Renungan Harian CAHAYA SABDA 22 Maret 2017

Rabu Pekan Prapaskah III

Bacaan Pertama: Ul 4:1.5-9
Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia.

Mazmur
Mzm 147:12-13.15-16.19-20
R:12a Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!

Bait Pengantar Injil : Yoh 6:63b.68a
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil : Mat 5:17-19
Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu:
Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titik pun
tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,
sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat
sekalipun yang paling kecil,
dan mengajarkannya demikian kepada orang lain,
ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah
di dalam Kerajaan Surga.
Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga."

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:
Secara umum manusia sulit diganggu dari zona amannya; sulit menerima perubahan dan sulit juga menaati tata tertib. Perintah dan hukum kerap dipandang sebagai beban, khususnya bagi mereka yang tidak terbiasa hidup teratur, hidup seenaknya sendiri dan tidak peduli kepada sesama. Perintah dan hukum hanya akan jadi pengurang kebahagiaan dan penghalang kebebasan bagi mereka. Padahal perintah dan hukum bisa menjadikan manusia bebas, damai, dan bahagia. Adanya perintah dan hukum memampukan kita hidup teratur dan berelasi selaras dengan sesama bahkan dengan Tuhan sendiri. Jadi, peraturan dan hukum itu perlu agar kita hidup dalam kedamaian, kebahagiaan dan kebebasan yang sejati.  Keselamatan ini akan tercapai apabila kita menghayati peraturan dan hukum itu. Yesus datang bukan untuk menghapus hukum taurat dan kitab para Nabi, melainkan untuk menggenapinya dengan hukum kasih. Kasih merupakan hukum yang pertama dan utama, artinya hukum yang tertinggi dari segala hukum. Mari kita belajar menerapkan kasih bagi siapa saja yang kita jumpai dalam perziarahan di dunia ini.

"Cinta kasih mengalahkan segalanya"

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget