Renungan Harian CAHAYA SABDA 31 Maret 2017

Jumat Pekan Prapaskah IV

Bacaan Pertama
Keb 2:1a.12-22 Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati yang keji terhadapnya.

Mazmur
Mzm 34:17-18.19-20.21.23
R:19a Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.

Bait Pengantar Injil Mat 4:4b
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil Yoh 7:1-2.10.25-30
Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Yesus berjalan keliling Galilea;
Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea,
karena di sana orang-orang Yahudi berusaha membunuh-Nya.
Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi,
yaitu hari raya Pondok Daun.
Sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu,
Ia pun pergi juga ke sana,
tidak terang-terangan tetapi diam-diam.

Beberapa orang Yerusalem berkata,
"Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?
Lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa,
dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya.
Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu,
bahwa Ia adalah Kristus?
Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya,
padahal bila Kristus datang,
tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya."

Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru,
"Memang Aku kamu kenal, dan kamu tahu dari mana asal-Ku;
namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
tetapi diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal.
Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia,
dan Dialah yang mengutus Aku."

Mereka berusaha menangkap Yesus,
tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia,
sebab saat-Nya belum tiba.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:
Orang-orang Yahudi yang ingin membunuh Yesus bukanlah orang fasik tetapi  tetapi orang-orang yang gagal melihat pekerjaan baik Yesus sebagai pekerjaan Allah sendiri. Sungguh ironis bahwa Yesus yang mengajarkan keutamaan dan melakukan pekerjaan baik itu justru menjadi batu sandungan bagi mereka. Pengalaman mirip seperti ini kadang kita alami dalam perjalanan hidup kita. Perbuatan kita yang baik, belum tentu baik di mata orang lain. Namun, kita tak boleh mundur. Kita harus mempunyai kekuatan untuk bertahan dalam hal baik dan melakukan sabda Tuhan. Kita sendiri tahu bahwa penghayatan iman yang sempit akan menghasilkan bencana yang tidak seharusnya terjadi bagi diri sendiri dan sesama. Banyak contoh bagaimana orang dapat dengan tega menyengsarakan dan membunuh orang lain yang tanpa dosa atas nama agama.  Sungguh suatu kenyataan yang menyedihkan jika agama dijadikan alasan untuk saling menghancurkan antar sesama. Sebagai manusia yang lemah dan tak berdaya, kita hanya bisa menjadi kuat jika kita selalu didampingi oleh Allah. Maka, baiklah kita untuk senantisa membangun  relasi yang dekat dengan  Allah Bapa yang penuh kasih.

"Cara melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang anda lakukan"

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget