak menghamilinya. Sungguh sebuah kebodohan; Karena ayah dan ibunya telah memilih jalan kebodohan maka anak mereka pun rela disiksa, digantung dan dibunuh bukan demi dirinya sendirinya, bukan karena dosa dan salahnya, tetapi semua pengorbanan itu diterima demi manusia. Manusia yang berdosa, tapi koq Dia yang harus mati. Ini pun sungguh sebuah kebodohan. Kesimpulannya; Keluarga Narareth adalah sebuah keluarga aneh dan bodoh karena mereka rela menerima resiko dari apa yang mereka sendiri tidak perbuat, bahkan juga bukan untuk kepentingan mereka sendiri. Lalu, bagaimana bila kebodohan keluarga Narareth ini dilihat dari sisi Allah? Ternyata semua kebodohan itu bermuara pada suatu rencana besar dari Allah, yakni untuk menyelamatkan manusia yang telah berdosa dan memutuskan hubungan dengan Allah. Kalau sampai di sini kita mengerti mengapa Maria, Joseph dan Yesus harus menjadi bodoh, maka apakah kita masih bertahan pada kesimpulan bahwa mereka bodoh? Tentunya  mereka yang mengerti dan memahami bahwa semua pengorbanan di atas demi kita manusia, maka kesimpulan kita akan seperti ini; Wow, sungguh mereka telah berkorban untuk orang lain, untuk manusia, untuk mereka, dia, kau dan aku, maka kebodohan mereka adalah kebijaksaan hidup dan justru inilah yang berkenan kepada Allah.

Pertanyaan lanjut yang kiranya hendak direnungkan yakni; “Mengapa mereka harus memilih jalan kebodohan dengan sebuah pengorbanan diri yang luar biasa? Jawabanya karena mereka memiliki cinta Ilahi dan cinta kepada Yang Ilahi. Cinta yang tidak lagi berpusat pada diri mereka sendiri melainkan pada kepentingan dan keselamatan orang lain. Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa Maria, Joseph dan Yesus menderita dan berkorban karena sebuah cinta yang tak bersyarat. Karena itu, saya selalu suka untuk mengatakan bahwa mungkin setiap orang bisa mengklaim diri sebagai seorang pencinta, tetapi ketika cinta menuntut korban maka tidak semua orang akan bertahan dalam hal mencintai. Mencinta, boleh dan bisa, tapi berkorban, tunggu dulu.

Dengan demikian, untuk benar-benar menjadi seorang pencinta yang mampu berkorban maka kita membutuhkan sebuah kekuatan Ilahi. Rahmat dari Yang Ilahi akan membuat seseorang merasakan bahwa biarpun dia akan disebut sebagai yang bodoh tapi yang dia cari bukan penilain manusia, melainkan menjadi bijak dan berarti di mata Allah. Karena itu, benarlah kata-kata Kitab Suci; “Yang bodoh dalam pandangan manusia, akan menjadi berarti di mata Allah.” Kebodohan manusia adalah kebijaksaan Allah.


Teriring salam dan doa kecilku untuk selalu,

Rinnong

Tidak ada yang sempurna

 Jumat, 17 Desember 2010
Mat.1:1-17; “Tidak ada yang sempurna”


“Ia tahu bahwa kita tidak sempurna dan bahwa dosa tetap
menjadi bagian dari diri kita, tapi Ia tetap mencintai kita,
maka hanya satu tujuan yakni agar kita selamat.”


            Kesadaran diri tentang dari mana kita berasal, dari keluarga macam apa kita lahir, bisa saja mendatangkan kebanggaan bila nenek moyang kita memiliki sikap dan tingka laku yang terpuji di tengah masyarakat, namun bisa juga menjadi sesuatu yang memalukan jika kita tahu dengan pasti bahwa keluarga kita tidak sempurna bahkan tercelah dalam sikap dan tingka laku mereka. Itulah yang dialami oleh Yesus ketika kita membaca sisilah-Nya. Ada tokoh-tokoh agung seperti Abraham, Ishak dan Yakob, tetapi ada juga tokoh-tokoh tercela seperti Daud yang mengambil istri Uria atau Salomo yang akhirnya mengkhianati Yahwehnya dengan  menyembah allah lain.

            Apa yang bisa kita pelajari dari bacaan hari ini yakni kesadaran untuk menerima diri apa adanya, menghormati para leluhur dari mana kita berasal, tetapi juga berjuang untuk mengharumkan nama para leluhur kita. Tidak ada yang sempurna di hadapan Allah. Ini sebuah kepastian. Akan tetapi, jika kita yang tidak sempurna melihat dan merasakan bahwa Allah tetap mencintai kita yang tidak sempurna, yang berdosa ini, maka hendaknya kita sadar bahwa Allah sungguh ingin menyelamatkan kita. Bagi Allah, keselamatan jiwa kita jauh  lebih penting daripada identitas kita sebagai seorang pendosa. Hal yang paling penting dari semuanya itu adalah kesadaran bahwa kita sungguh berarti di mata Allah.

            Semoga lewat bacaan hari ini kita pun sadar bahwa siapapun kita, darimana pun kita berasal tapi misi kita jauh lebih penting dari semuanya itu, yakni mewartakan cinta Tuhan kepada orang lain dalam hidup kita, karena untuk inilah Allah mencintai dan menerima kita apa adanya.



Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Pertobatan lebih penting

Kamis, 16 Desember 2010
Yoh.5:33-36; “Pertobatan lebih penting”


“Persembahan terindah kepada Allah ialah jiwa yang menyesal
dan hati yang remuk redam.”


            Atas nama agama dan Tuhan, banyak orang rela untuk berperang, membakar dan merusak bahkan membunuh sesamanya manusia. Perbuatan seperti ini seakan-akan mengatakan bahwa Tuhan itu lemah sehingga membutuhkan bantuan dan pembelaan dari manusia, ciptaan-Nya. Benarkah demikian yang Tuhan inginkan dari kita manusia?

            Dalam Injil hari ini, Yesus berkata: “Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun yang Ku mau adalah agar Anda selamat, yakni percayalah kepada Dia yang diutus Bapa, yakni Mesias.” Mengakui Dia sebagai Sang Juru Selamat dan berjuang untuk bertobat, serta melakukan perbuatan baik di masa Advent ini, adalah sebuah persembahan indah kepada Tuhan. Yang Tuhan inginkan adalah hati yang remuk redam melalui sebuah tindakan pertobatan.

            Karena itu, baiklah di sisa masa penantian ini, kudatang dan mengingatkanmu sebagai seorang saudara bahwa masih ada sisa waktu untuk sebuah pertobatan. Tuhan senantiasa berada di dalam kamar pengakuan dosa saat ini. Ia sedang menantimu karena Ia ingin memberikan rahmat pengampunan itu secara special untukmu. Kalau Ia selalu di sana, mengapa kita tidak pergi kepada-Nya sekarang juga? Ayo, mari kita manfaatkan sisa waktu ini untuk sebuah pertobatan demi mempersiapkan hati menerima Yesus di hari Natal nanti.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Wartakanlah apa yang telah Kamu dengar dan Lihat

Rabu, 15 Desember 2010
Lu.7:18b-23; “Wartakanlah apa yang telah Kamu dengar dan Lihat”

“Mewartakan apa yang kita pernah lihat dan alami, adalah lebih indah dan terpuji
daripada apa yang cuma kita pikirkan dan bayangkan.”

            Hal bahwa Penyelamat itu akan datang sesudahnya, adalah sebuah kepastian dalam imannya, tetapi siapakah Dia itu, Yohanes sendiri masih harus bertanya agar ia yakin. Itulah yang diperbuatnya ketika ia mendengar segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Yesus. Ia mengutus para murid untuk bertanya kepada-Nya; “Apakah Ia-lah Mesias yang dinantikan ataukah mereka harus mennantikan seseorang yang lain?” Jawaban Yesus; “Pergilah dan katakanlah apa yang telah kamu lihat dan kamu dengar; yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar dan yang sakit disembuhkan.” Semuanya ini menjadi tanda bahwa Dialah Mesias yang dinantikan itu.

            Menjadi sebuah permenungan kecil saja untuk kita sekalian bahwa selama ini kita telah melihat dan mendengar banyak tentang Tuhan, baik dari Kitab Suci, dari para pewarta, pun lewat cerita dan buku-buku yang pernah kita baca. Pertanyaan untuk direnungkan adalah, “apakah kita telah bersedia untuk mewartakan dan menjadi saksi dari iman kita? Yesus membutuhkan para pewarta, tapi lebih indah dan mulia bila kita mampu menjadi seorang saksi dalam hidup kita tentang bagaimana Tuhan mencintai kita.

            Karena itu, aku selalu percaya bahwa menjadi saksi atau menceritakan pengalaman bagaimana Tuhan mencintai kita lebih jitu daripada cuma berbicara tentang Tuhan. Dengan kata lain menceritakan pengalaman nyata akan cinta Tuhan semakin meyakinkan orang lain daripada hal berbicara tentang Tuhan kepada orang lain.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu,

Rinnong

PANAH

PANAH


seorang gadis muda, mengemukakan pengalamannya di sebuah sekolah seminari ... sebuah pelajaran dari Dr. Smith, yang terkenal dengan kerumitannya. Suatu hari Sally masuk ke kelas dan segera menyadari bahwa akan ada sesuatu yang menyenangkan hari itu. Di dinding ada satu papan sasaran yang besar, di meja terletak banyak anak panah.
Dr. Smith meminta setiap murid untuk membuat gambar orang yang tidak mereka sukai atau orang yang telah melukai hati mereka; kemudian mereka akan diperbolehkan melempar anak panah pada gambar tersebut.

Seorang gadis, teman Sally, menggambar wajah gadis lain yang telah merusak barang kesayangannya. Yang lain manggambar wajah adiknya. Sally menggambar wajah teman lamanya dengan sangat detail sampai dia tidak lupa menambahkan jerawatnya. Dia sangat puas setelah melihat semuanya lengkap.

Seluruh isi kelas kemudian berbaris dan mulai melemparkan anak panah, diiringi suara tawa riang. Beberapa di antara mereka melempar anak panah begitu kuatnya sampai merobek sasaran. Sally menunggu gilirannya ... Kemudian dia kecewa, karena waktu sudah habis.

Dr. Smith meminta semua murid untuk duduk kembali di kursi masing-masing. Sambil duduk, Sally memikirkan rasa kecewanya karena belum memiliki kesempatan untuk melempar.

Dr. Smith mulai melepas sasaran dari dinding. Di balik sasaran terdapat gambar wajah Yesus ...

Suasana kelas menjadi hening ... semua murid menatap gambar Yesus yang telah
hancur; seluruh wajahNya berlubang dan sobek bahkan matanya tertembus.
Dr. Smith hanya berkata ... "Apa yang kamu lakukan untuk saudaraKu yang paling hina, kamu melakukannya untukKu". Tidak ada lagi kata-kata, semua mata berkaca-kaca menatap wajah Yesus …

Teman-teman hari ini kita belajar satu hal:
Apapun yang kita lakukan kepada sesama kita, siapapun dan bagaimanapun dia itu sama saja kita melakukannya kepada YESUS …mengapa? Karena YESUS juga disalibkan untuk mereka.

"Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku. MATIUS 25:40.

Tuhan memberkati. 
From: Cahaya Lilin Kecil II

57 Sen

 Seorang anak gadis kecil sedang berdiri terisak didekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia baru saja tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena “sudah terlalu penuh”.
Seorang pastur lewat didekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil itu menangis?

“Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu” kata si gadis kecil.

Melihat penampilan gadis kecil itu yang acak-acakan dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti dan bisa menduga sebabnya si gadis kecil tadi tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu. Segera dituntunnya si gadis kecil itu masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja dan ia mencarikan tempat duduk yang masih kosong untuk si gadis kecil.
Sang gadis kecil ini begitu mendalam tergugah perasaannya, sehingga pada waktu sebelum tidur dimalam itu, ia sempat memikirkan anak-anak lain yang senasib dengan dirinya yang seolah-olah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Jesus.

Ketika ia menceritakan hal ini kepada orang tuanya, yang kebetulan merupakan orang tak berpunya, sang ibu menghiburnya bahwa si gadis masih beruntung mendapatkan pertolongan dari seorang pastur. Sejak saat itu, si gadis kecil berkawan dengan sang pastur.

Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya di daerah kumuh,dan sang orang tuanya meminta bantuan dari si pastur yang baik hati untuk prosesi pemakaman yang sangat sangat sederhana. Saat pemakaman selesai dan ruang tidur si gadis di rapihkan, sebuah dompet usang, kumal dan sobek sobek ditemukan, tampak sekali bahwa dompet itu adalah dompet yang mungkin ditemukan oleh si gadis kecil dari tempat sampah. Didalamnya ditemukan uang receh sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tangan, yang jelas kelihatan ditulis oleh seorang anak kecil yang isinya:

“Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak anak bisa menghadiri ke Sekolah Minggu”

Rupanya selama 2 tahun, sejak ia tidak dapat masuk ke gereja itu, si gadis kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uangnya sampai terkumpul sejumlah 57 sen untuk maksud yang sangat mulia.

Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil ini, sang pastur segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil ini untuk memperbesar bangunan gereja.

Namun Ceritanya tidak berakhir sampai disini. Suatu perusahaan koran yang besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya terus menerus. Sampai akhirnya seorang Pengembang membaca berita ini dan ia segera menawarkan suatu lokasi yang berada didekat gereja kecil itu dengan harga 57 sen, setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu.

Para anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi dan melakukan pemberitaan, akhirnya bola salju yang dimulai oleh sang gadis kecil ini bergulir dan dalam 5 tahun, berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yang fantastik pada saat itu (pada pergantian abad, jumlah ini dapat membeli emas seberat 1 ton).

Inilah hasil nyata cinta kasih dari seorang gadis kecil yang miskin, kurang terawat dan kurang makan,namun perduli pada sesama yang menderita. Tanpa pamrih, tanpa pretensi.

Saat ini, jika anda berada di Philadelphia, lihatlah Temple Baptist Church, dengan kapasitas duduk untuk 3300 orang dan Temple University, tempat beribu ribu murid belajar. Lihat juga Good Samaritan Hospital dan sebuah bangunan special untuk Sekolah Minggu yang lengkap dengan beratus ratus (yah,beratus ratus) pengajarnya, semuanya itu untuk memastikan jangan sampai ada satu anakpun yang tidak mendapat tempat di Sekolah Minggu.

 
Temple babtist Church, Philadelpia
Di dalam salah satu ruangan bangunan ini, tampak terlihat foto si gadis kecil, yang dengan tabungannya sebesar 57 sen, namun dikumpulkan berdasarkan rasa cinta kasih sesama yang telah membuat sejarah. Tampak pula berjajar rapih foto sang pastur yang baik hati yang telah mengulurkan tangan kepada si gadis keci miskin itu, yaitu pastor DR.Russel H.Conwell penulis buku “Acres of Diamonds” - a true story.

Tuhan memberkati.

Indahnya Sebuah Pertobatan

Selasa, 14 Desember 2010
Peringatan St. Yohanes dari Salib
Mat.21:28-32; IndahnyaSebuah  Pertobatan”


“Tuhan tahu Anda seorang pendosa, tetapi bila Anda bertobatmaka yakinlah bahwa selalu ada ruang di hati Allah untukmu.”


            Dosa bagaikan tembok yang memisahkan Allah dan manusia. Apa yang terjadi adalah ketika manusia berdosa, manusia memusatkan perhatian pada dosa-dosanya sebagai tembok itu, sedangkan Allah membuat sebuah tindakan cinta yang luar  biasa, yang menembus tembok dosa itu, dan ingin menyelamatkan si pendosa yang terhalang tembok dosa. Dengan kata lain, ketika manusia berdosa, manusia memusatkan perhatian pada dosa-dosanya, tetapi Allah memusatkan perhatian pada si pendosa; bagaimana Ia harus menyelamatkan pendosa.

            Sederet kata-kata indah menjadi inti bacaan Injil hari ini, yakni: “Para pemungut cukai dan pelacur lebih dulu masuk surga daripada kamu.” Pikiran bertanya dan hati merenung; “Masakah keadilan Tuhan akan seperti itu? Ya! Karena mereka mendengar dan percaya kepada Allah lewat sebuah pertobatan batin yang sungguh. Akan tetapi, saudara dan aku yang merasa diri tidak berdosa, terus menambah dosa karena keenakan untuk berbuat dosa. Mereka merasa berdosa dan akhirnya kembali kepada Allah lewat pertobatan, sementara kita yang merasa diri tidak berdosa berjalan menjauh dari Allah karena perasaan bahwa kita lebih baik daripada para pendosa.

            Bacaan hari ini memberikan pencerahan kepada kita sekalian bagaimana kita harus merintis sebuah tindakan pertobatan untuk kembali kepada Allah. Masa adven masih terbentang luas di hadapan kita; Kamar pengakuan dosa masih kosong dan berdebu; Masih banyak lahan untuk berbuat baik. Karena itu, buatlah niat untuk bertobat, pergilah mengaku dosa dan berbuat baiklah kepada sesama di sisa hari-hari ini sebagai sebuah persiapan batin yang sungguh, yang membuatmu menciptakan sebuah ruang di hatimu untuk kehadiran-Nya.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Ia berasal dari Bapa

Peringatan Sta. Lucia, Perawan dan Martir
Mat.21:23-27; “Ia berasal dari Bapa”


“Ia telah datang dari Bapa, dan pasti akan membawa kembali saudara dan aku kepada Bapa. Tapi, mengapa ada yang tidak percaya kepada-Nya?”


          Mungkin otakku sangat kerdil untuk memahami tindakan sebagian orang Kristen yang memuji Allah Bapa sebagai Allah mereka, namun menolak Yesus sebagai Anak Allah. Pikiran logisku mengatakan bahwa tidak ada kekristenan tanpa Yesus, namun keraguan sebagian orang Kristen akan identitas Yesus dengan sendirinya menjadi tanda keraguan terhadap cara beriman mereka.

            Menentang dan mempertanyakan identitas Yesus sudah ada sejak zaman-Nya Yesus, dan ini tergambar jelas dalam Injil hari ini di mana orang-orang Yahudi mempertanyakan tentang sumber kuasa Yesus. Terhadap keraguan mereka, Yesus membungkam dengan cara bertanya balik tentang pengakuan mereka terhadap Yohanes Pembaptis.

            Mungkin di antara kita tidak sampai meragukan kuasa dan identitas Yesus seperti orang-orang Yahudi dulu sampai sekarang, tetapi apa yang sering kita buat adalah meragukan tentang kuasa-Nya yang mendatangkan mujizat dalam hidup kita. Inilah yang benar bahwa keraguan terhadap kuat kuasa-Nya tidak mendatangkan mujizat. Sebaliknya hanya dengan percaya kepada-Nya maka mujizat itu akan menjadi nyata dalam hidup setiap hari.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Menjadi Saksi

Minggu, 12 Desember 2010
Hari Minggu Advent III
Mat.11:2-11; “Menjadi Saksi”

Ketika Yohanes mendengar segala sesuatu tentang Yesus,
ia menyuruh murid-murid-nya kepada Yesus dan bertanya:
"Apakah Anda orang yang akan datang, atau haruskah kami menantikan orang lain?"


Tolong, dengarkan apa yang Yesus katakan sebagai jawaban-Nya kepada mereka: "Pergilah kembali dan melaporkan kepada Yohanes apa yang Anda dengar dan lihat; yang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta disembuhkan, orang tuli mendengar, yang mati dibangkitkan, dan kabar baik diberitakan kepada orang miskin."

Dengan mengatakan hal-hal ini, Yesus menunjukkan kepada kita bagaimana menjadi seorang saksi dari Kerajaan Allah, yang  tidak hanya dengan kata-kata indah, tetapi lebih baik dengan tindakan kita sehari-hari.

Suatu hari seorang imam marah kepada pembantu pastoran. Ketika saya datang ke sana, pembantu itu  mendekati saya dan berkata:  Romo, sekarang aku tahu alasan mengapa temanmu menjadi seorang imam. Aku bertanya kepadanya; Mengapa? Dia marah padaku, dan aku membayangkan jika ia menikah dengan seseorang dan memiliki anak, mungkin mereka tidak bisa hidup secara harmonis. Aku terus diam dan merenungkan tentang kata-kata sang pembantu itu. Sebenarnya, orang-orang mengakui para imam sebagai gembala mereka, tetapi cara terbaik yang harus mereka  ambil untuk menunjukkan diri sebagai seorang imam, adalah  menjadi "pastor bonus" (seorang gembala yang baik) dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pelayanan di  tengah umat.

Hari ini, Yesus mengajarkan kita bagaimana membuat kehidupan sehari-hari kita menjadi  sebuah persembahan kepada Allah. Seperti Yohanes, bila  kita kecewa karena situasi di mana kita berada sekarang ini, kita bisa merenungkan tentang makna kabar baik yang dibawa oleh Tuhan kita Yesus. Mari kita mengisi waktu kita  dengan bertanya, mendengarkan, melihat, dan mengingat bahwa Yesus, lahir di sebuah palungan, digantung di kayu salib, dan bangkit dari antara orang mati, dan kini hidup dengan Bapa di surga. Allah terus mengatur kehidupan kita dengan rahmat dan keadilan, bertindak dalam waktu sesuai dengan rencana keselamatan-Nya, meskipun penderitaan dan peperangan terus berkecamuk di beberapa bagian dunia kita dewasa ini. Mari kita bertindak dengan iman, bertahan dengan harapan, melakukan semuanya dengan cinta. Lihat bagaimana petani menantikan hasil yang berharga dari bumi, dengan tabah ia menantikan  sampai menerima hasilnya pada waktunya. Anda  pun harus bersabar.


Selamat berhari minggu,

Teriring salam dan doa kecilku untukmu

Rinnong

Resiko Memilih

Sabtu, 11 Desember 2010
Mat.17:9a, 10-13; “Resiko Memilih”

“Benarlah bahwa kita tak bisa berada di dua perahu yang sementara berlayar. Itulah resiko dari sebuah pilihan.
Celakanya, banyak orang ingin menikmati keduanya.”

            Keselamatan itu adalah sebuah pilihan bebas manusia. Semua manusia dipanggil menjadi selamat, tetapi atas tawaran ini setiap manusia bereaksi dengan cara yang berbeda; ada yang menerima namun ada juga yang menolak. Penerimaan adalah jalan lurus kepada Surga, atau setidak-tidaknya berarak ke sana,  sedangkan penolakan adalah juga jalan lurus ke Neraka, kecuali ada pertobatan.

            Bacaan hari ini menceritakan dialog singkat antara Yesus dan para murid-Nya tentang kedatangan Elia. Yesus mengatakan bahwa Elia telah datang namun orang tidak mengakuinya dan lebih suka melakukan apa yang mereka inginkan. Dialah Yohanes Pembaptis.

            Ini pun yang terjadi atas diri kita lewat ajaran bunda Gereja untuk melakukan pertobatan yang sungguh di masa Adven ini. Pertobatan adalah gerbang menuju kepada pengampunan. Sayangnya, orang lebih suka mau menikmati pengampunan tanpa adanya sebuah pertobatan yang sungguh.

            Meskipun demikian, kita masih mempunyai kesempatan untuk berbenah diri dan jiwa di masa Advent ini lewat sebuah pertobatan batin yang sungguh. Semoga Tuhan selalu menambah kemampuan kita untuk melakukan pertobatan.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Menjadi seorang sahabat

Jumat, 10 Desember 2010
Mat.11:16-19; “Menjadi seorang sahabat”

“Seorang sahabat sejati tidak pernah berpikir tentang resiko yang diterima
sebagai akibat dari sebuah persahabatan.”

          Pujian dan penghargaan pasti diterima oleh mereka yang mampu menjadi sahabat bagi  orang yang terpandang dan terhormat, yang namanya baik, punya jabatan dan kedudukan. Akan tetapi, keadaannya bisa berubah bila seseorang mau menjadi sahabat bagi yang miskin, lemah dan papa, apalagi mereka yang dicap sebagai penjahat dan pendosa. Komentar miring pun bisa diterima oleh mereka yang mengambil jalan seperti ini, namun hati yang jujur dalam persahabatan seperti itu akan mengubah pikiran dan penilain orang lain. Inilah yang kita lihat dalam diri orang-orang luar biasa seperti Muder Teresa dari Kalkuta dan Romo Mangunwijaya.

            Pada saat Yesus datang dan hidup di antara manusia, Ia pun memilih untuk menjadi seorang sahabat bagi yang miskin, lemah dan tertindas, bahkan penjahat dan pendosa. Kisah Matius, Zakheus, Maria Magdalena dan lain-lain menjadi contoh nyata yang menggambarkan keberpihakan Yesus kepada mereka. Tujuan Yesus menjadi sangat jelas bahwa orang-orang seperti merekalah yang  membutuhkan uluran tangan dan sebuah persahabatan jujur, yang nantinya mampu membawa pulang mereka kepada Allah. Matius menjadi jembatan bagi banyak pemungut cukai dan orang berdosa yang datang dan duduk makan bersama dengan Yesus; demikian pun Zakheus menjadi  alasan bagi semua anggota keluarganya untuk bertobat. Prinsipnya; Yesus menjadi teman bagi mereka agar membuka jalan baru kepada kesadaran bahwa di hati Allah ada tempat yang cukup untuk setiap orang, khususnya para pendosa, yang miskin dan papa.

            Bacaan hari ini mengajak kita untuk berpaling kepada yang miskin, papa, penjahat dan pendosa untuk memberi secercah harapan bahwa hidup itu tidak selamanya kelam dan tak berarti. Kadang mereka membutuhkan situasi sulit untuk mengubah nasib dan cara hidup mereka. Orang-orang seperti ini membutuhkan perhatian dan cinta jujur seorang sahabat/teman. Mereka membutuhkan cinta seorang sahabat yang mampu mengubah cara hidup mereka, seperti Yesus yang telah datang dan menjadi sahabat bagi para penjahat dan pendosa. Kendatipun Ia bergaul dengan mereka, namun Ia tidak pernah menjadi seperti mereka dalam sikap dan tingka laku mereka. Apa yang sebaliknya justru terjadi bahwa kehadiran-Nya menjadi cermin, menjadi pengubah gaya hidup mereka, sehingga perubahan dan pertobatan pun menjadi tujuan persahabatan mereka. “Segelap apapun gelap itu tapi pasti ia tidak bisa menjadi gelap bila ia berada di tempat yang terang. Sebaliknya, terang tidak bisa menjadi gelap bila ia berkunjung ke dalam rumah kegelapan, karena ia akan menerangi kegelapan itu sehingga yang gelap itu akan menjadi terang. Kita tidak perlu menjadi seorang pendosa dan penjahat untuk membebaskan dan mempertobatkan mereka. Yang mereka butuhkan adalah pertemanan jujur dari seorang sahabat sejati.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Sesaat ketika Engkau Bangga terhadap Imanmu

Senin, 6 Desember 2010
Peringatan St. Nikolaus, Uskup
Luk 5:17-26 ; “Sesaat ketika Engkau Bangga terhadap Imanmu”


“Iman bukan hanya semata soal saya dapat berpikir tentang Allah,
melainkan terlebih bagaimana saya mau menyerahkan diri secara total kepada-Nya.
Lebih dari itu, imanmu bisa mendatangkan mujizat bagi orang lain.”

