PENGINJIL YANG BERBELAS KASIH ( Matius 15 : 29 - 37 )

Belas kasihan terhadap mereka yang miskin, susah, dan menderita itu mudah, tetapi sejauh mana kita digerakkan oleh belas kasihan itu hingga terwujud dalam tindakan menolong mereka

Bagaimana dengan Tuhan Yesus sendiri ( Sang Penginjil Agung ) ?

Perikop hari ini masih merupakan rangkaian dari pelayanan misi lintas budaya. Apa yang Tuhan Yesus lakukan mempunyai tujuan khusus agar murid-murid semakin mengerti misi lintas budaya yang utuh. 

Oleh karena itu, Tuhan Yesus secara khusus memberitahu mereka bahwa hati-Nya tergerak oleh belas kasihan menyaksikan orang banyak yang sudah lelah dan kelaparan setelah tiga hari mengikutiNya

Beliau tidak dapat menyuruh mereka pulang karena mereka akan pingsan di jalan, tetapi ingin memenuhi kebutuhan fisik mereka

Para murid  tidak mempunyai perasaan yang sama seperti guru mereka dan juga tidak yakin bahwa Tuhan Yesus mampu melakukan mukjizat yang sama di lingkungan orang nonYahudi

Pertanyaan mereka, bagaimana dapat memberi orang banyak itu makanan, memperlihatkan keraguan dan ketidak pedulian mereka (33)

Sekali lagi dengan hanya tujuh roti dan beberapa ikan kecil, Tuhan Yesus bersyukur dan melipat gandakannya serta kembali memakai para murid-Nya menyalurkan berkat itu kepada orang banyak

Hasilnya, semua orang dapat makan sama kenyang dan masih tersisa tujuh keranjang besar yang penuh. Setelah Tuhan Yesus mengizinkan mereka pulang, Beliau meneruskan misi ke daerah Magadan 

Tuhan Yesus juga mengharapkan kita menunjukkan belas kasihan dan kepedulian terhadap semua orang tanpa membedakan status, jenis kelamin, suku, dan ras

Kita perlu memperhatikan kebutuhan manusia secara holistik. Bila kita merasa potensi dan kemampuan kita tidak seberapa, jangan cemas, tetapi serahkanlah kepada Yesus

Beliau akan mencukupkan kita untuk menjadi saluran berkat bagi banyak orang. 

Oleh karena itu, selain memberitakan Injil kita juga harus melayani kebutuhan fisik mereka yang menderita agar mereka disentuh oleh kasih Allah yang sungguh nyata di dalam hidup kita sehingga mau percaya Tuhan Yesus.

Masa Adven adalah saat untuk mencermati keberpihakan Allah terhadap ‘nasib manusia’

Akan lebih bermakna kalau kita gunakan juga sebagai kesempatan untuk merenungkan sejauh mana kita juga berpihak pada ‘nasib sesama manusia’, memperdayakan mereka agar hidupnya menjadi semakin memanusia

Salam dan Doa : Sugeng Pramono

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget