Jumat Pekan Prapaskah III
Bacaan Pertama Hos 14:2-10
Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami.
Mazmur : Mzm 81:6c-8a.86b-9.10-11b.14.17
R:11.9a Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Bait Pengantar Injil : Mat 4:17
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Bacaan Injil: Mrk 12:28b-34
Tuhan Allahmu itu Tuhan yang esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Sekali peristiwa datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus
dan bertanya kepada-Nya,
"Perintah manakah yang paling utama?"
Jawab Yesus, "Perintah yang paling utama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa.
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati,
dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi,
dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan perintah yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Tidak ada perintah lain yang lebih utama
daripada kedua hukum ini."
Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus,
"Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan,
bahwa Dia itu esa, dan bahwa tidak ada allah lain kecuali Dia.
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati,
dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan,
serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri
jauh lebih utama dari pada semua kurban bakar dan persembahan."
Yesus melihat betapa bijaksana jawaban orang itu.
Maka Ia berkata kepadanya,
"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"
Dan tak seorang pun berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Dunia saat ini semakin individualis. Sering kali kita menjadikan kepentingan pribadi yang egois sebagai sumber dan tujuan dari sikap dan tindakan kita. Orang seperti ini akan sulit mencintai. Sebab dalam pikirannya bukan lagi apa yang harus saya berikan kepada sesama, tetapi apa yang sesama harus berikan kepada saya. Kita ditantang untuk sikap hidup tanpa pamrih, yang terarah pada kemuliaan Tuhan dan kebahagiaan diri dan sesama. Yesus datang untuk menerapkan hukum cinta kasih, cinta kepada Tuhan dan sesama. Jalan satu-satunya seseorang dapat membuktikan bahwa dia mengasihi Allah ialah dengan menunjukkan bahwa dia mengasihi sesama manusia. Hukum kasih mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama manusia bukan hanya sesama umat Kristen tetapi siapa saja yang ada di dunia ini. Mari belajar mengasihi tanpa memandang segala perbedaan yang ada.
" Cinta kasih adalah hukum yang tertinggi, maka biarlah cinta menjadi ratu yang menjiwai seluruh hidup kita."
Bacaan Pertama Hos 14:2-10
Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami.
Mazmur : Mzm 81:6c-8a.86b-9.10-11b.14.17
R:11.9a Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Bait Pengantar Injil : Mat 4:17
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Bacaan Injil: Mrk 12:28b-34
Tuhan Allahmu itu Tuhan yang esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Sekali peristiwa datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus
dan bertanya kepada-Nya,
"Perintah manakah yang paling utama?"
Jawab Yesus, "Perintah yang paling utama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel,
Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa.
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati,
dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi,
dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan perintah yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Tidak ada perintah lain yang lebih utama
daripada kedua hukum ini."
Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus,
"Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan,
bahwa Dia itu esa, dan bahwa tidak ada allah lain kecuali Dia.
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati,
dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan,
serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri
jauh lebih utama dari pada semua kurban bakar dan persembahan."
Yesus melihat betapa bijaksana jawaban orang itu.
Maka Ia berkata kepadanya,
"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"
Dan tak seorang pun berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan:
Dunia saat ini semakin individualis. Sering kali kita menjadikan kepentingan pribadi yang egois sebagai sumber dan tujuan dari sikap dan tindakan kita. Orang seperti ini akan sulit mencintai. Sebab dalam pikirannya bukan lagi apa yang harus saya berikan kepada sesama, tetapi apa yang sesama harus berikan kepada saya. Kita ditantang untuk sikap hidup tanpa pamrih, yang terarah pada kemuliaan Tuhan dan kebahagiaan diri dan sesama. Yesus datang untuk menerapkan hukum cinta kasih, cinta kepada Tuhan dan sesama. Jalan satu-satunya seseorang dapat membuktikan bahwa dia mengasihi Allah ialah dengan menunjukkan bahwa dia mengasihi sesama manusia. Hukum kasih mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama manusia bukan hanya sesama umat Kristen tetapi siapa saja yang ada di dunia ini. Mari belajar mengasihi tanpa memandang segala perbedaan yang ada.
" Cinta kasih adalah hukum yang tertinggi, maka biarlah cinta menjadi ratu yang menjiwai seluruh hidup kita."
0 komentar:
Posting Komentar