         
          Bila Anda seorang yang pernah mengajukan proposal dengan permintaan sejumlah uang kepada pihak donatur, maka Anda akan mengerti bahwa terkabulnya permintaanmu bukan tergantung pada Anda melainkan pada pihak donatur. Para donatur pasti menilai atau memiliki kriteria yang jelas, yang harus dipenuhi oleh mereka yang meminta jika ingin mendapatkan bantuan mereka. Resikonya; ada permintaan yang dikabulkan, tetapi ada juga yang ditolak. Kita yang meminta tetapi merekalah (para donaturlah) yang menentukan apakah sebuah proposal layak untuk dikabulkan/dibantu atau tidak.

Demikian pun terkabulnya sebuah doa atau tidak atas salah satu cara boleh dimengerti dalam contoh di atas. Kita  meminta sesuatu kepada Allah untuk kebutuhan kita, atau pun kebutuhan orang lain, namun hal pengabulan doa bukan tergantung pada kita yang meminta melainkan Dia yang memberi. Banyak orang awam menolak untuk mendoakan orang lain hanya karena mereka merasa bahwa mereka tak layak meminta sesuatu kepada Tuhan. Sebaliknya, banyak biarawan/wati yang kepadanya umat memohon didoakan kadang berkecil hati karena permintaan mereka belum bahkan tidak dikabulkan oleh Tuhan. Misalnya; ada umat meminta si romo atau suster untuk mendoakn sanak keluarga mereka yang sakit. Apa yang terjadi? Orang itu seketika meninggal. Apakah doa tidak dikabulkan? Apa yang salah dalam doa permohonan dalam kenyataan kematian seperti ini? Kekeliruan dan kesalahan pandangan tentang doa terjadi karena “yang meminta ingin agar Dia yang kepadanya permintaan diberikan harus mengabulkan doa seperti yang diinginkannya.”  Orang lupa aspek lain dari kebebasan dari pihak yang kepadanya permintaan diberikan, yakni dia bebas memenuhi atau tidak apa yang diminta oleh si peminta. Bukankah Aku bebas memberikan apa yang Aku miliki? Demikianlah kata sang tuan ketika ia memberikan gaji yang sama kepada pekerja yang bekerja di kebun anggurnya.

Yesus memuji iman orang-orang yang berjuang dengan berbagai cara untuk membawa teman mereka yang sakit kepada-Nya agar disembuhkan. Hal yang luar biasa yang dilukiskan oleh penulis Lukas bahwa mereka naik ke bubungan rumah itu, mengeluarkan atapnya dan menurunkan teman mereka di hadapan Yesus. Wow...ini bukan hanya soal usaha manusia melainkan lebih dari itu adalah soal iman. Karena iman maka mereka berjuang dengan berbagai cara untuk menyembuhkan teman mereka. Mereka telah menurunkan teman yang sakit, tetapi mendapatkan kesembuhan atau tidak, bukannya tergantung pada mereka melainkan pada Dia yang kepadanya mereka percayai. Ketika Yesus melihat iman mereka, Ia berkata kepada si sakit; Dosamu telah diampuni. Segera kesembuhan didapatkannya.

Lihatlah, cerita ini dengan jelas mengatakan bahwa iman kita pun bisa mendatangkan mujizat bagi mereka yang memintakan kita untuk berdoa. Kita bukanlah yang menyembuhkan, tetapi iman kita adalah kunci pengabulan doa. Membantu orang lain secara materi pasti tidak dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi hal berdoa untuk orang lain, pasti bisa dilakukan oleh semua orang. Ini sangat tergantung soal kerelaan dan kepercayaan dari kita masing-masing. Semoga bacaan hari ini memberikan secercah harapan bahwa iman yang luar biasa pasti bisa mendatangkan mujizat bagi hidup orang lain, pun dalam hidup kita masing-masing.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Kamis, 10 Desember 2010
Mat.11:11-15; “Gunakanlah sesuai fungsinya”

“Mendengar adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup dan diri seseorang.
Karena itu, mendengarkan Tuhan adalah awal dari
mempersembahkan diri kepada-Nya.”

            Sangat tidak mengenakkan bila seseorang memiliki telinga tapi ia tak bisa mendengarkan dengan baik. Yang lebih parah adalah jika seseorang memiliki telinga dan mampu mendengarkan tapi apa yang didengarkan tidak mampu diolahnya menjadi sesuatu yang baik dalam kata dan perbuatannya setiap hari.

            Hari ini, Yesus menegaskan sesuatu yang penting, yakni “Siapa bertelinga hendaklah ia mendengarkan.” Apa yang didengarkan? Mendengarkan sabda Tuhan adalah awal bagi seseorang untuk mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan, bila apa yang didengarkan, mampu diolahnya dan menghasilkan yang baik dalam kata dan perbuatan.

            Kiranya kata-kata bijak yang lama telah kita dengarkan tapi tetap menjadi bagus untuk direnungkan bisa menjadi bahan permenungan kita di hari ini “jangan cuma mendengar, tapi yang lebih penting adalah mendengarkan.” Kata-kata ini mau menegaskan bahwa mendengarkan dan membiarkan sesuatu yang jahat berlalu adalah sebuah kebijakan jiwa dan otak, tetapi membiarkan sesuatu yang baik, yang didengarkan berlalu tanpa memaknainya, adalah tindakan kebodohan dan ketidak-bijaksanaan. Karena itu, kemampuan untuk membeda sesuatu adalah tindakan kebijakan otak dan jiwa untuk memaknai segala sesuatu yang kita lihat dan dengar setiap hari. Inilah yang pantas kita renungkan hari ini;”Bila sabda Tuhan telah kita dengarkan setiap hari atau setiap hari minggu (bila ke Gereja), apakah sabda itu telah mengubah sikap dan tingka laku kita? “Siapa bertelinga hendaklah ia mendengarkan.”


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Engkau sungguh Berarti

Selasa, 7 Desember 2010
Peringatan St. Ambrosius,  Uskup dan Doktor
Mat 18 :12-14 ; “Engkau sungguh Berarti”

“Jika engkau menyadari betapa berartinya engkau di hati Allah
maka tidak mungkin engkau melukai hati-Nya dengan dosa-dosamu.”

Bila Yesus sedang berbisnis maka contoh yang diberikan sungguh sebuah hitungan yang salah. Masakan hanya demi  satu ekor domba yang tersesat, sang gembala harus meninggalkan yang 99 di padang dan pergi mencari sampai menemukan yang tersesat? Apa yang terjadi ketika yang 99 itu tererai berai sesaat ketika sang gembala meninggalkan mereka? Resiko yang lebih gawat adalah bagaimana jika serigala atau singa datang  menerkam mereka, atau ada orang datang dan mencuri beberapa di antara mereka? Meskipun demikian, di satu pihak, sang gembala percaya bahwa dalam kebersamaan yang 99, pasti tidak akan tercerai berai dan diserang oleh binatang buas selama ia meninggalkan mereka, sementara di lain pihak, yang satu pun sangat berharga dalam hitungannya, bukan hanya karena ialah domba ke seratus yang menjadi angka sempurna dalam kawanannya, melainkan yang satu mempunyai kedudukan yang sama dengan yang 99 di hati sang gembala.

Apa pun tanggapan kita terhadap cara berpikir Yesus, namun satu hal yang mau dikatakan dengan pengorbanan dan resiko yang diambil oleh sang gembala dengan meninggalakn yang 99 dan pergi mencari yang hilang, adalah ungkapan cinta yang luar biasa terhadap setiap domba. Dalam hati sang gembala, setiap domba berarti dan bermakna. Di dalam hati sang gembala, setiap domba mempunyai tempat istimewa yang tak tergantikan oleh domba lain, sekalipun dalam jumlah 99. Ini pun yang ada dalam pikiran dan hati Allah terhadap setiap dari kita. Kita semua diciptakan oleh Allah yang satu dan sama, dan betapa Tuhan menginginkan bahwa setiap dari kita harus menempati tempatnya masing-masing di hatiNya, kendatipun dosa, setiap kali membuat kita terasing dan berlari jauh dari tempat kita di hati Allah.

Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa betapa berartinya setiap dari kita di hati Allah. Bagi Allah,  yang 99 sama dengan satu. Dosa memang memisahkan si pendosa dari Allah, namun setiap kali, Roh Kudus-Nya mengingatkan si pendosa agar berjuang mendapatkan kembali tempatnya di hati Allah, dan perjuangan itu disebut pertobatan.

Sekarang, masa advent masih terbentang luas. Kesempatan untuk bertobat pun ditawarkan oleh bunda Gereja kepada setiap dari kita untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Sang Penyelamat kita Yesus Kristus. Aku senang untuk mengatakan kepadamu bahwa cara terbaik untuk merayakan natal, adalah pertobatan. Pertobatan tidak pernah mengubah hati Allah, tetapi pertobatan mengubah yang berdosa, mendorongnya untuk kembali seperti si bungsu, yang berjuang untuk mendapatkan kembali tempatnya yang telah ternoda akibat dosa dan salah di rumah bapanya. Inilah masa indah, masa yang Tuhan berikan kepada kita semua untuk menyiapkan kandang hati yang asri bagi Sang Penyelamat.


Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,

Rinnong

Popular Posts Widget